"Menyedihkan sekali bukan?!"Setelah pertanyaan disertai senyuman getir itu diberikan Kim Sohyun pada Kim Hanbin, gadis itu diam lagi sambil menatap ke depan. Pikirannya kembali berputar sepanjang belasan tahun ia hidup.
"Bahkan saat eomma-ku masih ada, tua bangka itu tidak pernah melakukannya. Ia kasar pada eomma, apa lagi padaku!?"
Ucapan itu membuat telinga Hanbin panas. Bagaimana bisa Kim Sohyun diperlakukan seperti itu oleh ayah gadis itu sendiri? Ah, ia teringat lagi akan hari dimana mereka harus pergi ke rumah lama Sohyun. Hanbin ingat bahwa Kim Young hampir mencelakakan Sohyun, bahkan gadis itu pingsan karena terlalu takut. Beruntung waktu itu, ia dan Kimbum masuk di waktu yang tepat. Jika tidak, ia tidak tahu apa hari ini akan ada atau tidak.
Dan Hanbin dapat merasakan sakit itu. Sakit hati yang dirasakan gadis yang kini tengah menatap angsa yang bermain di air dengan sebuah senyum getir yang menyembunyikan deritanya. Dan hanya tatapan sedih yang mampu ia berikan saat menatap gadis itu.Diam dan sunyi.
Kesunyian itu membuat Kim Sohyun, gadis penuh misteri dengan seribu duka itu, perlahan tapi pasti menoleh dan menatap sang lelaki yang kini duduk di sampingnya. Ditangkapnya ekspresi sedih itu saat matanya beradu dengan mata Hanbin, membuatnya membisu sesaat. Perlahan sebuah senyum kecil penuh kegelian menghiasi wajah indahnya. Diangkatnya tangan mungil miliknya lalu meraih pipi lelaki yang duduk di sampingnya, membuat orang yang menerima perlakuan itu mengubah ekspresinya menjadi sedikit kaget."Jangan menatapku seperti itu, Kim Hanbin! Aku tidak semenyedihkan itu!" ucapnya sambil memainkan pipi Hanbin sambil sesekali mencubitnya seraya tersenyum lucu.
Dan Hanbin dapat kembali tersenyum kala dilihatnya senyum itu kembali hadir di wajah Sohyun.
"Tadi kau mengatakan bahwa hidupmu menyedihkan sekali, lalu sekarang kau mengatakan bahwa kau tak semenyedihkan itu. Sebenarnya apa maumu, Kim Sohyun?" Hanbin berucap pelan sambil meraih tangan Sohyun yang masih memainkan pipinya lalu digenggamnya.
"Ya, hidupku memang menyedihkan, tapi kau terlalu berlebihan. Kau menatapku seakan-akan aku ini orang yang tidak pernah bahagia!" jawab Sohyun sambil menarik tangan kirinya dan genggaman Hanbin dan membiarkan tangan kanannya tetap digenggam lelaki itu. Ia lalu beralih menatap bunga-bunga liar yang tumbuh di sekeliling kolam di depan mereka.
Hanbin lalu berdiri dan menarik Sohyun untuk ikut berdiri. Dilepaskannya tangannya yang menggenggam tangan Sohyun dan beralih meraih puncak kepala gadis itu sambil mengacak pelan rambut pemiliknya.
"Ya, baiklah! Aku tidak akan menatapmu seperti itu lagi!" ucap Hanbin.
"Dan tentu saja kau pernah bahagia! Salah satunya karena aku. Jadi, aku akan terus membuatmu bahagia!" lanjut Hanbin sambil menatap Sohyun disertai dengan senyum terbaiknya.Sohyun yang mendengar kalimat itu awalnya memang senyum kecilnya. Namun, entah apa yang tiba-tiba mampir ke pikirannya, gadis itu dengan segera memasang ekspresi kesalnya.
"Siapa yang mengatakan bahwa kau adalah salah satu alasan aku bahagia?" pertanyaan bernada kesal yang dibuat-buat itu seketika membuat Hanbin menatap kaget ke arah Sohyun.
"Yang ada, kau adalah alasan mengapa aku selalu kesal!" tapi lanjutan kalimat itu membuat Hanbin tak bisa menahan senyumnya.
"Baiklah!" jawab Hanbin kemudian.
"Hari ini aku akan membuatmu bahagia!""Hanya hari ini?" Sohyun langsung mengajukan pertanyaan itu begitu mendengar lanjutan kalimat Hanbin.
Sebuah senyum kembali menghiasi wajah Hanbin setelah ia mendengar pertanyaan yang secara tidak langsung mengatakan bahwa Sohyun meminta perhatiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Princess
FanfictionKim Sohyun hidup sebagai gadis dingin dan jarang tersenyum sejak ditinggal ibunya. Karena hal itu kepribadiannya dinilai aneh oleh teman-teman sekolahnya. Kim Hanbin adalah siswa pindahan yang ternyata adalah putra pemilik sekolah. Karena tradisi an...