"Kenapa belum tidur ?"
Queen mengangkat kepalanya.
Pertanyaan itu terdengar tepat saat lagu yang ia nyanyi kan berakhir. Seseorang berada di ambang pintu,dengan tangan terlipat di depan dada tengah memperhatikannya.
"Kak Rangga ?"
"Sorry... gue berisik ya ?" Tanya Queen sambil menaruh kembali gitar itu ketempat nya semula.
"Nggaa ko,suara lo bagus !" Jawab Rangga,sembari melangkah masuk kedalam kamar gadis itu..
"Lo kebangun ?"
Dengan cepat Queen menganggukkan kepalanya.
"Terus.. gak bisa tidur lagi ?"
Queen menggelengkan kepalanya.
"Hmmm sebenernya.. gue gak bisa tidur sendiri !" Jawab Queen dengan kepala yang ditundukkan lalu memainkan jemarinya dengan gugup.
Rangga tergelak,ia sedikit tidak menyangka hal itu.
"Seriusan ?"
"Terus selama ini lo tidur gimana ?"
"Kalo ga nyokap gue ya.. si bibik yang nemenin gue sampe gue tidur,hhee." Queen merasa malu sebenarnya dengan kenyataan itu, tapi yah.. mau bagaimana lagi !
Rangga tertawa terbahak,merasa sangat lucu, usia gadis itu sudah dewasa tapi tidur sendiri saja tidak berani !
"Haha.."
"Ya ampun.. gue geli banget.." Rangga memegangi perutnya yang mulai terasa sakit karna terlalu banyak tertawa.
Queen memanyunkan bibirnya,ia benar-benar merasa malu sekarang. Ia menatap lelaki itu dengan sinis.
"Puas banget ya ?"
"Sana.. sana.. gih.. males gue sama lo." Tangannya terangkat memberi gerakan mengusir lelaki itu.
Rangga menghentikan tawanya,lebih tepatnya menahan.
"Oke..oke gue minta maaf." Ucapnya tulus.
"Mending lo tidur,gue yang bakal temenin lo sampe lo pules.!"
Rangga meraih kursi yang ada di depan nakas,memindahkannya ke samping tempat tidur gadis itu kemudian ia duduk disana sambil melipat kedua tangannya.
"Udah buruan,mumpung gue lagi berbaik hati.."
Queen munurut,ia membaringkan tubuhnya dan menarik selimut yang ada di bawah kaki gadis itu hingga ke bagian leher.
Ia melirik Rangga sebentar sebelum benar-benar memejamkan matanya.
"Thanks ka'." Ucap Queen dengan mata yang tetap tertutup.
"Hmm.." Dan di balas dengan gumaman saja oleh lelaki itu.
Rangga terus memperhatikan gadis itu,yang kelak akan jadi adik iparnya. Kebetulan yang menyenangkan bukan ?
Hembusan nafas teratur gadis itu menandakan bahwa Queen sudah terlelap. Rangga pun berbalik ingin kembali ke kamarnya dan melanjutkan mimpinya.
Tapi saat baru menutup pintu kamar gadis itu,ia merasakan getaran dari ponselnya yang ia simpan di saku celananya.
"Siapa yang menelphone malam-malam begini ?" Gumamnya.
Tapi saat melihat nama yang tertera disana,tanpa ragu ia pun langsung menjawabnya.
"Hai sayang ? Ada apa malem-malem gini telphone hm ?"
"...."
"Queen udah tidur ko sayang kamu tenang aja.."
"...."
"Miss me ? Aku juga ! Makannya cepet nyusul kesini yah.."
"...."
Bugh
Rangga tersungkur,handphonenya pun sudah hancur menjadi beberapa bagian di lantai. Lelaki itu Merasa pening di kepalanya,ia tidak mengerti apa yang terjadi! Tapi ia tau bahwa ada seseorang yang memukulnya.
Rangga melihat ada sepasang kaki mendekatinya dan berhenti tepat di hadapannya,pandangannya naik melihat siapa orang itu.
Rangga mendengus saat melihat Shaka.
"Maksudnya apa nih ?" Tanya Rangga saat sudah bisa berdiri dengan sempurna. Matanya mengkilat marah menatap Adik satu-satunya itu.
"Lo selingkuhin Queen brengsek !" Balas Shaka dengan tingkat amarah yang sudah memuncak, ia melangkah maju dan mengcengkram baju yang di kenakan Rangga.
Yang dilakukan Shaka membuat Rangga terdorong hingga punggungnya tersentak mengenai pembatas tangga.
Rangga memekik menahan sakit,tapi kemudian sudut bibirnya terangkat memberi senyuman sinis kepada Shaka.
"Lepasin dia bang ! Jangan sakitin dia.."Shaka memelankan suaranya,ia tidak ingin ada yang terbangun dan mendengar percakapan ini.
"Terus ? lo yang bakal ambil posisi gue gitu ?"
"Setidaknya gue gak akan nyatikitin dia !"
Rangga tersenyum mengejek.
"Oh ya ? Terus yang lo lakuin ke dia lima tahun lalu itu apa ?"
Tangan Shaka melemas,ia melepaskan cengkramannya. Ingatannya menerawang pada kejadian dimana Queen meninggalkannya lima tahun lalu.
Benar.. lima tahun lalu ia telah menyakiti hati gadis itu,hingga membuat Queen pergi meninggalkannya.
"Kenapa ? Baru sadar ?" Ucap Rangga,tanggannya kini sudah terlipat di depan dada. Mulutnya sudah sangat gatal ingin memaki lelaki itu.
Shaka kembali menatap Kakaknya,masih ada kilat amarah yang terlihat.
"Tapi setidaknya gue gak pernah selingkuhin dia !" Balas Shaka dengan sinis.
"Haha.." lagi-lagi Rangga mengeluarkan suara tawa mengejeknya.
"Apa bedanya ? Kedua hal itu sama-sama menyakiti kan ?"
Rangga maju dan memberikan beberapa tepukan di bahu Adiknya.
"Udah.. gue capek ! Gue mau balik ke kamar !" Ucapnya sambil melewati Shaka.
"Gue bakal rebut dia !"
Rangga menghentikkan langkahnya,posisi mereka saat ini saling membelakangi. Tidak ada satu pun yang berniat untuk mengubah posisinya.
"Gue akan buat dia jatuh cinta lagi sama gue !" Lanjut Shaka.
Rangga menyunggingkan senyumnya,
"Silahkan.." hanya kata itu yang keluar dari bibir Rangga,sebelum akhirnya kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar.
♡♡♡
Shaka tidak lagi mengantuk,kejadian tadi terus saja terputar di ingatannya. Di tangannya sudah ada gitar yang sedari tadi ia mainkan dengan asal.
Kakaknya tidak membantah akan tuduhannya bahwa lelaki itu selingkuh,padahal Shaka sangat berharap bahwa ia yang sudah salah paham.
Bagaimana perasaan Queen kalau dia tau yang sebenarnya ?
Memejamkan matanya,Shaka mendesah lelah. Ia tidak bisa membayangkan dan tidak ingin melihat wajah kecewa gadis itu.
Lenyap sudah niat baiknya untuk mengikhlaskan Queen untuk Kakaknya itu. Setelah tau kebenarannya ia tidak akan sudi melakukannya.
Ia akan merebut Queen,
Ia akan membuat Queen berada di sisinya..
Lagi..
♡♡♡
Di kamar lain,Rangga pun merenung. Ia senang dengan reaksi Adiknya itu. Tapi ia juga sebal,karna sudah dua kali Shaka mendaratkan pukulannya di wajah tampannya.
Pertama,waktu di bandara. Mengenai sudut bibirnya !
Kedua,tadi tepat di depan pintu kamar Queen. Tepat mengenai tulang pipinya.
Ia meringis saat menyentuh tulang pipinya,pukulan ini terasa lebih sakit dari pada pukulan yang pertama. Sungguh menyebalkan !
♡♡♡
Matahari pagi sudah mengintip di balik tirai jendela kamarnya,rasa hangat pun mulai ia rasakan. Queen belum mempunyai rencana untuk hari ini,tapi setidaknya ia harus tetap bangun pagi,membantu Tante Devany membuatkan sarapan.
Saat sarapan sudah tersaji di meja makan,satu persatu penghuni rumah itu pun mulai muncul dan mengambil tempatnya masing-masing.
Queen memperhatikan wajah-wajah yang ada di meja makan itu satu per-satu, ada Om hanggoro yang sudah rapi dengan setelan kemejanya, ada Shaka yang penampilannya tidak jauh beda dengan ayahnya, begitu juga dengan kak Rangga.
Namun ada yang berbeda di wajah lelaki itu,kedua alis gadis itu pun bertautan. Ada memar di tulang pipinya, Kak Rangga memang mencoba menutupinya dengan satu tangan, tapi Queen masih bisa melihatnya.
Pandangannya ia alihkan kepada Shaka,tidak ada memar ! Tapi wajah lelaki itu terlihat kusut,ada kantung mata yang tercetak jelas disana.
Di dalam benaknya, gadis itu mulai bertanya-tanya.
"Apa mungkin semalam Shaka kembali memukul Kak Rangga ?"
♡♡♡
Selamat membaca....
Vote and comment nya jangan lupa ya..
Makasihhh...