9

489 95 29
                                    


"Day, kurang berapa kelompok lagi sih?"

"Ini kayanya kelompok terakhir deh. Napa?" Dahyun menatap kearah Hoshi yang matanya sudah merah banget.

"Ngantuk banget gue anjir." Hoshi menguap lebar.

"Bau anjir. Ga mandi ya lo?" Dahyun mendorong Hoshi agar jauh-jauh.

"Hehe bau ya?" Hoshi mengendus ketiaknya sendiri :')

"Banget tolil. Ga mandi brapa hari lo?"

"Baru dua hari. Ga sempet gue, disuruh-suruh terus sama Eunwoo." Hoshi membela dirinya.

"Ini pasti yang lain udah balik. Duh napa sih kita dapet pos terahir sendiri?" Dahyun menggerutu.

"Lo sih, udah enak sama Eunwoo juga, malah minta sama gue. Udah tau gue parnoan." Hoshi ikut menggerutu.


"Hosh." Dahyun menatap Hoshi serius.

"Apaan anjir Day. Jangan bikin gue takut lo."

"Janji ya kalo ntar ada apa-apa jangan tinggalin gue." Dahyun mengacungkan jari kelingkingnya.

"Iya janji. Lo juga ya. Jangan kabur ninggalin gue entar." Hoshi menautkan kelingkingnya dengan Dahyun.

"Pokoknya kita harus bareng terus sampe entar di tenda ya Day."

"He em." Dahyun mengangguk mantap, terharu ternyata Hoshi adalah sahabat yang setia kawan.


Baru tiga menit menunggu.

"HIIIII HIIII HIII HII HIIIIIIIII" terdengar suara tawa di dekat pos Dahyun.

"Day."

"Hosh."

Mereka saling pandang.

"Hosh doa Hosh." Dahyun gemetaran berbicara.

"Lo juga Day." Hoshi menggenggam erat tangan Dahyun sambil gemetaran.

"HA HA HAAAA HAAAAAA." Sekarang terdengar tawa berat suara lelaki.

"HI HI HIIIIIII." Disusul oleh tawa yang lain.

"Hosh."

"Day."

Itungan ke tiga lari ya Day." Hoshi masih menggenggam erat tangan Dahyun.

"He em." Dahyun sudah meringis menahan tangis ketakutan.

"Satu."

"Dua."

"Tiga."


Hoshi dan Dahyun berlari menerjang gelapnya malam, dengan suara tawa yang masih samar-samar terdengar.

"Duk." Sial bagi Dahyun. Dia terantuk tali sepatunya yang lepas hingga genggaman tangannya dengan Hoshi terlepas. Hoshi tidak sadar dan masih tetap berlari.

"HOSH ANJIR TUNGGUIN HUHU." Dahyun berteriak memanggil nama Hoshi. Kakinya sakit dan dia tidak kuat berlari lagi.

"PENGHIANAT LO HOSH. KATANYA BARENG TERUS SAMPE TENDA HUHU." Dahyun menangis. Lututnya terasa nyeri sekali.

Dia mendengar suara sesuatu bergerak cepat menuju arahnya.

"HUHU. Tuhan. Kalo emang ini udah saatnya gue pergi. Gue mau gentayangin Hoshi sampe dia gila, karna udah ninggalin gue." Dahyun sedikit menyeka air matanya.

"Cepesi (Cewek Pecinta Ajussi) Squad, semoga kalian bisa cepet taken sama gebetan masing-masing, longlast juga." Dahyun mengelap ingusnya.

Kating JutekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang