BAB VIII

21 3 0
                                    

Sebelum Yhakbad__cikal bakal keluarga kerajaan Ghueina_lahir, seluruh keturunan nenek moyangnya merupakan suku pendatang di sebuah negeri kecil bernama negeri Lhant berupa desa-desa kecil yang dipimpin oleh kepala suku. Desa-desa itu membentuk lingkaran yang dikelilingi oleh pegunungan yang sekaligus menjadi benteng mereka terhadap suku-suku negeri lain. Jadi negeri mereka aman dari serangan suku-suku yang datang dari berbagai negeri yang ingin meluaskan daerah kekuasaan.

Negeri Lhant saat itu dipimpin oleh kepala suku yang lalim bernama Latimer. Dia tidak segan-segan membunuh warga nya yang tidak disukainya. Terkadang mereka dibunuh dengan alasan sepele, seperti tidak sengaja lewat di depannya, atau bersinggungan jalan dengannya. Dengan sekali tebas tombaknya melayang memisahkan raga yang tak bersalah itu. Warga sangat takut dengan sang kepala suku. Yang paling sengsara adalah suku pendatang yang dijadikan budak dan selalu mendapatkan siksaan bukan hanya dari sang kepala suku, namun juga dari warga asli negeri Lhant.

Suku pendatang itu awalnya beberapa orang yang berkelana mencari tempat singgah, saat itu mereka tersesat sampai di negeri Lhant. Kepala suku yang memimpin pada waktu itu bernama Ghetto, menerima mereka sebagai bagian dari negeri Lhant. Sehingga mereka tidak perlu berkelana lagi. Mereka diberikan satu desa khusus untuk mereka tinggal dan sampai akhirnya mereka tinggal di sana membentuk keluarga-keluarga kecil. Mereka membaur dengan warga desa asli di sana. Warga pun menyukai mereka.

Saat kepala suku Ghetto wafat dan digantikan oleh anaknya, yang bernama Rhode. Rhode bertolak belakang dengan mendiang Ayahnya. Dia tidak suka dengan suku pendatang itu dan memerintahkan seluruh warga desa untuk tidak bergaul dengan mereka. Siapa yang terlihat berbicara atau berinteraksi dengan suku pendatang itu akan dibunuh. Warga yang takut pun terpaksa menuruti perintah Rhode sebagai kepala suku yang baru. Jadilah suku pendatang itu budak dibawah kekuasaan sang kepala suku yang lalim selama bergenerasi-generasi penerus kepala suku Rhode sampai keturunan kepala suku Latimer.

Suatu malam kepala suku Latimer bermimpi sangat buruk dan sangat menakutkan. Dia berjalan dalam kegelapan yang sangat pekat. Gelap dan gelap. Dia berjalan terseok-seok kehilangan arah, tak tahu harus kemana karena begitu gelapnya. Tiba-tiba matanya dikejutkan dengan cahaya yang begitu terang. Sangat terang. Bertolak belakang dengan kegelapan yang dialaminya tadi. Cahaya itu bukannya menuntunnya ke suatu tempat, malah membuat matanya menjadi buta. Silau. Kemudian gelap. Silau lagi. Begitu seterusnya dan membuat matanya perih, seperti terbakar. Ketika terbangun Kepala suku Latimer bermandikan peluh yang membasahi seluruh badannya.

********

Bangun Rhaks!!! Jangan sampai kejadian memalukan itu terjadi lagi. Bertindaklah!! Jangan biarkan para pembangkang itu menari-nari di belakang mu. Balaskan dendam leluhur kita.

Ketua Rhaks terbangun dengan seluruh badan nya bermandikan peluh. Mimpi itu datang lagi setelah bertahun-tahun tak pernah dialaminya. 

Apakah sudah dekat waktunya? Apakah keturunannya harus mengulangi kesalahan masa lampau? Tidak!!! Itu tidak akan terjadi!! Berbagai pikiran berkecamuk dalam kepalanya. Dia harus segera mengambil tindakan.

******

Rhaks kecil berlari-lari mengejar anjing kesayangannya di halaman rumahnya. Saat itu hari hampir menjelang senja. Namun Rhaks masih terlalu asyik dengan binatang kesayangannya itu.

"Rhaks, kemarilah." Ayahnya memanggil dari atas rumahnya. Ya rumah mereka berupa rumah panggung sederhana seperti rumah-rumah warga desa lainnya. Dibuat seperti itu untuk menghindari banjir ketika hujan lebat melanda desa.

"Ya, Ayah. Ayo Tikho, kita naik." Sambil mengajak anjingnya, Rhaks menaiki tangga rumahnya.

"Duduklah." Kata Ayahnya begitu Rhaks sudah berada di teras rumahnya. Rhaks pun duduk, begitu juga Thiko yang selalu membuntuti Rhaks. 

"Ayah akan menceritakan sesuatu kepada mu nak, jadi dengarkan lah dengan baik. Dan setelah itu kau harus bertindak sebagai salah satu keturunannya yang masih hidup." Kata Ayahnya dengan mimik wajah serius.

"Keturunan apa Ayah?" Tanya Rhaks kecil bingung. 

"Dengarkan."

******

Setelah hampir tiga hari kepala suku Latimer bermimpi hal yang sama terus, dia mulai ketakutan. Akhirnya dia menemui sang ahli mimpi. Dia menceritakan mimpi yang dialaminya selama tiga hari tiga malam berturut-turut kepada Hko sang ahli mimpi di negeri Lhant. 

"Sepertinya Anda akan mempunyai musuh besar dari suku pendatang kepala suku. Dia seorang anak laki-laki. Dia akan memimpin negeri Lhant ini dan bersama para pengikutnya akan merebut kekuasaan Anda. Dan akan membawa kehancuran besar pada negeri ini." kata Hko si ahli mimpi.

Tanpa perlu berpikir lagi, kepala suku langsung menuju rumahnya dan memerintahkan seluruh pasukan yang dimilikinya untuk membabat habis seluruh suku pendatang. Semuanya, tanpa terkecuali. Dan desa tempat suku pendatang itu di bakar. Habis semua suku pendatang. Warga desa hanya bisa termangu bingung melihat kepala suku nya mengamuk seperti itu. Biasanya memang dia selalu bertindak semena-mena kepada suku pendatang namun tak pernah seberingas ini. Mereka yang tak mau membuat kepala suku bertambah marah, hanya diam dan menyaksikan.

Namun,  walaupun sudah mengerahkan seluruh pasukannya untuk membabat habis suku pendatang, takdir tetap bermain di sana. Anak laki-laki itu tetap lahir. Dialah satu-satunya yang selamat dari aksi brutal itu. Pada saat itu, Ayahnnya yang melihat ada bahaya yang akan menyerang, membawa Ibunya yang  memang sudah hamil tua keluar dari desa. Tidak ada seorang pun yang mengetahui nya.

Mereka bertahan di atas salah satu pegunungan yang mengelilingi negeri Lhant. Bahkan ketika anak itu akan lahir, hanya Ayahnya lah yang membantu nya. Karena tidak ditanggulangi dengan benar, Ibunya tak bisa bertahan setelah melahirkannya. Namun sang bayi selamat.

Tak lama bayi itu lahir, Ayahnnya mendengar derap kaki kuda, atas perintah kepala suku, seluruh pasukan mencari sampai ke pegunungan itu, untuk memastikan tidak ada satu pun yang selamat dari suku pendatang. Ayahnnya segera membuat gua kecil dengan tergesa-gesa untuk menyembunyikan sang bayi. Berharap alam menyelamatkannya. Istrinya yang tak bernyawa lagi terpaksa ia lempar ke air terjun yang ada di dekat pegunungan itu untuk menghilangkan jejak. Darah-darah habis melahirkan pun sudah ia bersihkan. Dengan air matanya yang menetes karena kesedihannya harus meninggalkan anaknya yang baru lahir tanpa siapa pun yang akan merawatnya, sang Ayah si bayi mengecup pelan untuk terakhir kalinya, "kau harus selamat nak." dan ia berlari menjauhi tempat si bayi agar tidak ketahuan oleh oara pengejarnya. Dan akhirnya sang Ayah ditemukan para pasukan kepala suku Latimer dan menyusul Ibunya ke alam baka. Sang bayi menangis pilu. Namun tak ada mendengarnya. 

Ghueina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang