Chapter 4

167 6 0
                                    

Rhaya Franca

Leave a note :
"He always loves the way I am like I do too. Maybe this distance kills me a lot, but you're always here near me. Just remembering your touch, your hug, your sweet kiss. That's my medicine to cure the loneliness in my heart without you besides me. Thank you for loving me, Sweetheart. And I love you too wherever you are."

I'm with : Nathan Robert
I'm at : Harris Hotel Bandung

Post.

*

Rhaya tersenyum membaca status Path yang baru saja dikirimnya.

Semalam setelah ia kembali ke kamar, Nathan sempat mengirimkan beberapa pesan di Line miliknya yang langsung membuat Rhaya hampir menangis di ranjang karena menahan kerinduan terhadap kekasihnya yang kini nun jauh di sana.

*

Nathan A. Robert
'Aya, always remember this.
Never doubt my love for you cause I love the way you are. I accept your flaws and all like you do too to mine.
Maybe now I'm not with you, besides you, comfort you. But this thousand miles distance will never separates our hearts.
I adore you, care you and love you as you do too to mine. That's why I will always wait you to lay besides me one day. Together until death separates us from this world, and God will unite us in His beautiful heaven in our ends.
Good night, my Angel.
Remember that I love you wherever you are.'

*

Nathan memang terlihat kaku dan dingin terhadap orang lain terutama kaum wanita, tapi kalau sudah dihadapan orang yang dicintainya, lelaki itu dapat berubah 180 derajat. Salah satunya seperti pesan super romantis yang mampu membuat Rhaya bak terbang ke langit ketujuh.

Kangen.

Rasa rindu ini makin membucah tak karuan setiap harinya.

Pokoknya sepulangnya dari Bandung nanti Rhaya berniat ingin chatting dengan Nathan semalam suntuk! Masa bodoh dengan hal lain.

"Rha, elo kenapa senyum-senyum sendiri melulu sih dari tadi? Gue jadi seram, tau.", tegur Monique tiba-tiba memecah lamunan Rhaya yang tengah cengengesan memandangi status Path-nya di ponsel.

Setelah ditegur oleh Monique, langsung saja Rhaya memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.

"Teman gue kirim message lucu tadi, mangkanya gue ketawa, Nique.", ngeles Rhaya sambil menyesap Coffee latte panas.

"Mbak Rhaya, hari ini jadwal kita ke pabrik percetakan Gals ya?", tanya Emilie seraya mengecek kertas jadwal kunjungan dinas mereka.

Rhaya mengangguk. "Betul, Mi. Kita bakalan berkunjung ke pabrik percetakan besar milik Wiryo group."

"Hebat juga ya majalah kita bisa dicetak perusahaan mereka. Wiryo Group ini juga yang mencetak majalah Gals di Eropa dan Amerika lho.", terang Monique.

"Wow, hebat! Gue baru dengar tentang hal ini, Nique. Berarti rekanan Gals hebat juga ya."

"Betulan, Rha. Wiryo Group itu perusahaan berskala internasional. Lini bisnis utama dari Wiryo Group adalah Wiryo Pulp & Paper Corporation, perusahaan kertas milik pribumi yang juga lumayan terkenal di dalam dan luar negeri. Mereka juga memiliki percetakan terbesar di Indonesia, Amerika dan beberapa Negara Eropa bernama Wiryographia Digital & Publishing yang juga mencetak majalah Gals di seluruh dunia. Naaah, kita bakalan ke sana pagi ini untuk ngelihat-lihat proses pencetakan majalah kita."

RHAYA 2 ~ever after~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang