1. "Stock Pacar-pacar" , "Teman-teman"

8 0 0
                                    

***)

"Mul, udah bikin PR IPA ?" , Juni sahabat Muli dengan suara melengkingnya bertanya . Plis deh Jun! kalian itu chairmate yang jarak duduknya bahkan ga sampe selangkah jauhnya harus banget ya teriak teriak. Batin Muli protes.

"lah anjir, ada PR ?" Muli yang tadinya berniat tidur - padahal baru datang, langsung merasa matanya segar lagi. Asli, bukannya bagaimana tapi guru IPA di sekolah mereka itu termasuk  guru egois yang suka masuk ke kelas sebelum bel berbunyi alias korupsi waktu - ya, bukan korup sih tapi bagaimanapun itu sangat tidak bagus bagi murid, terutama murid-murid yang hobi protes atau apalagi tipe-tipe seperti Muli. Kasian atuh , sudah harus sekolah, jadi guru privat sesudah sekolah , harusnya jeda 10 menit sebelum bel berbunyi bisa jadi surga untuk Muli dan individu lain yang sejenis Muli. Yah Minimal untuk berleha-leha sedikit lah.

"Ada lah Muuuull , itu yang halaman 43 Romawi 1 , 1-15 . Pasti kamu pulang malem malem lagi. Udah berapa kali aku bilang, jangan forsir diri buat ngajar, tambah uang boleh tapi mbok yo diinget kalo kamu itu ya murid juga. Jangan bobok malem malem, jaga kondisi.  Ini aku udah, mau pinjem gak?" tawar Juni.

Ya mereka memang se-so-sweet itu dan Juni memang se-perhatian itu pada Muli mengingat persahabatan mereka yang lebih dari 5 tahun dan Juni yang sudah mengetahui semua tentang Muli. "Aku - kamu" bahasa mereka itu sudah jadi bukti seromantis apa hubungan mereka. Begitupun Muli, Mulai dari warna sampai stock pakaian dalam masing masing mereka sampai hapal. Ga gitu sih, hehe. Tapi memang agak nyeleneh kadang, tapi percayalah mereka normal, bahkan Juni punya pacar dan mereka sudah berhubungan kurang lebih 3 tahun lamanya. Kalau Muli jangan di tanya, jika Juni punya "pacar" , maka Muli punya "stock pacar-pacar" tapi sayangnya Muli tidak peduli tentang hal-hal seperti itu, baginya pacar hanya bagai ATM berjalan yang dia baik-baikin pas ada maunya doang. Tidak, Muli tidak doyan selingkuh, dia hanya tidak pernah berada di posisi single alias jomblo. Karena kabar jika Muli sudah putus dengan pacarnya akan cepat sekali tersebar, dan besoknya pasti ada laki-laki di sekolah mereka yang mengajak Muli pacaran. Dan ajakan itu pasti diterima oleh Muli. Muli memang tidak pernah menolak siapapun yang mendekati atau mengajaknya pacaran duluan. Dan ada rule tidak tertulis yang sudah diketahui oleh laki-laki yang ingin memacari Muli. Bahwa Muli tidak punya banyak waktu untuk bermesraan, dan jika siap menjadi pacar Muli, berarti siap menjadi ATM berjalan nya. Tidak, Muli tidak glamour tetapi, mereka para laki-laki yang berpacaran dengannya selalu merasa bertanggung jawab lebih untuk membahagiakan Muli lewat materi. Muli memang berfikir bahwa ini sebuah keuntungan, tapi dia tidak pernah sedikitpun berharap apalagi meminta dibelikan sesuatu oleh pacarnya. Dia tidak meminta ataupun menolak. Sosok mandiri, pekerja keras dan dingin dari Muli inilah yang mungkin membuat Laki-laki yang menjadi pacar Muli selalu ingin memberi lebih. 

"Ga deh, aku bikin sendiri aja. Masih gampang." Sahut Muli sambil membolak balik buku paketnya dan mulai mengerjakan dengan lancar.

"Mul , ada titipan buat elo nih . Widih ada coklat sama bunga nya. Perasaan baru kemaren lo dapet ginian, sekarang dapet lagi. Kasih gue ya Mul?" Cerocos Edelyn , Teman dekat Muli sambil meletakkan surat dan bunga yang dimaksud di meja Muli , lalu mengambil coklat silverqueen yang datang bersama surat tadi dan hendak memakannya, bahkan sebelum Muli mengiyakannya.

"Eh, aspal! ga bagi-bagi sama temen." kata Diana sambil mengeplak kepala Edelyn asal. 

"Dih, kalian kayak ga pernah makan." Diandra - yang paling judes dan cerewet dari semuanya merampas coklat yang tadi dipegang. Diana dan Edelyn cuma bengong doang. Iya. Bengong. satu detik , 2 detik , baru mereka sadar dan adegan rebutan pun terjadi lagi. 

Sampai akhirnya , "Woy, Berisik lo pada! Sini buat gue aja biar cepet. Mul, gue makan ya-Iya makan aja Wik-oke thanks Mul." Wika, cewek langsing tinggi dengan entengnya merebut coklat keramat itu dan langsung memakannya. Yang lain cuma bengong , Juni cuma geleng-geleng sedangkan Muli sendiri belum ngerespon dan masih fokus sama PR nya. 

2 menit berikutnya barulah Muli menanggapi saat Wika lagi asik-asiknya mengunyah dan teman lainnya cuma bisa memandang mupeng kecuali Juni yang mungkin lebih rasional 

"ati-ati ada santetnya, 3 hari lalu kucing bu kantin jadi korban. Mati ditempat" kata Muli datar sambil nutup buku tugasnya. Sudah selesai rupanya.

Semuanya langsung diam, lalu 5 detik kemudian baru mereka sadar dan langsung ngakak koprol, kecuali Wika yang misuh misuh sambil ngebuang coklat yang tinggal  separuh jauh-jauh.

masih di sela tawa Edelyn bertanya "Anjir, kucing bu kantin mati ditempat gara gara lo kasih makan coklat dari fans lo?" 

"Gara-gara ketabrak motor."

Mendadak hening, lalu semua yang terlibat tadi kembali satu persatu ketempat duduk mereka. Rasanya terlalu lemes buat marah sama Muli, kecuali Juni yang masih cekikikan melihat teman-temannya yang kompak memasang tampang cengo. Mau kesel juga bagaimana. Wong yang ngomong itu Muli.



*hallu-hallu~ 
okay jadi ceritanya aku munculin beberapa tokoh figuran yaitu Novi, Ayu, Dwik, Rika dan Okta. Jadi mereka itu temenan akrab, kecuali Okta yang statusnya agak lebih tinggi karena Okta itu sahabatnya Muli.

mungkin nanti ga semuanya kubahas, mengingat aku yang sibuk ngantor dan kuliah xD 

Kuusahakan aku bakal nyinggung  tentang Okta juga disini, Tapi tetep dengan Muli sebagai porosnya, yaiyalah yawlooh yang punya lapak kan Muli.

Doain aja aku punya banyak waktu senggang..
see yaaaa~ <3  

Mulier-FortisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang