Delapan Belas

10.9K 790 78
                                    

Pagi yang indah untuk hari ini, kicauan burung seakan menyapa sang matahari. Awan putih yang menyelimuti langit membuat teduh pagi ini.

Seorang gadis cantik lengkap dengan seragam khas sekolahnya berdiri di balkon kamarnya menikmati pemandangan pagi hari yang di suguhkan oleh sang pencipta.

Langkah suara kaki terdengar olehnya, wangi parfum yang sangat ia hafal menyeruak di indera penciumannya.

Sret.

Sepasang tangan melingkar di perut rampingnya, memeluk dirinya dari belakang.

"Mau sampe kapan disini? Nanti kita telat" kata orang tersebut.

"Rela ga sekolah asal berdua sama kamu kayak gini Ca"

"Next time. Sekarang kita berangkat sekolah kan mau ujian"

"Ck beda emang siswi terpintar di sekolah" protes gadis tersebut yang tentu saja itu Fika.

Sedangkan Ica malah lebih mengeratkan pelukannya pada Fika, dagunya ia taruh di bahu kanan Fika.

Semenjak keduanya resmi berpacaran, sesekali Ica datang ke rumah Fika untuk menjemputnya atau Fika yang datang ke rumah Ica dengan tujuan yang sama.

"Maunya apa?" tanya Ica

Fika membalikkan badannya tanpa melepas pelukan Ica, Fika menatap Ica tepat pada kedua mata Ica.

Tangannya terjulur ke pipi Ica, mengusapnya lembut disertai senyuman yang tercetak pada wajah cantiknya.

"Maunya kamu" kata Fika

Ica tersenyum mendengar ucapan gadis di hadapannya ini.

"Ambigu ya" respon Ica di sertai kekehan.

"May I ask for something?" tanya Fika

"Sure"

"Can you kiss me?"

Tanpa berucap apapun, Ica menarik pinggul Fika perlahan mendekat kepadanya. Deru nafas keduanya menyapu hangat wajah mereka masing-masing, degupan jantung mereka seolah saling menyapa.

Fika merasakan bibirnya bersentuhan dengan bibir Ica, ia merasakan dirinya bagi tersengat jutaan volt yang mengali ditubuhnya.

Bibir keduanya hanya menempel tidak ada lumatan antar keduanya.

Ica melepaskan ciuman mereka dan membuka matanya menatap Fika yang juga tengah menatapnya.

"Yuk sekolah. Udah dapet morning kiss kan?" kata Ica

Semburat merah menghiasi wajah Fika dan tanpa aba-aba Fika langsung memeluk Ica menyembunyikan rona merah di wajahnya. Dengan senang hati Ica membalas pelukkan tersebut.

*****
Kini keduanya sudah berada di sekolah, namun keduanya kini sedang berada di tempat Ica yang berada di rooftop sekolah.

"Kenapa ga langsung ke ruang ujian aja sih?" protes Ica

"Males ntar aja"

"Yaudah di luar aja, jangan disini. Kamu berantakin file aku doang"

"Pelit"

"Biar"

"Biar apa?"

"Biarin" kata Ica langsung keluar dari tempatnya

"Ishh Ica, tungguuiinnnn"

Ica berdiri menghadap ke depan tepat kepada gedung-gedung pencakar langit di depan sana.

Teach Me (GXG) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang