Happy reading...
"Cinta itu sederhana, sesederhana kita belajar menerima seseorang untuk sebuah kekosongan"
Hari ini Ohm mengunjungi salah satu toko bunga yang mungkin sudah sangat terkenal di daerahnya. "The Secret Flowers".
"Hey Tern, aku beli bunga mawar putih satu ikat seperti biasa ya," ucap Ohm kepada anak pemilik toko. Ia sudah langganan disini.
"Baiklah, tunggu"
Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya seikat mawar putih selesai dirangkai.
"Ini nong," ucap salah satu pelayan toko menyodorkan seikat bunga kepada Ohm. Ohm mengangguk tersenyum dan kemudian menuju kasir.
"129 bath, " ucap Tern anak pemilik toko setelah mentotal harganya.
Ohm langsung menyerahkan uang sesuai dengan nominal yang disebutkan. "Terimakasih"
"Oh iya Ohm, kau membeli bunga hampir 4x dalam seminggu" ucap Tern seraya menaruh uang yang diberikan oleh Ohm di dalam laci kasir. "Untuk siapa? Pacarmu?" Lanjut Tern menggoda Ohm.
"Ahh, bukan. Ini untuk orang yang lebih spesial" ucap Ohm menyeriangi. "Aku pergi dulu,"
♦♦♦
Lain dengan Ohm yang mempunyai planning tersendiri, Toey, Peak dan Boom berencana mengunjungi salah satu pusat perbelanjaan terbesar di kotanya tersebut.
Sebelum berangkat mereka bertiga berkumpul terlebih dahulu di rumahnya Toey.
"Tunggu, 15 menit lagi aku siap!" teriak Toey dari dalam kamar mandinya. Entah ritual apa yang ia lakukan disana, sudah hampir 30 menit ia berada di dalam.
"Cepatlah Toey! Kau sangat lama!" ucap Peak dengan nada yang cukup keras, mungkin ia sudah terlalu jenuh untuk menunggu lebih lama lagi.
Seraya menunggu Toey selesai dengan ritualnya, Peak dan Boom memilih untuk menonton acara tv yang sesungguhnya sangat membosankan. Tapi itu tak masalah bagi mereka berdua, karena pandangan mereka tidak terfokuskan pada layar televisi, melainkan fokus memandang wajah satu sama lain dengan sesekali membuat candaan renyah.
"Kalau kalian tidak ingin menonton televisi, lebih baik dimatikan saja, ini apartemenku! Aku yang membayar tagihan!" Ketus Toey yang baru keluar dari kamar mandi dengan berbalutkan handuk setengah badan.
"Baiklah, cepat sana kau pakai bajumu! aku tahu kau iri! Haha" ujar Peak disusul dengan kekehan kecilnya.
Sesampainya di pusat perbelanjaan
"Kalian berdua keliling saja dulu, aku mau ke gramedia sebentar" ucap Toey kepada Peak dan Boom. "Aku tidak ingin menjadi obat nyamuk"
"Yasudah, nanti kita bertemu di tempat biasa ya" jawab Peak yang kemudian pergi bersama Boom.
♦♦♦
"Beruntung ya, jika punya pendamping hidup," gumam Toey dalam hatinya "andai saja aku bisa mempunyai satu pendamping hidup yang senantiasa ada disetiap hariku, pasti itu akan lebih menyenangkan" lanjutnya seraya menyusuri buku2 yang terpajang rapi di dalam rak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Open My Heart [END]
FanfictionIni first time saya buat ff maaf kalo rada" ga nyambung Ohm x Toey Ceritaku ini kebanyaan dialognya daripada narasinya Itu dikarenakan author lebih senang membuat dialog