24

87 6 0
                                    

Andea hari ini mengunjungi cafe milik kakanya, Lucy. Ia mulai bosan di rumah saja, tidak melakukan apapun karena ibunya selalu menolak bantuan Andea dengan alasan Andea perlu istirahat dan berlibur.

"Creamer nya sudah kutaruh di samping tabung isi bubuk cokelat. Ada lagi?" tanya Andea.

"Itu saja sayang, thanks! Kau bisa istirahat di ruanganku."

Andea mendengus sebal. Istirahat, istirahat dan istirahat lagi.

"Apa tidak ada hal lain selain istirahat, eh? Kau dan Ibu sama saja."

Lucy tertawa pelan lalu menepuk ringan puncak kepala Andea yang memiliki tinggi tak jauh berbeda dengannya. "Baiklah, kau ingin melakukan apa?"

"Mungkin, bantu menerima pesanan? Mengantar makanan? Jangan minuman, aku takut tumpah."

Akhirnya sore itu Andea resmi menjadi waitress dadakan di Finest, cafe milik kakaknya. Menerima pesanan, mengantar makanan sampai membereskan meja. Sudah cukup lama Andea tidak banyak berkeringat seperti sekarang ini. Rambut panjangnya yang ia ikat asal sudah sedikit berantakan.

"Excuse me." Seorang pria berwajah bule menegur Andea yang sedang membereskan meja.

Andea mendatangi pria itu lalu tersenyum ramah. "Yes, sir? May i help you?"

"Are you single? You're so beautiful and sexy."

Andea membulatkan matanya, terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba dari pengunjung cafe itu. "Sorry, i think that's inappropriate. Anything else?"

"Just answer me, young lady."

"Sorry, sir, is there any problem with our menu? Personal problem among customer and worker are prohibited here." Lucy datang membantu Andea yang terlihat sudah akan marah-marah dengan pria bule yang mulai tidak sopan itu.

Pria itu lalu mengatakan nothing, melambaikan tangannya meminta Andea pergi dan terakhir meminta maaf pada Lucy.

"Itu yang menjadi masalah kenapa aku keberatan kau menjadi waitress disini. Biasanya mereka tidak malu tanya soal itu," ujar Lucy pada Andea.

Andea kini sedang bersandar di pantry, meneguk jus strawberry favoritnya lalu mendesah panjang. Ini adalah hal yang cukup baru baginya. Tidak ada pria yang pernah se-to-do-point itu padanya sebelum ini.

"Tapi aku bosan kalau hanya diam saja. Aku dilarang Ibu membantu di rumah, Mona dan Cia juga melarangku menyentuh tugas kantor, kau pun juga sama. Lalu aku harus apa?"

"Makanya, punya pacar, Andea! Kau ini terlalu sibuk kerja sih."

"Dia tidak suka padaku, lalu bagaimana?"

Lucy terkekeh. "Cari yang lain. Yozevan bagaimana?

Andea mendengus. "Rambutnya dicat, ada piercing dan bertato. Bad boy bukan tipeku."

"Tapi dulu kau menyukainya."

"Yah, sebelum akhirnya dia jadi artis dan berubah."

*****

"Shannon, apa benar Tristan dengan Fe di Bali bersama?"

Shannon menyendok mac n' cheese buatannya lalu tersenyum sumringah. Rasanya sudah jauh lebih baik.

"Yap, Mom. Mereka sudah disana beberapa hari. Kenapa?"

Mia Frederick mendekati Shannon lalu bersandar di pantry. "Apa mereka sudah resmi pacaran?"

Groovy GuiltyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang