Part 43

3.3K 117 2
                                    


Author POV

Bella duduk sendirian di taman belakang rumah Mike. Bunga-bunga anggrek yang sangat terawat memanjakan matanya. Angin semilir menyentuh pundaknya yang kosong tak mengenakan kain atau semacamnya akibat Mike yang langsung menariknya begitu saja sewaktu masih di Aberdeen. Ia tersenyum simpul. Luka yang disimpannya bertahun-tahun mulai memudar. Sekarang Ia bisa lebih tenang menghadapi semuanya. Ia bisa lebih bahagia ketika mengingat wajah bundanya. Bahwa ternyata bundanya masih sangat dicintai oleh lelaki yang menjadi alasannya untuk meninggalkan si Bella kecil.

Mike dari kejauhan memperhatikan Bella diam-diam. Ada sebuncah harapan yang terbersit di hatinya sekarang. Jika Bella-nya mungkin akan kembali ke dalam pelukannya. Ditambah sekarang ada Malvin akan yang menjadi pelengkap kebahagiaan mereka.

Mike bergegas menghampiri Bella yang terlihat memeluk tubuhnya yang ringkih akibat terpaan angis yang cukup dingin saat ini. Ia menyampirkan mantel pada pundak Bella agar wanita itu menjadi lebih hangat.

"Eh, makasih." Bella terperangah. Ia menjadi salah tingkah dengan kehadiran Mike.

"Gimana?" tanya Mike.

"Gimana apanya?"

"Perasaan kamu." Mike mengubah posisi duduknya, lebih merapat ke arah Bella. Bella menyadari hal itu, namun entah mengapa badannya tak bereaksi untuk menghindari Mike.

"Lebih lega sekarang. Aku seneng udah bisa ketemu ayah." senyum tulus tersirat di wajah cantiknya.

"Kalo ketemu aku seneng ga?" Mike mengangkat alisnya sebelah, mencoba menggoda Bella.

"Apaan sih, Mike." Bella membuang muka ke arah lain, takut jika Mike melihat rona merah di pipinya yang mulai memanas akibat godaan pria itu.

"Aku mau ngomong serius, Bel." Mike menarik tangan Bella, memegangnya erat. Tak ingin wanitanya ini pergi lagi. Bella membiarkan hal itu. Sorot matanya menggambarkan ketulusan bahwa ia berjanji tak akan meninggalkan Bella lagi apa pun alasannya.

"Aku mau kita sama-sama lagi kayak dulu. Aku tau kamu masih sayang sama aku. Dan begitupun aku. 4 tahun ini aku kayak orang gila Bel nyariin kamu tanpa jeda. Aku mohon, kembali padaku,"

Bella bisa merasakan ketulusan Mike. Hatinya seperti es yang disirami air panas, langsung leleh seketika ketika meliat sorotan mata Mike.

"Tapi Mike..."

"Apalagi, Bel? Kamu takut aku ga bisa terima Malvin, begitu? Malah aku pengen banget kita bisa tinggal bersama. Dia darah daging aku Bel, kamu ga bisa misahin aku sama dia."

"Kamu kira aku bakalan nuduh kamu kalo Malvin itu bukan anak aku? Mana mungkin Bel! Dekat dia aja rasanya damai banget, dari situ aku udah bisa ngerasain kalau dia anak aku. Aku mohon, jangan raguin aku lagi. Kali ini aku berjanji dengat sepenuh hati, aku akan menjaga kamu dengan Malvin sampai ajal menjemputku. Tolong, kembali lah."

Satu bulir air mata membasahi pipi Bella. Ia tak tahu harus berkata apa. Tanpa dijelaskan pun Bella sudah tahu bahwa Mike tulus mencintainya. Dulu dia hanya harus memenangkan egonya dan pergi sejauh mungkin dari Mike. Karena ia kira itu adalah jalan yang terbaik. Namun takdir berkata lain. Takdir masih ingin melihat kisah mereka berdua. Bukan berdua, namun bertiga sekarang. Semesta menambahkan satu sosok untuk mengikat mereka berdua, bahwa mereka memang ditakdirkan untuk selalu bersama.

Bella menganggukkan kepalanya, lalu tersenyum simpul menanggapi penjelasan Mike yang panjang lebar. Dia sudah kehabisan kata-kata saat ini. Mike langsung membulatkan matanya bahagia melihat respon Bella.

"Seriously?" tanyanya.

Bella mengangguk sekali lagi.

Mike langsung berhambur memeluk Bella erat.

"I love you, Bella."

"I love you too, Mike."

"Tapi ini...aku, aku ga bisa napas." Bella memukul lengan Mike.

"Eh iya, maaf sayang. Abis aku kesenengan hehehe."

"Btw, kamu mau bikin adek buat Malvin ga?" goda Mike dengan senyum khasnya.

Bella membelalakkan matanya. Baru saja sekian detik yang lalu Mike begitu romantis, kenapa sekarang jadi mesum seperti ini.

"Aduh Ayah manggil nih. Aku kesana dulu, ya. Iya kenapa, yah?" Bella langsung meninggalkan Mike yang cekikikan sendiri karena berhasil menggoda Bella.

###

2 hari kemudian Mike dan Bella kembalimke Aberdeen. Jangan tanya kenapa Mike juga ikut, karena Mike seperti ini sudah seperti nasi yang selalu melengket dengan Bella kemana pun Bella pergi. Alasannya ingin ikut pun karena katanya dia sangat merindukan Malvin. Well, untuk yang satu itu, Bella tidak bisa mengatakan tidak pada Mike. Karena Mike punya hak yang sama untuk bertemu dengan Malvin.

Sesampainya disana Mike dan Bella langsung memberi tahu Malvin bahwa Mike adalah ayah kandungnya. Mereka pun mengadakan makan malam bersama dengan Hilda dan Ray.

"Uncle, look! Aku punya daddy!" tunjuk Malvin pada Ray. Yang lainnya hanya tertawa melihat tingkah Malvin.

"Hahaha iya pintar! Tapi kamu masih tetep main kan sama uncle?" tanya Ray.

"Pasti dong, uncle!" mereka berdua pun ber high-five ria.

Bella juga sudah men,berikan keputusannya kepada Ray. Bahwa ia memang hanya mengganggap Ray sebagai teman, tidak lebih dari itu. Ray pun hanya bisa berlapang dada menerima keputusan Bella.

###

Hari minggu kali ini berbeda dari hari biasanya. Rumahnya jadi begitu ramai karena kehadiran Mike. Mike dan Malvin tidak henti-hentinya bermain bersama. Bella menjadi merasa tersisihkan oleh kehadiran Mike. Namun ia pun mengucap syukur, sekarang Malvin mempunyai sosok ayah yang dapat ia banggakan di depan teman-temannya.

Saat sedang asik memasak, bel apartement Bella berdenting. Ia membuka pintu tapi tak ada seorang pun yang nampak. Namun sesuatu mengganjal kakinya, sebuah kotak sedang berwarna putih. Bella membawanya ke dapur. Saking penasarannya ia langsung membuka isi kotak itu. Betapa terkejutnya Bella ketika melihat apa yang ia temuka. Ia bahkan sampai tersandar di meja dapur karena kakinya terasa lemas.

"Ya Tuhan, cobaan apalagi ini." batinnya.

Tiba-tiba Mike datang sambil berlari kecil.

"Tunggu Daddy ambilkan minum." teriaknya pada Malvin yang sedang bermain di ruang tengah.

Langkah Mike terhenti ketika melihat Bella yang sedang menangis di pojok dapur. Ia segera mendekati wanitanya itu.

"Kamu kenapa?" ia memegang pundak Bella khawatir.

"Jangan sentuh aku!" Bella berbalik dan berteriak menjauhi Mike.

"Kamu kenapa, Bel? Apa yang terjadi?" Mike kebingungan melihat tingkah Bella yang tiba-tiba menjauhinya.

"Ini apa? Hah?" Bella mengangkat benda ber bentuk persegi empat di tangannya.

"Itu!"

"Ini apa, Mike??? Jawab aku!!!"


###

Thankyou semua buat yang udah nungguin. Satu part lagi ya to the end... 

You are my final destinationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang