17

365 67 4
                                    

"Astaga, gelap banget disini..."

Setelah mendapat kabar dari Jihyo bahwa bunga untuk Jungkook masih berada di ruang ganti backstage aula, Nayeon dengan mengumpulkan keberaniannya pergi ke sekolah.

Sendiri....
Demi bunga...

"Lo kenapa sih Nay? Kesambet apa lo sampe segini niatnya demi bunga yang sebenernya bisa lo beli lagi," rutuknya sendiri.

Dengan berbekal senter dan ponsel, gadis itu melangkah dengan hati-hati melewati koridor dekat kelas sebelas. Sungguh bukan pemandangan yang bagus. Bayangkan saja, pukul sembilan malam berkeliaran di koridor sekolah dengan penerangan seadanya. Udara dingin, banyak suara-suara aneh.

"Nay, lo bener-bener udah sinting!" rutuknya lagi.

&&

"Woi Jin, ga pulang? Udah jam 9 nih," Jaebum menghampiri Jinyoung yang masih sibuk bertaut dengan bukunya.

"Lo pulang sekarang?" tanya Jinyoung.

"Tugas gue udah kelar sih, jadi gue mau pulang. Lo mau gue tungguin?" kata Jaebum menawarkan.

"Kaga usah elah. Yaudah sono," tolak Jinyoung sedikit tersenyum.

"Yaudah gue duluan ye," pamit Jaebum.

"Sipp!"

&&

"Petugas security di sekolah kerjaannya ngapain sih? Ini koridor gelap banget!! Lampunya ga dinyalain, ck"

"Woi,"

"EH AYAM!!"

"Ngapain lo?"

"Astaga Jaebum!!! Lo hampir bikin gue jantungan tau gak!" teriak Nayeon setelah mendapati bahwa suara itu milik Jaebum, rekannya dulu di Dewan Sevit 36.

"Hahahah, sorry-sorry gue kira lo maling," kata Jaebum terkekeh kecil.

"Lo ngapain kesini malem-malem?" lanjutnya.

"Eum anu..."

"Anu kenapa? Ngomong yang jelas,"

"Barang gue ada yang ketinggalan! Iya... barang gue ketinggalan Bum... heheh," kata Nayeon cepat membuat alasan.

"Ohh.."
"Mau gue bantuin nyari?" ucap cowok itu menawarkan pertolongan.

"Eh gak usah! Maksud gue gapapa....lo pasti capek kan? Kalo diliat dari baju lo sih, kayanya lo baru pulang ya? Pasti lo capek deh. Gue sendiri aja gapapa kok..heheh," jelas Nayeon menolak. Padahal sebenernya ada maksud tertentu kenapa ia menolak pertolongan Jaebum.

"Yakin lo? Yaudah deh kalo lo gamau gue temenin. Kalo gitu gue duluan," Jaebum akhirnya berpamitan dan pergi meninggalkan Nayeon.

"Iyaiya, hati-hati Bum!"

"Sip,"

"Huft... hampir aja. Kalau sampe ada yang tau gue ke sekolah cuma demi ngambil bunga, malu gue. Lo harus lebih hati-hati Nay!" gumamnya lalu melangkah lagi melewati koridor yang cukup gelap menuju aula.

.

.

.

Drrt drrt..

Jungkook: dimana lo?

.

.

.

.

Setelah melewati 'rintangan' yang cukup membuat jantungnya berdebar, akhirnya Nayeon sampai juga di aula. Masih dengan langkah hati-hati, gadis itu berjalan kepinggir sambil berpegangan pada tembok mencari saklar lampu.

Cklekk...

"Akhirnya terang juga...." katanya menghela napas panjang.

Nayeon lantas pergi menuju ruang ganti backstage.

"Permisi...saya mau ngambil bunga," ucapnya seraya membuka pintu dengan maksud agar tidak terganggu oleh hal-hal asing. Atau yang ia percaya sebagai, hantu.

Setelah menghidupkan lampu, Nayeon mengedarkan pandangan ke seluruh sudut ruangan untuk mencari bunga itu.

"Ketemu!"

"Untung deh belum dirusak tikus..."
"Sekarang gue bisa pulang dengan tenang," pikirnya.

Drrt....

Jungkook: woi lo dimana kak?
Jungkook: udah tidur? Tumben

"Tu orang kemana sih? Tumbenan jam segini udah molor? Biasanya masih ngalong," batin Jungkook.

==

Sungguh pengalaman yang nggak akan Nayeon lakukan lagi. Cukup sekali ini saja ia mengorbankan waktunya yang berharga demi bunga. "Kalau bukan karna gue sayang, gue gak akan mau ngelakuin ini lagi!"

"Eh bentar. Sayang? Gue? Sayang sama...Jungkook?"

Nayeon menggelengkan kepalanya cepat. "Yakali gue sayang? Astaga Nay lo ngomong apaan barusan!" Gadis itu lalu melanjutkan langkahnya menuju halte bus.

"Nay?"

Suara yang familiar. Nayeon menghentikan langkahnya lalu berbalik untuk melihat si pemilik suara.

"Jinyoung!" pekiknya dalam hati.

"Nay? Lo ngapain jam segini jalan ke halte bus sekolah? Abis darimana?"

"Ya Tuhan, kuatkan hat ini........."

&&&

a/n:

Cobaan lagi nih buat Nayeon padahal udah keceplosan bilang sayang...*eh

[#1 SEVIT SERIES] JELLY JELLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang