Ada yang mau beli BROTHER VERSI TAMAT?
E-book/pdf transfer 👉 30.000
Pulsa👉35.000
Minat? DM wattpad saya dulu, baru transfer
Versi cetak 👉 69.000
Minat? Ke bukalapak atau tokopedia.
Cara searchnya: Novel Brother
Covernya yang ada di mumedBibirnya ia kulum dengan keras, sedangkan matanya bergulir dengan resah dari trotoar satu ke trotoar yang lainnya. Ali menelan ludah, ia menggigit bibir bawahnya saat indra keenamnya terus saja menampilkan adegan dimana adiknya hanya berjalan dengan tatapan hampa yang menatap lurus-lurus kedepan.
Setelah mendapatkan sentakan CARI ADIK KAMU! dari Maminya, Ali langsung tersadar dan berlari menuruni tangga. Ia lalu memasuki mobilnya yang ternyata habis bensin. Ali harus bersumpah serapah dan terpaksa menggunakan mobil milik sang Ayah. Tentunya, itu memakan waktu dengan harus berlari lagi ke dalam rumah dan meminta kunci mobil Papi yang ternyata berada di kamar orangtuanya. Ali lagi-lagi harus berlari ke atas dan mengobrak-abrik laci Papinya untuk menemukan kunci mobil. Dan sialnya, ternyata kunci mobil yang sedari tadi Ali cari berada di dalam jaket kulit milik Papinya. Lagi dan lagi, Ali harus bersumpah serapah karena kembali memakan waktu yang sangat banyak hanya untuk mencari kunci mobil.
Namun, disinilah Ali. Dengan menggunakan mobil matic milik Papinya yang memiliki wangi lipstik sang Ibunda, ia mengkhawatirkan keadaan Prilly yang tanpa air mata sama sekali. Ali lebih khawatir jika Prilly tidak menangis sama sekali. Karena Ali tahu, disaat Prilly menangis, beban yang dipikulnya tidak terlalu menyakiti hatinya. Namun, jika yang Prilly lakukan hanyalah diam menanggapi masalahnya, itu berarti, masalah yang dihadapinya membuat dunia seolah memusuhinya.
Dan itu mengkhawatirkan. Jika kalian perhatikan dari awal, Prilly adalah seorang gadis yang cengeng. Jadi, melihat cewek itu tidak menangis layaknya bayi malah membuat Ali bertanya-tanya tentang apa yang Prilly pikirkan.
Ali menginjak rem dengan cepat saat penglihatannya berhenti sampai ketika dimana Prilly bersandar pada sebuah pohon beringin yang terdapat di sisi trotoar. Sadar jika yang ia lihat bukanlah penglihatan masa lalu, Ali membuka seat beltnya dan langsung meloncat turun dari mobil sesaat setelah ia mematikan mesin mobil.
Ia berbalik, dan melihat Prilly yang kini berjongkok dengan tangan yang memeluk kakinya sendiri.Ali berjalan perlahan ke arah Prilly. Matanya menatap lurus-lurus pada tubuh mungil yang kini terlihat rapuh dipenglihatannya. Langkah Ali makin memelan, sadar jika dirinyalah merupakan sebuah duri yang selalu menusuk hati rapuh itu hingga pada tahapan yang sangat rapuh.
Rahang Ali mengeras. Ia menggertakan giginya saat jaraknya dan Prilly makin menipis. Kakinya lalu berhenti melangkah, memberi jarak 10 langkah dari tubuh rapuh itu. Yang Ali lakukan kini hanya diam, memperhatikan adiknya dengan dalam, meneliti seluruh tubuh Prilly untuk mencari luka di fisiknya. Namun, yang Ali temukan hanya tatapan hampa Prilly. Tatapan yang menunjukan bahwa rasa sakitnya tidak dapat ditemukan dan hanya ada di balik tulang rusuk Prilly.
Dan tubuh Ali terasa kaku saat Prilly mengangkat wajahnya dan menatap Ali dengan dalam. Bibir mungil cewek itu hanya menutup. Namun, tatapan matanya seolah mengatakan jika ia butuh pelukan dan butuh Ali berada di sisinya.
Ali menghela napas panjang. Ia menelan ludah, menyiapkan dirinya untuk berhadapan dengan Prilly. Kakinya lalu kembali melangkah, sedikit mendapatkan sebuah keyakinan dalam dirinya saat mata bulat itu terus menatapnya.
Kini, Ali berada di hadapan Prilly, berdiri dengan tubuh yang kaku luar biasa. Melihat tubuh Prilly yang hanya dibaluti oleh sebuah kain kaos, Ali membuka jaketnya, lalu sedikit membungkuk dan melilitkan jaket itu pada punggung Prilly. Saat Ali akan menjauhkan tubuhnya, tangan Prilly yang menarik kerah kaos Ali membuat pergerakannya terhenti. Keduanya terdiam dalam keheningan malam yang sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother✔
Fanfiction[repost] "Gue memang egois. Jadi wajar kalo gue punya keinginan kuat buat miliki lo. Tapi, disaat kebahagiaan lo bukan buat gue, gue bisa apa?" -Prilly "Kalo gue boleh milih takdir, gue lebih baik jadi seseorang yang gak penting bagi lo. Karna gue y...