41. Ngidam

5.7K 459 17
                                    


Buat kalian semua yang pingin moment ngidam ala-ala ibu hamil.  Maaf nanti kalo kurang filllllllll karena aku belum pernah mengalami yang namanya ngidam ngidam haaaa

*********

Hoek... Hoekk

Suara jelek berasal dari kamar mandi di kamar Yuki.  Bukan Yuki yang muntah-muntah,  melainkan Al,  suami siaga Yuki.  Sudah dua hari ini Al tak berdaya,  setiap kali makan dia akan mengeluarkan semua makanan tersebut.  Kandungan Yuki sudah masuk bulan ke tiga,  tapi Yuki tak merasakan apapun lataknya ibu hamil.  Semua itu justeru sebaliknya,  Al yang merasakan ngidamnya, mualnya ibu hamil. 

"Hon,  perut aku sakit nih." keluh Al,  dia merasa perutnya perih.  Bagaimana tidak,  dua hari susah makan,  selalu muntah hingga isi dalam perutnya tandas. 

"Iya mas, maaf ..." sesal Yuki. Ia merasa bersalah dengan apa yang menimpa suaminya, tapi dia bisa apa.

Al memandang Yuki iba. "Kenapa kamu minta maaf. Semua ini bukan salah kamu, ini di baby pasti nggak mau bikin mommy susah, jadi mengorbankan daddy ya kan ? Daddy juga tidak masalah yang penting mommy sama baby sehat " panjang lebar kalimat keluar dari mulut Al sekalipun tenaganya belum pulih, tapi dia masih bosa cerewet.

Al dan Yuki bergandengan, mereka keluar dari kamar mandi. Al mengusap kepala Yuki "Jangan sedih, jangan menyalahkan diri sendiri. Aku senang kok, sekalipun lemas. Heeee" Al yang merasa bersalah karena mengeluh,  langsung saja mencoba menjelaskan agar Yuki tidak erasa bersalah karena memang bukan Yuki yang salah.

Yuki mengangguk, mengiyakan ucapan Al. "Mas jangan ngantor lagi ya ? Aku nggak tega." Yuki dan Al sudah berbaring diatas ranjang.

"Cieee minta di temani ya ? Kangen sama daddy?" goda Al. Ia menaik turunkan kedua Alisnya. Yuki merona, sebenarnya ucapan Al salah, mamun ia tetap saja merona, salting jika di goda Al. Hebatnya Al dia bisa melawak, menggoda dengan tatapan mempesona Al dan kata-kata yang entah di pungut dari mana, hanya untuk mencoba menghibur sang istri di tengah ketidak berdayaan seorang Al.

"Siapa yang kangen, seharian kemarin juga kita bareng. Kamu kan nggak ngator, mas."

Al menggaruk kepalanya yangvtak gatal "Iya ya,  mmmm... " Al menjeda ucapannya.  "Kalau kamu nggak kangen,  aku aja deh yang kangen. " Al senyam-senyum penuh maksut. 

"Apaan,  aku nggak bakalan tergoda.  Mulut kamu itu masih bau muntahan, " goda Yuki.  Al lantas mengendus-endus bau mulutnya.  Tapi dia tak menemukan apa yang dimaksud Yuki,  justru hanya ada aroma mint karena Al gosok gigi dan aroma mint dari teh rasa mint yang dibuatkan Yuki. 

"Nggak bau kok hon,  wangi nih... "

Hah
Hah

Al buang nafas di hadapan Yuki.  Yuki memukul pundak Al,  melayangkan protes karena ulah Al barusan. 

"Nggak bau kan? " tanya Al penasaran. 

"Emang nggak bau,  wleee"

"Ya udah kalau nggak bau cium dong."

"Apa?  Nggak mau lah.  Aku lagi ngidam nggak mau cium suami. " bohong Yuki,  tapi Al malah menanggapi dengan serius. 

"Serius hon?  Masa ada ngidam begituan?.  Selama ini kamu kan nggak pernah ngidam, masa sekalinya ngidam,  kamu malah ngidan begitu. "

"Ya kan bisa aja.  Ya udah lah,  terima aja. " Yuki melanjutkan sandiwaranya. 

"Hahh tersiksa dong aku... "

"Ehhhh kok tersiksa? Emang aku KDRT ma kamu?" Yuki masih pura-pura polos nggak tahu apa maksud Al. 

Al manyun se manyun manyunnya. Lama-lama geram juga menghadapi tingkah istrinya yang sedang hamil ini.   Kalau saja Yuki sedang tidak hamil,  mungkin Al akan menindih Yuki kemudian menggelindingkan tubuh mungil Yuki dari atas kasur,  namun pertanyaannya adalah "apakah Al tega" tentu jawabannya tidak.  Hamil tidak hamil,  Al tak akan berani menggelindingkan sang istri hehehe. 

We love Daddy (Ketika Cinta Harus Diperjuangkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang