Hening dari kelas seketika terpecah saat langkah kaki dingin menapak di sana. Tubuh raka yang melihat dibalik pintu hanya bisa terdiam. Suasana kelas sudah menjadi sepi tetapi ada saja siswa yang tetap di sekolah karena kegiatan ekskul atau OSIS. Angin menghembus dengan kencang dan juga dibarengi dengan hawa panas yang merasuk sukma.
Pemdangan yang belum pernah Raka lihat sebelumnya. Seorang gadis yang sedang berdiri disana sendirian didatangi oleh beberapa gadis seumurannya.
"Oiii siapa itu yang datang..."
"Tunggu... Apa yang mere.. Astaga.."Terdengar suara tamparan nyaring yang muncul dari dalam kelas. Raka hanya bisa melongo melihat hal itu. Seketika gadis yang menampar Putri membentak kearahnya.
"Kamu jangan sok kepinteran deh put, mentang-mentang juara dan seisi sekolah membicarakanmu kamu tuh sadar woi!"
Wajah gadis itu penuh dengan kedengkian. Dengan nada berbicara seperti itu tidak pantas dikeluarkan oleh seorang siswa SMA. Wajah Putri terlihat seperti ketakutan dan pandangnnya teralihkan ke arah lain karena sehabis di tampar oleh gadis itu. Mereka ada 3 orang yang mendekati Putri.
"Apa... Aku salah apa?"
Gadis itu berucap dari mulut kecilnya dengan nada takut. bibir manisnya bergetar. Kakinya mulai tak tahan akan menopang tubuhnya.
Ada apa ini.
Apa yang sedang terjadi sebenarnya?
"HAA???.. Masih nggak nyadar juga, sifatmu yang seperti itu yang buat kita jijik melihatnya, sombong banget sih dia"
Sahut dari salah satu gadis yang lainnya.
"Aku harus bagaimana..."
"Mana ku tahu PIKIRKAN SAJA SENDIRI SANA!!"
Lalu segerombolan gadis sma itu mengambil paksa tas Putri yang ada di meja. membukanya dengan paksa dan mengacak-acaknya serta tak lupa mencoret coret bukunya. Kondisi Kelasnya juga sepi jadi tidak ada anak yang melerainya.
"Jangan..."
Suara lirih yang dikeluarkan putri. suara itu sangat kecil seperti susah akan sampai pada gadis yang mengacaukan tas dan seisinya itu.
"Hahahaha"
Mereka tertawa diatas penderitaan orang lain. Manusia macam apa mereka... Sungguh tidak berperasaan
Apakah aku lebih baik kesana membantu.Tidak tidak aku lebih baik tidak ikut campur urusan ini.
Aku lebih memilih kedamaian untuk diriku sendiri
Lebih baik aku meninggalkannya.
Langkah demi langkah Raka pergi perlahan meninggalkan luar pintu belakang kelas 11-IPA 3. Beberapa detik setelah Raka bergerak lalu muncul sebuah suara memekikkan.
*Aghhhh....*
Eh suara jeritan... mungkinkah?
Tubuh Raka serasa berbalik dengan kemauannya sendiri. Ia melesat dengan cepat memasuki Kelas 11-IPA 3 dan membuka dan mendorong pintu dengan keras sehingga mengeluarkan suara yang keras.
*brakk...*
"Apa yang kalian lakukan hoii"
Bagai pahlawan yang datang menyelamatkan seorang heroine yang dalam bahaya. Kini Raka datang dalam medan perang!
"Siapa kamu... Beraninya ikut campur urusan kami?"
"Apa kalian tidak melihat wajahnya kesakitan karena Kalian tarik rambutnya seperti itu.., sungguh tidak punya hati kalian"Kondisi saat ini Putri terjatuh dan rambut panjangnya ditarik oleh dua gadis yang ada dan satunya lagi sedang mengacak acak tubuh mungil Putri itu. Baju putih abu-abu yang ia gunakan sekarang sudah sangat lucet dan dasinya pun kendor. rok yang ia gunakan berwarna biru muda namun sering disebut abu-abu itu pun sangat lusuh seperti bekas sepatu diinjak oleh seseorang. keadaan putri sekarang sangat mengenaskan
"Haaa... Ngomong apa barusan ? Terserah kami dong... Ahhh.. Orang ini ikut campur saja... Aku juga sudah jijik melihat anak ini , yuk kita kembali kawan"
"Yuk"Segerombolan gadis itu melepaskan putri lalu meninggalkan Raka dan Putri yang sedang berada dikelas...
"Eh kamu ngak apa apa?"
Gadis ini, Apa benar dia gadis yang dibicarakan tadi pagi.
"Hmm sepertinya begitu..."
Rambutnya acak"an dan bajunya compang camping, bukunya berserakan di lantai.
Mengapa dia hanya menerimanya saja dan tidak melawan!
"Ini keterlaluan , mengapa kamu tidak melawannya tadi..."
"..."
Putri hanya diam saja dan menunduk, Wajah lesunya terlihat sangat kecapean entah sepertinya dia menahan rasa sakit yang besar selama ini. Apa yang sedang dia pikirkan hingga membiarkan dirinya dibully seperti ini.
Ya ampun. Zaman begini masih ada nih yang kaya gini?
Raka menunduk dan menjulurkan tangannya pada gadis yang tersungkur itu. Wajahnya tertutup sedikit rambut berantakannya. Pandangan Matanya seperti dia sangat berbeda dari sebelumnya. Sekarang seperti ia tidak memiliki semangat untuk hidup.
"Terima... kasih..."
Ucapan lirih muncul dari bibir pink itu.
Buku yang berserakan dengan cepat Raka ambil dan rapikan lalu Raka masukkan kedalam tasnya gadis ini.
"Ahh tidak apa apa, ngomong-ngomong jangan lupa rapikan bajumu dan rambutmu ya"
Gadis ini hanya menunduk terdiam melihat wajah raka. Setelah itu ia membereskan pakaian, rok dan dasi serta rambutnya.
"..."
Apa sifatnya pendiam gini ya
"Nahh kalau begitu bagus deh"
"Namamu ?"
Lirih namun pasti ia mengucapkannya.
"Aku??"
"Heem..""Aku Raka Adrian, dari kelas 11- IPA 2, aku berada di kelas sebelahmu kok dan tadi aku ketepatan mendengar suara jeritan jadi aku memastikan untuk memeriksanya..."
haha sebenarnya aku penasaran dengan gadis ini...
"Hmmm...makasih , namaku Putri"
"Salam kenal putri, kamu tidak pulang kah? "
"Aku baru saja ingin pulang tadi...tapi tiba tiba.."Wajahnya polos sekali seperti dia tidak merasakan apa-apa padahal dia baru saja dibully oleh temannya. Aku tidak bisa membayangkan seperti apa perasaannya sekarang. Cara berbicaranya halus sekali dan suaranya juga tidak terlalu keras. Pandanganku awal mengenai dia sekarang berubah!
"Apakah kamu sudah sering seperti ini put?"
"..."Dia diam saja. Apa yang terjadi?
Lebih baik aku tidak membuatnya kepikiran terus.