Sixteen

2.3K 178 20
                                    

"Pertandingan final dimenangkan oleh Bangtan University untuk yang ke 3 kalinya. Dan gelar Pemain Terbaik Tahun ini adalah, Min Yoongi dari Bangtan University. Selamat kepada Tim Basket Bangtan University."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Riuh penonton memadati pertandingan final yang dimenangkan oleh Bangtan University. Jimin berdiri dipinggir lapangan. Matanya tak henti melihat ke arah Seseorang yang hanya terdiam ditengah lapangan bersama Tim nya.

Jimin menepati permintaan Yoongi untuk tidak mengganggunya hingga pertandingannya selesai. Dan sekarang Yoongi yang harus menepati janjinya untuk mendengarkan semua penjelasan jimin.

Jimin bangkit bersamaan dengan bubarnya acara pertandingan Yoongi. Jimin melangkahkan kakinya menuju ruang basket kampusnya, menjemput Yoongi.

Jimin menunggu didepan ruangan basket. Satu persatu orang diruangan itu keluar. Jimin masih menunggu Yoongi.

Hingga 30 menit ia menunggu didepan ruangan itu namun Yoongi tidak juga terlihat. Jimin memutuskan untuk menanyakan Yoongi pada seseorang yang juga baru keluar dari ruangan tim basket.

Dan Jimin dibuat tertegun atas jawabannya. "Setauku Kapten Yoongi sudah pergi. Ia meminta ijin pada pelatih untuk langsung pergi setelah pertandingan tadi."

Jimin melangkahkan kaki menuju mobilnya. Jimin bersandar pada kursi mobil, memijat kepalanya yang terasa  begitu pening sekarang.

"Apa maksudmu dengan semua ini hyung? Apa kau lupa dengan janjimu? " -batin jimin.

Dengan cepat jimin melajukan mobilnya. Apartmen Yoongi. Berharap bisa cepat bertemu Yoongi. Jimin sudah tidak tahan. Beberapa hari ini ia hanya bisa melihat Yoongi dari jauh karena Yoongi yang meminta untuk Tidak mengganggunya.

Jimin merindukan Yoongi, sungguh! Bahkan sekarang ia merasa marah karena Yoongi membuatnya khawatir.

15 menit sudah dilewati. Jimin kini berada didepan pintu Apartmen Yoongi. Menghela nafas sekejap lalu menekan bel sedikit cepat berharap Yoongi segera membukanya.

Namun berkali kali Jimin membunyikan bel, Pintu Apartmen masih belum terbuka. Jimin menggerenyit heran.

"Kemana dia?" -Heran Jimin.

Jimin belum menyerah. Ia mengeluarkan handphone disakunya mendial nomor telpon Yoongi.

Namun...

'Nomor yang anda tuju sedang berada diluar jangkauan. Cobalah beberapa saat lagi'

Arrgghh!!!

Jimin memukul pintu apartmen Yoongi. Jimin sangat kalap. Kemana Yoongi? Sungguh jimin khawatir !

Jimin tiba tiba merasa lelah. Tubuhnya merosot dihadapan pintu Apartmen Yoongi. Kedua tangannya meremas kepalanya keras. Hingga suara seseorang terdengar ditelinganya.

"Maaf tuan, apa kau mencari pemilik apartmen ini?"

Jimin melirik kearah kanannya. Seorang pria paruh baya dengan seragam security menghampirinya. Jimin berdiri dari posisinya saat ini. Lalu mengangguk cepat.

"Pemilik Apartmen ini baru saja pergi beberapa menit yang lalu. Mungkin sekitar 20 menit. Ia berpesan jika ada yang menanyakannya bilang ia sedang pergi ke luar negeri. " ucap pria itu. "Kalau begitu saya permisi tuan."

Jimin membelalakan matanya tak percaya. 'Luar negeri katanya? Apa apaan ini? Yoongi hyung!'

Jimin hanya bisa diam. Apa Yoongi memang marah padanya karena kejadian waktu itu? Apa Yoongi benar benar kecewa? Dan apa ini? Ia tak ada di Apartmennya dan handphonenya tak bisa dihibungi! Dan apa yang baru saja pria paruh baya itu katakan? Luar negeri? Ya tuhan Min Yoongi!!!

Im Still Loving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang