Dangerous

38 1 0
                                    

Bel istirahat berbunyi, Yoonji dengan segera pergi ke kantin karena perutnya sudah bernyanyi minta diisi. Ia memesan makanan, setelahnya mencari tempat yang sekiranya cocok dan jauh dari keramaian. Akhirnya ia duduk di meja yang terletak di ujung kantin, tempat yang jarang terjamah orang lain. Ia lebih suka sendiri dibanding harus berbincang-bincang tidak jelas dengan gadis-gadis itu, karena pasti omongan mereka terlalu tinggi untuk dimengerti seseorang yang kuno seperti Yoonji.

Baru akan menyuap makanan ke mulutnya, matanya membulat sempurna ketika melihat Jimin mendekat ke arahnya. Jimin sunbae akan duduk bersamaku? Apakah aku bermimpi?

"Hei Yoonji-ya. Kau sendiri? Boleh aku duduk di sini?" Tanyanya. Otak Yoonji masih memproses setiap kata yang keluar dari mulut Jimin, ia hanya menatap Jimin dengan mulut terbuka. Ia mengagumi wajah Jimin yang sangat tampan, lembut bagai malaikat, namun kelihatan tegas dan seksi. Ia sangat sempurna di mata Yoonji.

"Yoonji-ya?" Panggilan Jimin sukses membuat Yoonji tersadar, Ia  segera menutup mulutnya yang terbuka lebar, untunglah tidak ada air liur yang keluar.

"Ah?" Yoonji merasa sangat bodoh saat ini, ia tidak mendengar apa yang diucapkan Jimin karena terlalu terpesona dengan wajahnya.

Jimin tertawa pelan, "Boleh aku duduk disini?" Ia mengulang pertanyaannya dan langsung dijawab dengan anggukan cepat oleh Yoonji. Jimin duduk di sebelah Yoonji.

Yoonji merasa jantungnya ingin melompat keluar dan menari-nari di atas meja. Ia juga ingin menari karena bahagia. Sekarang sosok yang selama ini dia suka duduk di sampingnya dan makan bersamanya. Tanpa sadar ia mencubit pipinya sendiri.

"Awhh..." Yoonji meringis. Jimin menoleh ke arah Yoonji yang sedang memegangi pipinya.

"Kenapa kau mencubit diri sendiri?" Tanya Jimin bingung ia memperhatikan wajah Yoonji yang sekarang sudah memerah menahan malu.

"Eum... Aniya, maaf aku memang suka aneh sendiri." Jawab Yoonji yang membuat Jimin tertawa.

"Kau sangat lucu! Aku suka." Ucapan Jimin sekali lagi sukses membuat jantung Yoonji berontak ingin keluar. Wajahnya sekarang sudah semerah tomat, hanya karena mendengar kata 'suka' Yoonji rasanya ingin pingsan.

Ia menundukkan kepala menatap makanannya yang sejak tadi belum sempat di sentuhnya, padahal sebelumnya ia sangat lapar. Entah mengapa sekarang perutnya terasa penuh karena bahagia dipuji oleh Jimin.

"Kau tidak makan?" Tanya Jimin yang memperhatikan Yoonji hanya menatap makanannya seolah itu adalah benda paling indah yang tidak bisa berhenti ia pandang. Yoonji mengangkat kepalanya sepersekian detik dan kembali menunduk.

"I-iya, selamat makan." Ucap Yoonji, memasukkan sesuap makanan ke mulutnya. Ia tidak bisa merasakan rasa dari makanannya karena pikirannya sekarang terus mengarah ke Jimin. Ia sesekali melirik ke arah Jimin dan berharap Jimin tidak menyadarinya.

"Kau pasti sangat menyukai tomat ya," Ucap Jimin tiba-tiba membuat Yoonji menoleh ke arahnya dengan bingung. "Sejak tadi yang kau makan hanya tomat saja, kau mengabaikan daging yang lezat itu." Jimin tertawa pelan.

Yoonji menatap makanannya. Ia tidak sadar sejak tadi hanya menyantap tomat dan mengabaikan yang lain. Yoonji kembali mengutuk kebodohannya, ia pasti terlihat sangat aneh sekarang. Yoonji menggigit bibir bawahnya.

"Berikan padaku jika kau tidak mau."

Jimin menunjuk kearah mulutnya mengisyaratkan Yoonji untuk menyuapinya. Namun Yoonji tidak menangkap maksud Jimin dan hanya menatapnya bingung.

Jimin memegang tangan Yoonji yang memegang garpu, menusukkan daging dan mengarahkan tangan Yoonji ke mulutnya. "Hm.. Masissda! Kenapa kau mengabaikan daging yang lezat ini!"

Quaint Queen ; JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang