Sabtu pagi,
Suasana olahraga yang tak mendukung keadaan lantaran matahari yang sedang terik bak sejengkal di atas kepala membuat siapapun akan mengeluh tak terkecuali Natasya.
Jika biasanya gadis itu akan sangat bersemangat saat pelajaran olahraga tapi lain dengan hari ini, ia sangat tak berminat. Apalagi olahraganya adalah basket yang sama sekali tak ia sukai sejak ia duduk di bangku SD
"Sya" panggil seorang laki-laki yang sontak membuat Natasya dan siapapun yang berada di lapangan mencari darimana Sumber suara bariton itu berasal, dan ia menemukan Elang duduk di salah satu kursi tribun dengan melambai-lambai ke arahnya dan entah kenapa jantungnya berpacu 2x lebih cepat daripada saat ia mengikuti lari maraton dulu. Ada yang salah pada jantungnya
"Sini" teriaknya lagi membuat teman-teman sekelasnya ataupun lain kelasnya berbisik-bisik yang langsung membuat Natasya menggigit bibir bawahnya.
Bukan rahasia umum lagi jika Elang adalah the most wanted Petranda dan sekaligus laki-laki dengan fans terbanyak setelah Erick-siswa kelas X
Natasya pun berlari kecil ke arah tribun dimana Elang berada. Dari pada ia harus dipecat dari pekerjaannya ditambah harus gagal masuk fotografi. Itu mimpi buruk
Dan anehnya pak Anton-guru olahraga hanya menatapnya santai tanpa ada gretakan yang katanya Fika laki-laki berumur 40-an itu killer dan melarang siapapun bolos di jam pelajarannya. Tapi untuk Natasya ini tidak berlaku? Entahlah
Elang menunjuk salah satu nomor di buku tulis nya tanpa bicara sepatah kata pun saat Natasya datang, yang langsung di mengerti gadis itu bahwa Elang tidak paham dengan pelajaran ekonomi nya
"Ini itu dapetnya dari debet, terus kalo ini dapetnya dari kredit. Kalo disebelah kanan itu kredit, kalo sebelah kiri itu debet " perjelas Natasya dengan menunjuk-nunjuk deretan rupiah yang berjajar rapi pada tulisan Elang yang dapat dikategorikan sebagai tulisan rapi versi laki-laki
Bukannya memperhatikan penjelasan Natasya, elang justru terfokus pada wajah yang menurutnya melebihi kadar manis gadis yang pernah ia temui sebelumnya.
"Paham nggak?" tanya Natasya dengan menoleh kearah sampingnya dan ia mendapati Elang yang menatapnya dengan tatapan mupeng
"Nggak" jawab Elang dengan jujur. sungguh, gadis disamping nya ini seolah menghipnotisnya dengan atau tanpa sadar, Natasya adalah gadis termanis yang pernah laki-laki itu temui versi Elang.
Natasya pun dengan telaten mengulang perkataan yang sempat ia ucapkan tadi hanya demi agar laki-laki itu paham apa maksudnya
Saat Elang mengangguk mengerti Natasya berpamitan untuk kembali ke lapangan basket dimana teman sekelasnya berada
-09.46 am-
Natasya, Chika, Fika dan Siska berada di meja kantin yang sama dengan makanan yang berbeda-beda. Ini jam istirahat dan kebetulan kelas XI IPA 1 dimana kelas Siska dan Chika yang biasa nya keluar paling akhir justru ini keluar paling dulu
"Sya, gimana sih lo bisa kenal sama Elang? Dan kayak akrab banget lagi" tanya Dika dengan nada kepo beserta tatapan yang mendukung
"Iya, dikelas gue hari ini gosipnya tentang lo sama Elang yang katanya jadian" timpal Chika dengan mendukung pertanyaan dari Fika sebelumnya
Natasya pun menceritakan pada ke 3 orang tersebut bagaimana awalnya ia kenal dengan Elang. Yang berawal dari syarat masuk nya ia dalam ekstra fotografi dari Aldo dimana ia harus menjadi guru les privat Elang.
"Hah? Seriusan lo?" ucap mereka bertiga dengan suara yang dipadukan membuat seisi kantin menatap meja mereka dengan tatapan terusik. Natasya ingin rasanya langsung lenyap saja dari muka bumi ini
"Lo beruntung Sya" sahut Siska dengan menggeleng-geleng dramatis
"Beruntung apanya co_"
Brak
Ucapan natasya terpotong karena gebrakan seorang gadis seangkatannya secara tidak sopan membuat seisi kantin langsung fokus ke mejanya. Natasya berfikir akankah ini seperti di novel-novel dimana sang figuran datang melabrak pemeran utama wanita lantaran seolah terlihat merebut sang pemeran utama pria
"Lo yang namanya Natasya kan?" tanya gadis berambut pirang dengan bedge 'Amira Tafasya' dan tatapan tajam seolah menyiratkan kebencian
"Iya" jawab Natasya dengan tenang tanpa ada rasa takut sedikitpun pada tatapan yang seolah mengintimidasi nya
Selama ia tak salah, apa yang ditakutkan?
"Lo tau apa kesalahan lo?" tanya Amira tajam dengan mencekeram lengan natasya dengan kasar lalu menariknya berdiri agar sejajar yang juga diikuti oleh Fika dan kedua temannya.
Atmosfir kantin yang mencekam tak membuat nyali Natasya menciut barang 1% pun. Ajaran Anna ia terapkan selama kita tidak salah, jangan takut untuk maju
"Nggak dan emang gue nggak merasa salah" ucap Natasya dengan nada berani membuat Amira geram ditempat, sungguh gadis dihadapannya ini lebih dari sekedar kepala batu
"Kesalahan lo yang pertama adalah lo ngedeketin Elang yang notabene nya lo cuma murid baru disini. Dan yang kedua lo berani sama gue" ucap Amira dengan nada diperkeras bak toa yang membuat telinga Natasya serasa tuli
"Gue nggak ngerasa salah karena deket sama Elang meskipun gue cuma murid pindahan yang belum terlalu paham sama serba-serbi Petranda hingga ke intinya dan yang kedua, buat apa gue takut sama lo kalo pada dasarnya gue gak salah dan lo bukan siapa-siapa nya Elang. Lagian juga gue nggak perlu kan hubungan antara gue dan Elang" jawab Natasya tak kalah toa. Biar semua orang tau, asal Natasya pindahan tapi tidak selemah yang mereka kira.
Jangan mentang-mentang Natasya hanya murid baru lalu di perlakukan dan diatur seenaknya.
Dan atas jawaban Natasya pada ucapan Amira, banyak orang yang terkagum-kagum lantaran sebelumnya tak ada orang yang berani menyahut ucapan gadis yang terkenal arogan itu. Jangan kan menyahut, menatapnya saja jarang ada orang berani.
Karena jawaban Natasya barusan, Amira merasa dipermalukan di depan banyak orang yang mungkin saja menakuti sosoknya.
Amira pun menyahut es jeruk milik Siska yang hendak disiram kan pada natasya tapi beruntungnya Natasya menepisnya tepat waktu jadi tidak sampai gadis itu terciprat barang setetes pun, malah justru Dinda-teman Amira lah yang terkena imbasnya. Itu namanya senjata makan tuan!
Untuk saat ini Amira tidak mau berlaku kekerasan meskipun tangannya sudah gatal ingin menampar gadis yang berani-beraninya mempermalukannya di khalayak umum. Tapi ia tidak mau berurusan dengan BK lagi seperti dulu yang berujung ia di skors selama satu minggu bahkan fasilitasnya pun disita oleh orang tuanya
"Dan asal lo tau, gue sama Elang gak ada apa-apa. Gue sama dia cuma sebatas guru les dan murid. Jadi gak usah berasa orang paling tau kalo pada nyatanya lo gak tau kejadian yang sebenarnya" ucap Natasya tepat di depan wajah Amira yang merah padam lalu ditinggalkan begitu saja oleh Natasya yang diikuti oleh ketiga teman barunya yang masih terkagum-kagum dengan tindakam tegas gadis itu. Amira memang tidak waras
"gaya high class, tapi kelakuan low class" sindir Natasya dengan suara lantang sebelum ia benar-benar pergi
Di meja lain, Elang dan ketiga temannya ikut menyaksikan kejadian itu yang juga terkagum-kagum.
Awal nya Elang berniat membantu Natasya jika Amira berlaku kekerasan seperti pada fans elang yang dulu pernah mengakui perasaannya pada laki-laki itu meskipun berakhir penolakan.
Tapi keberanian Natasya yang tidak pernah ia lihat pada gadis manapun membuat Elang bangga dan mengurungkan niatnya untuk membantu.
"Ciye yang jadi rebutan" goda Mario kepada Elang yang sedang menatap punggung Natasya keluar kantin.
"Bacot" ketus Elang
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool V Sweet
Teen FictionAnastasya Shelyn Maguera yang hangat, cerewet dan lembut harus dipertemukan dengan Elang Dylan Giofani yang dingin, irit bicara dan ketus sekaligus cucu dari pemilik yayasan Pradipta dimana natasya bersekolah. bagaimana jadinya jika es Batu disatuk...