"Ana.. !!" Jane berteriak di koridor sambil berlari ke arahnya.
"Apa sih, Jane. Kenapa teriak-teriak?" Omel Ana begitu Jane sampai di hadapanya.
"An, kamu..harus
..nganterin..aku ke bandara." Ucap Jane dengan suara putus-putus."Hah, untuk apa?" Ana bingung dengan permintaan Jane. Untuk apa dia ke bandara?
"Raka. Aku lupa kalau Raka hari ini berangkat ke Ausi."
"Raka ke Ausi? Ada apa?"
"Ibunya sakit, jadi dia harus pulang ke sana. Beberapa hari yang lalu Raka sudah bilang tapi aku lupa, dan hari ini aku baru aktifin ponsel dan waktu aku buka banyak banget misscall dari dia." Jane menjelaskan dengan nada terburu-buru.
"Jadi sekarang kita harus ke bandara, An. Raka ambil penerbangan jam satu." Lanjut Jane.
"Tapi Jane, aku masih ada.."
Belum selesai Ana menyelesaikan ucapannya Jane sudah menarik tanganya. "Ayolah, An. Kita harus cepat !" Seru Jane
"Jane, aku masih ada kelas.." Ana mencoba memberitahu Jane sekali lagi.
"Sesekali membolos tidak masalah kan?" Balas Jane. "Ayolah An, kamu nggak kasian sama aku. Aku nggak akan bertemu Raka selama seminggu, jadi ini kesempatan terakhir aku sebelum dia pergi." Jane merengek. Ana memutar matanya malas, dia menyerah jika Jane sudah merengek seperti itu.
Mereka berjalan cepat ke luar kampus dan segera menyetop taxi yang lewat. "Bandara ya pak!" Ucap Jane cepat begitu masuk ke dalam taxi.
Waktu yang di tempuh untuk sampai di bandara sekitar 45 menit tapi bukan Jakarta namanya jika tidak macet, dan sudah tiga puluh menit mereka terjebak kemacetan di dalam taxi. Jane sudah sangat gelisah di tempat duduknya karna taxi tidak bergerak sama sekali.
"Pak, tidak bisa mencari jalan lain yang tidak macet pak?" Tanya Jane pada supir taxi.
"Tidak ada mbak, hanya ini jalan utamanya." Jawab sang supir taxi.
"Tenang Jane. Kita pasti akan sampai di bandara tepat waktu." Ana menggenggam tangan Jane untuk menyalurkan sedikit ketenangan. Jane mengangguk dan sedikit tersenyum, dia menyandarkan punggungnya di sandaran kursi.
Akhirnya beberapa menit kemudian mereka sampai juga di bandara, tak membuang waktu lama setelah membayar taxi mereka langsung berlari menuju area keberangkatan.
Jane terus melihat jam tangannya yang sudah menunjukan pukul satu kurang lima, dia mempercepat langkahnya sambil matanya mencari-cari di mana letak area keberangkatan. Ana yang juga berada di belakangnya ikut berlari untuk mengejar Jane yang sudah berlari duluan.
Jane sempat berhenti dan berputar untuk melihat ke sekeliling, Ana yang mengerti apa yang di cari Jane pun ikut berhenti dan matanya mencari papan yang menujukan tujuannya.
"Disana, Jane!!" Tunjuk Ana pada papan yang sejak tadi mereka cari.
Jane melihat ke arah yang di tunjuk oleh Ana langsung mengambil langkah seribu dan berlari dengan cepat. Ya ampun, dia cepat sekali !! Ana mengumpat. Mau tak mau Ana juga ikut berlari dengan cepat demi mengejar Jane yang sudah jauh di depanya, bahkan Ana sampai menabrak beberap orang yang lewat.
"Jane, tunggu.." teriak Ana. Dia hampir sampai mengejar Jane saat tubuhnya menabrak seseorang dan membuatnya jatuh ke belakang.
"Aww,, sakittt !!" Rintih Ana saat merasakan bagian tubuh belakangnya mendarat di lantai yang keras.
"Hei! Kamu punya mata atau tidak." Bentak seseorang di depan Ana. Menyadari itu kesalahanya Ana segera bangun untuk meminta maaf.
"Maafkan aku, aku tidak Sengaja..." ucapan Ana terhenti saat mendongak melihat orang yang sudah di tabraknya, dan betapa dia sangat terpana dengan wajah orang di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IA(N)A : You Are My First
RomanceJANGAN DIBACA!! { TAHAP REVISI~MASIH SANGAT BERANTAKAN. } Gadis kecilku sudah tumbuh menjadi wanita dewasa yang sangat cantik, secara fisik. tapi aku tau dia tetaplah gadis kecilku yang polos dan manja. 12 tahun berpisah, apakah dia masih mengenal d...