Part 6

24 4 0
                                    

EMMA'S POV

Akhirnya kita sampai di sebuah taman yang lumayan besar (kita? Si Emma udah ke geer an aja deh). Taman itu sangat indah dan rapi. Kak Reynan mengajakku untuk duduk di sebuah bangku taman. Ia terlihat membawa sesuatu di balik punggungnya. Tapi aku tidak mempermasalahkan itu.

"Em, gue mau latihan dulu nih, sebelum serius." Kak Reynan memulai percakapan.

"Maksudnya kak?" aku bingung tentu saja. Latihan apa? Serius apa? Khusus Kak Reynan, aku tidak akan membaca pikirannya meskipun aku penasaran setengah mati. Kecuali kalo mendadak.

Terlihat Kak Reynan mengeluarkan sebuket bunga dari balik punggungnya. Ia mengitari tempat duduknya dan berlutut di depanku.

"Em, gue udah lama suka sama lo, gue kagum liat lo yang seperfi bidadari ini. Lo yang rajin, lo yang suka baca buku, lo yang pinter, lo yang baik, pokoknya gue suka sama lo. Would you be my girl?" kata Kak Reynan yang membuatku bingung.

Rajin? Aku tidak rajin

Suka baca buku? Aku tidak suka membaca buku.

Pinter? Bahkan aku tidak pernah mendapat juara kelas.

Ah.. Kenapa aku memikirkan itu?

Aku sangat terkejut dengan pernyataan Kak Reynan. Benarkah Kak Reynan menyukaiku? Kak Reynan memintaku jadi pacarnya? Aku langsung mengajaknya berdiri.

"Serius kak?" tanyaku memastikan.

Kak Reynan tiba-tiba memelukku yang membuatku speechless karna perlakuannya. Padahal aku belum menjawabnya.

"Gue bakal ngelakuin hal yang seperti ini di depan Ata nantinya. Makasih ya, udah bantuin gue. Oh ya tadi udah bagus kan? Ditambah lagi gue bakal nyanyiin lagu buat dia seperti yang lo saranin ke gue tempo hari." kata Kak Reynan.

Perkataan Kak Reynan sungguh membuatku bingung. Ata? Apa maksudnya. Kenapa Kak Reynan melibatkannya? Sebenarnya ini ada apa?

"Tunggu.. Tunggu kak. Maksudnya apaan sih?"tanyaku langsung.

"Iya. Jadi gue itu udah lama naksir sama adek lo, Ata, ya karna gue nggak tau gimana cara nembak dia, gue nanya ke elo. Pasti kan selera lo beda tipis sama Ata."

Tes.. Tes..

Tetes demi tetes buliran air jatuh dari pelupuk mataku. Aku sungguh tidak bisa membayangkannya. Bagaimana bisa Kak Reynan , cowok idolaku bisa sampai menyukai adikku sendiri? Aku tidak menyangka Kak Reynan setega ini. Rasanya seperti ditusuk ribuan jarum dalam satu waktu.

"Loh.. Em, lo kenapa nangis? Ada yang salah ya?" Kak Reynan panik. Gue gak butuh kepanikan lo kak. Gue butuh perasaan lo. Gue pengen lo ngebales perasaan gue.

"Enggak papa kok kak, gue cuman terharu aja ngedenger lo ngomong gitu. Ternyata ada yang suka sama adek gue setulus itu." tapi boong kak.

"Oh.. Ini berkat bantuan lo juga kok. Makasih ya.. Yuk gue anter pulang." air mata ini sungguh tak dapat ditahan lagi. Tadi kan udah keluar, ngapain mau keluar lagi sih.

"Yuk." aku hanya membalas gandengannya dengan lemas.

***

AUTHOR'S POV

'Emma betah banget deh, sampe jam segini belum pulang. Pasti hatinya berbunga-bunga tuh.' batin Ata yang sudah sampai rumah dan merebahkan diri di tempat tidurnya setelah meletakkan belanjaannya.

Fani sudah tau jika Emma sedang jalan dengan 'calon kekasih'nya itu karena Ata menceritakan semuanya pada Fani. Dan tentunya Emma tidak akan marah.

Ata sangat lelah sudah berkeliling mall. Ia berbelanja sangat banyak. Karena ia baik, ia juga membelikan Emma tas yang sama dengannya. Mulai besok, ia dan Emma akan seperti anak kembar.

Karena kelelahan, Ata memutuskan untuk tidur saja.

***

" Makasih ya kak."

"Iya, masuk gih. Titip salam buat Ata juga. Salam sayang maksudnya." kata Reynan sambil nyengir lebar. Ia tidak tau jika setelah mengatakan itu, hati Emma rasanya tambah sakit. Dari yang tertusuk ribuan jarum, ditambah lagi ribuan pisau.

"Iya kak." Emma hanya membalas dengan muka datarnya itu.

Emma membanting pintu dan berlari menuju kamarnya. Ia mengunci dan menangis sepuasnya di dalam kamarnya itu. Ia sungguh tidak menyangka.

Sedangkan di kamar sebelah, Ata terlonjak kaget mendengar pintu yang dibanting. Sedang enak-enak tidur malah digangguin, pasti Emma. Ata pun mengambil tas yang beru ia beli dan akan memberikannya pada Emma.

Tok Tok Tok!!

"Em gue baru aja beliin lo tas nih, kurang baik apa coba gue. Bukain kek pintunya. Tumben lo kunci" teriak Ata dari luar.

Emma yang mendengar teriakan Ata langsung menutup telinga dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Suara Ata terdengar begitu menyakitkan. Ia tidak tahan dengan keadaan ini. Mengapa Ata tega membuat Kak Reynan jatuh cinta padanya? Apa salah Emma?

"Lo pergi aja dari situ! Gue gak butuh tas dari lo." Emma membalas dengan dengan suara seraknya.

"Lo kenapa sih Em?" Ata yang kebingungan tidak tau apa-apa hanya bisa diam setelah Emma tidak membalas pertanyaannya. Ata fikir ia pasti marah dengannya. Tapi apa sebabnya? Tiba tiba handponenya berdering.

Kak Reynan.

"Halo kak Reynan, ada apa?" Ata berjalan menjauhi kamar Emma. Emma yang mendengar pembicaraan itu mengambil guling yang ada di tempat tiurnya dan meremasnya sekuat tenaga. Ia tidak kuat.

"Lo besok pulang sekolah ada acara nggak?" tanya Reynan yang ada di seberang telfon.

"Nggak ada kok kak, kenapa?"

"Gue pengen ngajak lo ke suatu tempat, ada temen-temen gue juga kok." Ata yang mendengar itu pun bingung, karena ada teman-teman Kak Reynan juga, ia pun meng-iyakan ajakan Reynan.

Emma mendengar semua nya ketia ia ingin berjalan ke dapur. Hatinya kembali tertusuk-tusuk. Emma pikir Ata akan menolak ajakan Reynan, tapi ternyata Emma salah.

Saat Ata berbalik, ia menemukan Emma disana. Ia bertanya sebenarnya ada apa tapi Emma tak menghiraukan pertanyaan Ata, Emma langsung nyelonong menuju dapur untuk mengambil makan dan makan di kamarnya.

***

When Zemblanity Become SerendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang