Musik terus menghentak dengan keras dan kami makin bersemangat. Lampu berwarna-warni terus saja menyoroti panggung, tepatnya menyorot ketujuh pria multitalenta yang sedang menunjukkan bakat bermusik dan menari mereka di panggung besar sana.
Aku dan para gadis-gadis yang ada disini terus mengacungkan lightstick kami. Kami menyebutnya ARMY bomb. Lagu berjudul DOPE dimainkan, menambah energi kami meskipun sudah satu jam lebih kami seperti orang gila ini. Kami tidak peduli, kami terus bersorak dan bernyanyi mengikuti irama bersama Bangtan Sonyeondan, idola kami.
"Oh, tidak! Rapmon oppa membuat eye contact denganku tadi!" Seru Ha Yeon, temanku.
Aku tertawa dan menahan jeritanku. Dia mendapat eye contact Rapmon oppa, sedangkan aku belum mendapatkan eye contact dari member BTS manapun.
"Benarkah? Wah, kau harus mentraktirku semangkuk jjajangmyeon nanti!" Jawabku tak kalah antusias.
Aku dan temanku tertawa keras dan terus bergoyang mengikuti irama bersama dengan puluhan ribu ARMY lainnya. Kami saat ini sedang berdiri, dan aku bisa merasakan mereka terus mendorongku kedepan. Aku awalnya agak kesal, namun aku mencoba untuk memaklumi.
Ini pertama kalinya aku menonton konser secara langsung seperti ini, ini membuatku agak takut dan gugup. Takut dengan keramaiannya dan gugup karena aku bertemu dengan biasku secara langsung. Aku tahu sangat susah bahkan hanya untuk dilirik beberapa sepersekon saja oleh Bias, tapi setidaknya aku tidak ketinggalan moment mereka.
"Bisa kau geser kedepan, aku tidak bisa melihat mereka!" Pinta seorang gadis dibelakangku.
"Apa? Tapi kursiku disini, kau tidak bisa menyuruhku kedepan, ada banyak orang disana." Jawabku dengan suara yang cukup keras. Suara music dan teriakan yang bising bisa menenggalamkan suaraku yang memang keras. Luar biasa.
"Yang lain saja bisa maju agak kedepan. Mengapa kau tidak bisa?!" Gerutu gadis tadi kepadaku yang tidak kugubris sama sekali. Aku sedang malas berdebat, itu bisa mengubah moodku.
Ketika Rapmon oppa menyanyikan partnya, tiba-tiba saja para gadis-gadis di belakangku mendorongku dengan kencang, dan....
Bugh
"Aw!"
"Tidak bisakah kalian tenang?! Kalian bisa membuat kegaduhan di tempat ini!"
Seorang penjaga memukul wajahku dengan kuat dan membentakku. Aku terjatuh kelantai dan para gadis-gadis itu hanya terdiam. Ha Yeon menjadi panik dan langsung membantuku untuk berdiri. Moodku hancur sudah! Aku terkena serangan mendadak malam ini, ditempat seharusnya aku bersenang-senang.
"(Yn), bibirmu...." Ha Yeon memandangku dengan padangan yang sulit untuk kujelaskan.
"Kenapa dengan bibirku?" Aku mengusap ujung bibirku dan rasa perih seketika menjalar keluruh wajahku.
"Bibirmu berdarah! Kau butuh pertolongan pertama secepatnya!" Ha Yeon berujar dengan panik.
"Tidak apa, aku bisa mengelap darahnya. Aku bawa tissue kok!" Ucapku mencoba untuk meyakinkan Ha Yeon. Rasanya memang sangat perih, namun tentu saja aku tidak ingin melewatkan konser yang telah aku tunggu-tunggu ini. Aku menabung hampir setahun hanya untuk membeli tiket konser VIP ini, hanya untuk berada lebih dekat dengan biasku.
****
"Menurutmu, ini hari yang baik atau hari yang buruk?" Tanya kami ketika berjalan keluar dari tempat kami menonton konser tadi. Konser sudah selesai sekitar lima belas menit yang lalu, namun kami harus mengantri untuk keluar karena padatnya penonton.
"Entahlah, mungkin dua-duanya. Kita hampir kehabisan tiket, tertinggal bus dan terpaksa menggunakan taksi yang mahal, dan sekarang aku dijadikan samsak oleh bodyguard itu." Jawabku seraya tertawa sumbang. Mataku terasa sangat berat, aku bahkan tidak mampu untuk hanya sekitar mengecek sosmedku seperti biasanya.