8. GUE MAU ELO
"Butuh obat?"
Aku menoleh pada Mbak Erin, perawat di UKS yang baru saja meletakkan segelas air putih di atas nakas. "Enggak usah, Mbak. Cuma kecapekan aja kok. Tiduran bentar pasti udah baikan."
"Ya udah, kamu istirahat aja. Saya tinggal dulu ya."
Aku mengangguk dan menggeser sedikit tubuhku mencari posisi yang nyaman untuk berbaring. "Makasih, Mbak."
Mbak Erin pun pergi, meninggalkanku sendiri dalam salah satu bilik di ruang UKS ini. Setelah kepergian Mbak Erin, aku mengeluarkan dari saku bajukuz dua butir pil yang tadi kuambil dari tas punggungku. Aku segera meminumnya dengan bantuan air putih yang diberikan mbak Erin tadi.
Tadi setelah mendengarkan ceramah panjang lebar dari Bu Ani tentang pentingnya tanggung jawab hingga telingaku rasanya panas sekali dan jatah makan siangku habis untuk itu, aku langsung minta izin tidak mengikuti pelajaran karena pusing. Sebenarnya bukan karena pusing, tapi karena nyeri dada kiriku yang menyerang kembali pagi ini. Bahkan saat diceramahi Bu Ani tadi, fokusku bukan pada ceramah guru yang terkenal cerewet itu tapi pada rasa nyeri yang cukup kuat ini.
Dan kalian tahu apa yang menyebabkan aku diceramahi panjang lebar oleh Bu Ani? Karena aku tidak berhasil menemukan buku paket bahasa Indonesia yang jatuh di lapangan tadi pagi. Alhasil aku harus menerima ceramah dari Bu Ani dan juga harus mengganti kehilangan buku itu dengan buku yang baru, yang harus ku ari sendiri di toko buku. Dan aku harus membawanya besok ke Bu Ani, karena buku itu akan digunakan kelas lain. Hari ini benar-benar hari yang sangat sial untukku. Dan alasan kesialan itu adalah Angkasa!
Aku menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan melalui mulut. Aku harus mengontrol emosi dan menenangkan pikiranku sendiri. Dengan begitu rasa nyeri ini akan sedikit berkurang. Dan lebih baik sekarang aku tidur sebentar agar efek obat itu bisa maksimal.
Kutarik selimut berwarna putih itu sampai ke bawah dagu dan kupejamkan mataku. Beberapa menit kemudian, perlahan kelopak mataku terasa berat. Samar-samar telingaku mendengar suara decitan kursi di samping ranjang, namun karena rasa kantukku lebih mendominasi akhirnya aku tidak menghiraukannya dan malah terlelap.
Entah berapa lama aku tertidur, sampai akhirnya suara nyaring bel membuatku terjaga. Kukerjap-kerjabkan mata beberapa kali agar penglihatanku lebih jelas. Mendesah pelan, aku mengubah posisiku menjadi duduk. Suara decitan kursi membuatku menoleh, dan langsung terkejut. Cowok yang tengah duduk di sana membuat rasa kesal dan heran bercampur jadi satu. Kesal karena dengan melihat wajahnya, membuatku teringat kelakuannya yang keterlaluan tadi pagi. Dan juga heran, kenapa dia ada di sini?
Dengan cepat, aku beringsut menggeser tubuhku ke sisi ranjang yang lain, menjauh darinya. Menurunkan kakiku dari atas ranjang dan memakai flatshoes yang kulepaskan tadi. Setelah memastikan penampilanku tidak berantakan, aku bangkit berdiri untuk segera keluar dari ruangan ini.
"Sakit apa?"
Langkahku baru sampai pintu saat dia menanyakan itu. Aku menghela napas berat. "Bukan urusan lo."
Sepanjang koridor menuju kelas, aku terheran-heran karena para siswa sudah memakai tas mereka masing-masing dan berjalan menuju pintu gerbang depan.
"Bi!" Intan setengah berlari ke arahku dengan tas di punggungnya dan tas punggungku di lengan kanannya. "Ini tas lo."
"Makasih. Tapi emang sekarang udah jam pulang?" tanyaku sambil menerima tas berwarna biru muda itu. Apa jangan-jangan sekarang memang sudah jam pulang sekolah? Dan jam dinding di UKS salah? Tapi jam tanganku juga menunjukkan kalau sekarang baru pukul dua belas siang.
"Guru-guru ada rapat jadi kita dipulangkan lebih awal."
"Tahu sekarang pulang awal, mending hari ini gue gak usah masuk sekalian aja. Dan gue gak bakal dapet ceramah dari Bu Ani." gerutuku sambil melanjutkan langkah beriringan menuruni anak tangga menuju lantai bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Untuk Angkasa (Repost)
Teen Fiction(REPOST) Bintang Aurora bermimpi merasakan kehidupan sama seperti remaja pada umumnya. Diberi limpahan kasih sayang oleh orang tua, menikmati masa sekolah yang menakjubkan, dan dikelilingi sahabat dan orang terdekat yang membuat hari-harinya terasa...