-PART 1-
Hari ini tepat hari dimana tugas mengajar Seokjin selama dua bulan di Seoul Senior High School berakhir. Waktu berlalu begitu cepat. Bahkan dirinya tidak menyadari jika semuanya berlalu begitu saja. Tapi sumpah demi apapun, Seokjin sangat bersyukur akan hal itu. Karena akhirnya dirinya bisa terbebas dari gangguan-gangguan geng Namjoon.
"Terimakasih semua atas kerjasamanya. Sekali lagi terimakasih" senyum manis tak pernah luntur dari wajah Seokjin ketika dirinya tengah berjabat tangan dengan seluruh rekan kerja sesama guru yang ada di sana.
"Tentu, guru Kim. Kami juga berterimakasih atas partisipasi anda dalam program ini. Semoga setelahnya anda menjadi guru yang lebih hebat, dapat menjadi contoh baik bagi siswa-siswamu"
Seokjin mendengarkan dengan seksama segala nasihat dan pujian yang di lontarkan oleh kepala sekolah. Dirinya benar-benar tersanjung akan hal itu.
☆☆☆
Sudah satu minggu setelah insiden Namjoon yang terkena amukan Seokjin karena suatu kesalahpahaman. Dan sudah satu minggu pula Namjoon tidak pernah melihat atau bertemu guru cantiknya sama sekali.
'Apa guru Kim benar-benar marah padaku hingga tak masuk sekolah seminggu ini? Padahal kan itu semua bukan salahku'
Namjoon bersandar pada tempat duduknya, memejamkan mata sambil sesekali menghela nafas berat. Tidak biasanya namja jangkung itu berdiam diri di kelas saat jam istirahat tengah berlangsung. Tapi jujur, setelah Seokjin marah padanya seminggu yang lalu, Namjoon sudah tidak pernah lagi berkumpul dengan gengnya ataupun membolos saat jam pelajaran. Dirinya lebih memilih tidur atau melamunkan hal yang tidak penting di kelas. Entahlah. Pikirannya sedang kalut.
Tingkah Namjoon yang di luar kebiasaan itu sukses membuat beberapa teman di kelasnya merasa bingung. Terutama Mingyu, si wakil ketua kelas sekaligus satu-satunya orang di kelas tersebut yang memiliki nyali cukup besar untuk bicara dengan Namjoon, si berandal sekolah.
"Hei, Namjoon. Kau tidak apa-apa? Kuperhatikan, seminggu ini kau terlihat murung. Apa terjadi sesuatu? Ceritakan saja. Aku akan mendengarkannya" Mingyu menarik sebuah kursi dan meletakkannya di samping tempat duduk Namjoon, menghadap ke namja itu.
Namjoon hanya melirik Mingyu sebentar melalui ekor matanya, dan kembali menyibukkan diri dengan lamunannya. Sebagai informasi, Namjoon bukanlah orang yang selalu mengeluarkan curahan hatinya saat sedang memiliki masalah. Ia lebih memilih diam dan menyimpan masalahnya seorang diri.
Mingyu masih setia menunggu respon dari Namjoon. Terus menatapnya hingga membuat Namjoon jengah sendiri. Memilih menegakkan tubuhnya, dan menghadap ke arah Mingyu. Wakil ketua kelasnya yang satu ini benar-benar menyebalkan.
"Tidak usah khawatir. Aku baik-baik saja. Tapi.. Ada satu hal yang ingin kutanyakan. Apa guru Kim sedang sakit? Kenapa ia tidak pernah terlihat seminggu ini?"
Oh.. Tentang itu ternyata. Mingyu memasang wajah cengonya. Temannya ini benar-benar lupa atau sedang berpura-pura lupa?
"Ya ampun, Namjoon. Apa kau lupa? Tugas mengajar guru Kim sudah berakhir sejak seminggu yang lalu. Maka dari itu ia sudah tidak mengajar kita lagi"
Namjoon hanya mengangguk paham, kembali bersandar ke kursinya dan melanjutkan acara melamunnya. Sedangkan Mingyu yang merasa kembali diabaikan mulai beranjak dari sana sambil menggelengkan kepala melihat tingkah Namjoon barusan. Namjoon yang sedang sibuk melamun benar-benar menyebalkan, pikir Mingyu.
Sayangnya Namjoon sedang tidak melamun kali ini. Penjelasan Mingyu barusan membuatnya sedikit gusar. Seokjin sudah pergi. Itu berarti ia sudah tidak bisa bertemu guru cantiknya lagi. Yang membuatnya semakin merasa bersalah, Seokjin pergi dengan bekas luka yang dibuat oleh temannya. Atau sudah tidak bisa disebut sebagai teman lagi sekarang. Gurunya itu pasti sedang sangat hancur sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[NamJin] As Long As You Stay With Me
FanfictionWARN!! YAOI BOYXBOY BL MATURE CONTENT YG GK SUKA BL GK USAH MAMPIR!! CUMA UPDATE KALO LAGI ADA MOOD! KESERINGAN HIATUS! Summary: Namjoon tidak pernah mengharapkan semua ini. Yang ia inginkan hanya hidup bahagia bersama Seokjin tanpa harus meningg...