Hates'23

41 4 0
                                    

Zoella bangun dengan keadaan mata bengkak.
Semalam, ia bermimpi bertemu dengan Arthur.

Zoella tersenyum kecil, segera ia membersihkan diri, lalu memutuskan untuk berolahraga karena hari ini hari sabtu.

"Zoe" panggil Clara masuk ke dalam ruang bawah tanah.

Zoella mengacuhkan panggilan dari mamanya.
Ia terlalu sibuk dalam menggempur samsak dengan pukulan-pukulannya yang bertubi-tubi.

"Zoe" panggil Clara lagi.

"Eh Iya ma?" Kali ini Zoella mendengar panggilan Clara.
Dan ia duduk di sebelah samsak yang masih bergoyang kesana-kemari karena pukulan terakhir Zoella yang bergitu kencang.

"Kamu kenapa? Mama perhatiin kayak ada sesuatu yang mengganjal di pikiran kamu?" Tanya Clara mengelus rambut Zoella lembut.

"Gak, Aku gak kenapa-kenapa kok, ma"

"Kok?"

Zoella tersenyum tipis, "mama kangen sama Kak Arthur, gak?" Tanya Zoella balik.

"Kenapa nanya kayak gitu"

Zoella mengedikan bahunya, tanda tidak tahu. "Ya, nanya aja."

Clara terdiam, memikirkan sesuatu.
"Siapa sih, orang yang gak rindu sama kamu, Ar? Kamu pergi terlalu cepat. Semua orang masih membutuhkan kamu," batin Clara berbicara.

"Ma?" Panggil Zoella menyadarkan mamanya.

"Eh, iya, kok mama jadi ngelamun juga ya?" Clara tersadar dari lamunannya dan tertawa parau.

Setelah itu, sepasang anak dan ibu ini sama-sama terdiam, larut dalam hati mereka masing-masing.

Diam-diam, kekosongan itu masih ada. Dia hanya bersembunyi, namun tidak menghilang.

"Semalam Zoe mimpi Kak Arthur," ucap Zoella lemah dengan pandangan nanar, entah Clara mendengar Atau tidak.

"Tess...," tetes air mata membasahi pipi Clara dan Zoella.

Kekosongan di hati Zoella maupun Clara membuat rasa itu kembali lagi, dan kali ini lebih ekstrim dari biasanya.

Kerinduan itu pasti ada setiap orang 'pergi' meninggalkan kita. Terkadang, kerinduan itu bisa ditampis dengan cara berbagai macam cara, sehingga kita lupa sesaat.
Tapi, cepat ataupun lambat, kerinduan itu pasti akan kembali. Karena ia hanya 'bersembunyi', bukan 'menghilang'.

"Zoe, kita ke makam Kak Arthur, yuk?" Ajak Clara setelah lama terdiam.

Zoella mengangguk lemah.

30 menit kemudian, mereka pun sampai di makam Arthur.

Pusara berukirkan nama anak laki-lakinya membuat Clara menangis lebih kencang.

Zoella sibuk menenangkan mamanya, walaupun air mata juga terjatuh dari kelopak matanya.

"Ar, gimana keadaan kamu disana? Baik-baik aja kan?" Tanya Clara disela-sela isakkannya.

Hanya hening yang menjawab pertanyaan Clara.
Zoella mengelus-elus pundak mamanya, untuk menenangkan Clara.

Zoella tidak mengucapkan sepatah kata pun, hanya air mata yang terus mengalir membasahi wajahnya.

"Kami rindu kamu, Ar" kata Clara lagi, kini ia lebih tenang dari sebelum nya.

Clara maupun Zoella memandangi batu nisan berukir nama Arthur lamat-lamat.

Tak lama kemudian, mereka pun memutuskan untuk pulang ke rumah, setelah selesai memanjatkan doa untuk Arthur.

Hates (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang