Bab 23

2.6K 88 10
                                    


   Siang ini seperti siang biasanya. Diruang perpustakaan, 2 orang mahluk hidup tengah duduk bejajar dengan kesibukan masing-masing. Ronov dengan susu UHT-nya, sedangkan Ivy dengan hitungan yang belum juga selesai sejak minggu-minggu yang lalu.

   Jujur saja itu membuat Ronov sedikit jengah. Sudah hampir sebulan mereka stag di perhitungan yang tidak kunjung selesai ada bagian Ivy. Ronov sudah tidak memiliki waktu banyak lagi, sebentar lagi ia akan segera mengikuti seleksi anggota perwakilan Indonesia untuk Olimpiade matematika yang akan dia adakan di Jakarta.

   Dulu ia mentarjetkan bahwa perhitungan ini akan selesai pada 4 kali pertemuannya dengan Ivy. Atau pun kalau sampai molor mungkin satu minggu setelahnya. Tapi ini, sudah hampir sebulan semua yang ia rencanakan terhenti pada perhitungan Ivy yang selalu keliru. Berulang kali di revisi tetap saja masih ada yang keliru. Ia jadi merasa ragu tentang kemampuan Ivy yang selalu di eluh-eluhkan oleh bu Mita.

   " Sampai kapan kayak gini terus" desis Ronov menggerutu sambil menggiti sedotan susu UHT nya.

   Ivy melirik sekilas dan lalu makin menenggelamkan kepalanya. Sok sibuk dengan perhitungannya.

   Menyadari tak mendapat respon dari Ivy, Ronov pun menoleh kepadanya. Ia kemudian menyanggah kepalanya dengan tangannya di atas meja.

   " Kamu itu aslinya pinter nggak sih?" tanya Ronov menyindir.

   Ivy hanya menelan ludah. Ia sama sekali tidak berani menoleh kearah Ronov. ia dapat merasakan dengan jelas saat ini ia tengah di tatap dengan tatap iblis oleh kakak senior angkernya itu.

   " Kamu ngehambat aku tahu nggak?" lanjut Ronov.

   Ivy perlahan menghentikan gerak penanya.

   " Juju raja deh, kamu ini aslinya begokan. Ini udah hampir sebulan dan kita stag di perhitunganmu. Seharusnya perhitungan itu selesai paling molor itu seminggu, itu kalau kamu emang pinter. Tapi gitu lihat kamu kayak gini, aku jadi yakin kalau kamu itu aslinya bego!" tutur Ronov pedas.

   Ivy yang mendengar itu langsung menggigit bibir bawahnya. Ia merasa cukup sakit hati dengan apa yang di ucapkan Ronov.

   " Kalau tau kayak gini dari awal mending kamu ngundurin diri aja deh. Aku nggak punya banyak waktu lagi!! Bentar lagi aku ada seleksi buat Olimpiade matematika. Dan rencanaku pas aku udah masuk seleksi, kita uda nyampe di pengerjaan modulnya. Tapi gara-gara kamu, semua rencanaku berantakan!!"
Ronov makin memanas. Ia sungguh kesal bila mengingat itu. seluruh rencananya akan benar-benar gagal di dean mata bila Ivy terus-terusan stag begini.

   Tanpa di duga-duga Ivy langsung berdiri dari duduknya. Mata Ronov langsung memandangi Ivy dengan bingung.

   " OK!! Aku akan mundur dari olimpiade ini kak!!" ucap Ivy dengan suara bergetar. Tangannya mengepal dengan sangat kuat, menahan rasa sakit hati yang membludak di dadanya.

   Cukup sudah!! Ia sungguh tidak dapat menahan ini lagi. Setiap hari selalu mendapat bentakan, ocehan dan omelan dari Ronov. bukannya mereka patner, seharusnya mereka saling membantu. Tapi kenyataannya Ronov hanya mengomel dan terus mengomel pada selahannya.

   " Cih! Udah bikin semua rencanaku berantakan, baru kamu mau mundur. Kenapa nggak dari dulu aja sih, non?" seloroh Ronov sambil melengos.

   Ivy menarik napas dalam. " Maaf kalau gitu kak" ucapnya dengan suara tertahan. Ia benar-benar ingin menangis. Ronov terlalu bersikap kejam padanya.

   " Ya udah. Pergi gih! Males aku lihat orang nggak perkompeten dan nggak punya prinsip buat maju di olimpiade ini!!" usir Ronov sengak. Pandangannya terus memandangi Ivy dengan tajamnya.

MOON GRAVITY (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang