First Sight

52 1 2
                                    

Saat pertama kali berpacaran dan menjalin hubungan selama dua tahun dengan Yuke, pertama kalinya pula Rony merasakan sakitnya patah hati karena mengetahui Yuke berselingkuh dengan salah satu teman lelakinya. Yuke memang terkenal mempunyai banyak teman lelaki, sehingga mungkin bukan hal yang mustahil jika ia tertarik dengan salah satu di antaranya

"Kamu terlalu posesif," Yuke berdalih.
"Tapi itu bukan alasan untuk berselingkuh," kilah Rony. "Kalau kamu memang sudah nggak menginginkan kita bersama lagi, bilang aja terus terang. Bukan begini caranya."

"Kamu juga terlalu mengatur hidupku," Yuke masih saja berkelit.

Rony terkesiap. Ingin membalas perkataan Yuke namun mulutnya membeku. Akhirnya, ia membiarkan Yuke berlalu begitu saja dari kehidupannya tanpa banyak kata lagi.
Namun karena yang dialaminya adalah pengkhianatan yang tak diinginkannya -terlebih dilakukan untuk pertama kalinya oleh pacar pertamanya- Rony tak membiarkan sakit hatinya melewatinya tanpa permisi. Berdalih membalas Yuke, ia berpura-pura pacaran dengan Meta. Dan ternyata cukup ampuh, Yuke menyatakan penyesalannya. Cowoknya yang sekarang tak lebih baik dari Rony. Namun Rony tak memberikan mantan kekasihnya itu kesempatan untuk kedua kalinya.

Meski dengan berpura-pura pacaran dengan Meta menguntungkan Rony, namun itu menjadi hal yang merugikan bagi Meta. Begitu santernya kemesraan hubungan mereka tak pelak membuat cowok Meta cemburu. Sehingga, secara diam-diam Meta mengakhiri hubungannya dengan Rony. Rony pun kembali patah hati. Karena meskipun ia tidak serius berhubungan dengan Meta, diputuskan sebelah pihak oleh seorang perempuan membuat harga dirinya terasa dipermainkan.

"Awas, Ron!" seru Raga memperingatkan saat Rony melewati lantai goa yang licin. Terlabat, Rony terpeleset. "Ngelamun lagi. Udah, lupain aja si Marsha itu!"

Rony menyeringai. Raga selalu bisa membaca pikirannya. Meski benar sedang memikirkan para mantannya, namun tebakan Raga masih meleset. Mantan yang sedang dipikirkannya belum sampai ke Marsha.

Marsha adalah adik tingkatnya di fakultas kehutanan, sekaligus juniornya di mapala kampus. Mereka berpacaran hanya enam bulan karena Marsha tidak tahan dengan kesibukan Rony yang menjabat ketua II di mapala.

"Siapa yang mikirin Marsha?" Rony mengelak sambil berdiri.

"Taulah siapa yang lagi elo pikirin. Tapi yang jelas, pending dulu bayangan mereka, karena kita berada di tempat yang bisa mengantarkan ke ambang hidup dan mati."

Rony mengikuti Raga melanjutkan perjalanan mereka yang tertinggal, karena selama perjalanan Raga sibuk hunting foto. Ditambah insiden Rony yang terpeleset di lantai goa.

"Ron, pengen tau nggak, gimana caranya mengetahui siapa cinta sejati kita? Daripada elo sibuk menerka-nerka siapa jodoh lo," tanya Raga.

"Gimana?" Rony terpancing.

"Inget aja siapa orang pertama yang bisa memacu detak jantung elo saat pertama kali melihatnya. Gue yakin dia juga akan ingat itu selamanya," katanya yang entah benar apa salah. Namun yang jelas, tumben sekali kawan satunya itu memberi nasehat yang bijaksana.

Sambil berjalan, Rony mencoba merunut kembali masa lalunya,sekaligus mengetes saran Raga. Masa sebelum Yuke pertama kali mengisi hari-harinya.

MOS SMP hari pertama. Rony duduk di bangku nomor tiga dari depan, dan ia duduk di bangku nomor tiga dari samping. Rony bertumbukan dalam tatap saat ia juga tak sengaja menoleh ke arahnya. Saat itulah Rony merasakan aliran listrik jantungnya melecut lebih dari tegangan yang telah ditetapkan.

"Fira..." desis Rony.

"Apa Ron?" tanya Raga.

"Ah, enggak..." Rony mengelak. Benar kata Raga, dan nanti saja aku memikirkannya, batinnya.

Dongeng Sang PuteriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang