SEBELAS

79 8 0
                                    

                 

Laki-laki dengan kacamata hitam itu menjadi pusat perhatian orang-orang disekitarnya. Coat hitam yang melekat ditubuhnya menjadikan ia terlihat sombong dengan tubuh yang professional. dia tersenyum, melihat wanita dengan kaki jenjang dan kulit putih pucat sedang berpose sesuka hatinya. Dia menikmati tatapan wanita itu fokus pada kilatan cahaya flash, dan melepar senyum kepada sang photographer yang membiarkannya selesai untuk pemotretan.

Awan, dia menghampiri Sakura yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Awan melentangkan tangannya, dan mata wanita yang baru saja turun dari stage membesar dan sedikit berteriak kegirangan.

"heeeeyy" sapa sakura, dia masuk kedalam pelukan awan dengan segera. laki-laki yang sudah lama dikenalnya itu membuatnya terkejut karena dia datang.

"masih suka ini" awan memberikan bucket bunga lily yang terbungkus cantik pada sakura.

"aaaah, selalu" kata sakura, dia memeluk laki-laki itu sekali lagi.

" oh my god, my ganteng eyke aduuuhhhh" Agit menghampiri awan yang membiarkan sakura pergi untuk mengganti pakaiannya.

"oit, apa kabar?" awan tersenyum pada Agit.

" eyke makin semok boo, pusing kepala ini udah minum obat pelangsing dari arab, dari usa, dari china. Tetep aja eyke gini duh" Agit menjawab dengan cepat, dengan gaya kemayu yang dikeluarkannya.

"hahahaha, jadi rencana buat ngalahin cantiknya Raisa Adriana ( Top singer) masih gagal?" kata Awan.

"Gagal booo, padahal suara eyke gak kalah merdu. Lumayan lah, bikin keran air macet jadi nyala lagi kalau eyke nyanyi di kamar mandi."

" oke, oke. Gue cuma bisa mendukung lo untuk terus semangat kurus deh"

" ember cyin, eh sampai kapan di sini?"

" sampai ada yang bikin gue balik lagi ke London" jawab Awan, dia melihat sakura sudah selesai menyiapkan dirinya untuk pergi. Awan melambaikan tangannya dan mengahampiri sakura, Agit membiarkan mereka pergi.

" Hem, gak banyak yang berubah. Cuma warna dinding dan beberapa koleksi kamu aja yang tambah banyak" awan duduk di kursi taman yang berada di butik Sakura, lalu meneguk minumannya.

" harus berubah memangnya?" kata sakura yang duduk dihadapannya.

" ya, mungkin sedikit ditata ulang. Ditambahin meja-meja kecil untuk simpan aksesoris" kata awan, dia menyentuh tangan sakura, lalu meraihnya.

" jadi, bukan cuma butik yang harus di tata ulang. Hati kamu juga perlu ditata ulang, untuk menerima aku sepenuhnya dan kamu pasti tau apa yang aku mau. sa, menjadi designer aja udah cukup " setelah meraih tangan sakura, Awan menyentuh pipi wanita yang masih menatapnya itu.

" Awan, aku gak bisa" kata sakura, dia meraih tangan itu.

Sakura berjalan menuju lift untuk ke unitnya, ada banyak perasaan yang ia bawa, tentang Awan yang datang menemuinya, seperti biasa. Ketika awan datang untuk memberikan dukungan dan bantuan jika Awan bisa, untuk pameran fashion yang diikuti oleh sakura. Tapi, ada hal yang lain yang Awan bawa. Dia membawa permintaan, agar sakura menerima hatinya. Hanya untuk dirinya, dan tidak untuk pekerjaannya sebagai model.

" Heey" Sam menyapanya, menyapa sakura yang akan masuk ke dalam lift.

" biar aku bawa, ah apa ini berat juga. Aku yakin deh beberapa menit lagi tanganmu pasti putus" kata sam, dia mengambil kotak yang dipangku sakura. Lalu keduanya masuk ke dalam lift yang sama.

"oh, hai sam. Lebay deh, itu isinya bukan beton" jawab sakura.

" hahahha, pasti sih bukan. Soalnya kalau ini beton aku juga gak akan kuat bawa" kata sam lagi, lesung pipinya terlihat jelas saat ia tersenyum.

" tapi kalau aku minta tolong kamu angkat beton, kamu mau?"

"mau apa?"

"angkat, sam"

"enggak ah"

"kenapa?"

"berat"

"cih"

"hahahha"

percakapan keduanya, disaat sakura sedang lelah dan entah ingin memulai pembicaraan pada siapa saat ini. Dia memang membuthkan laki-laki yang sedang disampingnya ini.

"yeay, udah sampe" seru sam.

" ah, mau di angkat sampai unitmu?"

"sa, ini beneran berat loh"

"ini isinya apa yah by the way"

sakura menatap sam, menatap laki-laki itu yang terus mengoceh, seakan dia tidak canggung lagi dengan sakura. Seakan dia mengingat dan mengenal sakura pada mestinya. Jika saja sam adalah di enam tahun lalu, dan masih seperti itu. Mungkin sakura akan memeluknya sekarang, bicara soal seseorang yang membuatnya tertekan. Berbicara tentang kelelahannya beberapa pekan. Dan mengatakan rindu padanya, pada sam. Samudra.

"sa, are you oke?" kata sam, dia menatap sakura lagi. Meyakinkan wanita yang melamun dihadapannya dapat mendengar da menyimak pembicaraannya.

"eh, sorry. Oh itu sample kain untuk aku rapihin dan memang sedikit tebal dan banyak, jadi berat. Dan ya aku sedikit butuh temen buat bicara ini itu dan" kalimat sakura terhenti. Dia tidak memilih untuk melanjutkannya.

" ah gini, aku punya makanan dari Ibu dan kalau kamu mau. Kita bisa makan sama-sama"

"dan, by the way ini berat. Aku bisa taruh di unit kamu dulu?" sam tersenyum sedikit. Dan disusul oleh tawa kecil sakura.

sakura sudah berada di unit sam, unit sebelahnya yang baru pertamakali ia lihat. Dia duduk di sofa panjang menghadap kaca besar yang dari posisinya kini terlihat city view.

"ih, ko rumahmu punya jendela besar disini sih. Curang" kata sakura, dia menaikan kakinya ke sofa. Menunggu sam selesai membuatkannya minuman.

" hahahaha, tapi di kamarku gak ada" jawab sam dari dapur. Suaranya terdengar agak jauh.

" loh, kamu lebih suka jendela ini di kamarmu maksudnya?" kata sakura lagi, dia masih menikmati city view dari posisinya sekarang. Entah apa yang dirasakannya, tapi sakura begitu senang. Padahal dia bisa menikmati hal seperti itu di kamarnya, tapi berbeda dengan saat ini dia merasa hatinya terasa begitu hangat.

" ya, karena aku lebih sering memikirkan sesuatu pada malam hari di kamar" kata sam sambil berjalan menghampiri sakura dan membawa cangkir berisi chocolate panas.

" cuman ada ini, cokelat instan gak apa-apa kan?" katanya lagi. Dia meletakannya di meja, dihadapan sakura. Lalu duduk disampingnya.

" ini lebih enak, daripada jamu yang dikirim mamamu sam hehehe" kata sakura, Lalu sam tersenyum. Makanan dari Ibunya yang ditawarkan oleh sam sebelumnya adalah Ayam yang dibumbui rempah temulawak dan teman-temannya sejenis tanaman herbal yang sangat dibanggakan oleh ibunya sam untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Dan sakura mengeryit, lalu menolak untuk memakannya.

" mamaku emang maniak makanan sehat, dan ya gitulah jadinya. Yang menurut dia punya khasiat tersendiri pasti dibuat" kata sam, sambil ikut melihat ke arah jendela.

" terus itu makanannya mau kamu apain?"

"aku kasih Agil kalau kesini"

"Agil suami Maura?"

"hem, iya. Soalnya dia suka"

" wow hebat ya dia"

"iya, makanya rambutnya lebat. Mungkin karena dia sering makan, makanan mamaku. Jadi bukan daya tahan tubuhnya yang meningkat, tapi malahan rambutnya"

"lagian, si pacar aja gak suka kok Agil sendiri yang suka" katanya lagi.

"terus mamamu tahu gak kalau Agil suka"

"tau, makanya mamaku lebih sayang sama Agil ketimbang sama aku kalau soal makanan sehatnya itu" jawab sam.

"hahahhha" sakura tertawa, dia senang. Sam begitu membuatnya ingin terus mendengarkan apa yang tidak ia ketahui selama mereka tidak saling bercerita. Rasa risau yang dirasakan sakura memudar, mendengar cerita tentang sam dan melupakan tentang Awan.

Kamu (lebih indah dari sebuah rindu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang