N

1.5K 26 2
                                    

Kau.
Alasan terbesarku untuk tidak menjadi anak rantau di Jerman.
Itu dulu.
Karna ku tau kapasitas hati dan otakmu yang memang tidak dapat dilepas.

Manja.

Ya, kau memang hebat. Kau mampu memupuskan semua rencana studiku ke luar negeri.
Bodoh memang aku dulu mempertahankan orang sepertimu.
Menyesal.

Jangan sentuh cinta kalau begimi jadinya.

Aku yang mati-matian berjuang.
Kau enak-enakan dengan selingkuhan.
Kau putuskanku, setelah itu.

Merasa digertak bumi, diingatkan bahwa dia bukan kelasku. Hatinya tak sebanding denganku.

Aku yang setia, tak pantas persanding dengan pemain cinta.

Bukan dendam yang kurasa, tapi dongkol tetap ada. Bagaimana lagi, cinta saja kau gadaikan demi perempuan yang tak lebih baik dariku, seorang Dicha yang mampu diuji kesetiaannya.

Terlalu bangsat untuk menjadi orang sepertimu. Tapi terlalu bodoh untuk tetap mencintaimu, apalagi untuk kata 'setia'.

Kau pikir aku tak tau ulahmu di Bali minggu lalu?

Hahaha.

Sekarang, siapa yang egois?

Aku,

atau

Kau?

••••••••

Ada awal pasti ada akhir.
Berakhirnya sesuatu pasti akan bertemu dengan yang baru.
Seperti cinta.

Bukannya bosan untuk menunggumu, tapi aku kecewa semuamu.
Kau benar-benar tak lagi bisa dipercaya. Kau mainkan perasaan anak manusia hanya untuk membuat keinginanmu terkabul?
Setelah itu kau tinggal. Dan kau gunakan itu semua untuk dia yang baru?

Oh.

Sekarang. Aku bukan lagi perempuan yang dapat begitu saja kau bohongi. Aku tau semua yang ada dibelakangmu.
Ku juga sudah memutuskan untuk melanjutkan.
Dengan dia.

Semua itu akan terangkai dalam satu, AMORE.

EGOISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang