Milan, Italia
2 tahun kemudian."Rey? " panggil Panji, ayah angkatnya.
"Iya pah? " sahut Rey.
"Kamu sekarang kuliah ya? " pinta Panji.
Rey mengangguk. "Iya, "
"Oke. "
Kini, Rey memiliki seorang Ayah dan Mamah meskipun status Rey adalah sebagai Anak angkat. Namun, ia merasakan sebuah kasih sayang yang tulus dari mereka berdua. Semenjak kecelakaan dua tahun yang lalu, membuat Rey trauma sekaligus Koma berbulan-bulan, yang sehingga membuat Panji yang berprofesi sebagai dokter dan juga merawat Rey selama sakit, membuat Panji bersedia menjadikan Rey sebagai anak angkatnya.
Rey teringat kepada seorang wanita yang membuat kehidupannya berubah seratus persen, wanita yang selalu ada untuknya, wanita yang selalu ada di sampingnya. Namun kini, wanita itu menghilang dan entah kenapa, sahabatnya pun menghilang juga dari kehidupannya. Sungguh, Rey sangat merasa kesepian. Rey ingin sekali mencari dimana keberadaan mereka bertiga, namun apa daya kondisi Rey yang masih belum stabil, mesti harus banyak-banyak beristirahat.
"Calista? Kamu dimana?, aku kangen sama kamu..." ujar Rey seraya mengelus foto Calista yang hampir luntur itu.
Rey hanya memiliki sisa satu barang berharga sesudah terjadinya kecelakaann itu, foto Calista yang selalu tersimpan didalam dompet miliknya. Itupun sudah hampir luntur karena terendam oleh air, Rey sangat merindukan Calista, padahal baru saja mereka berdua menjadi sepasang kekasih waktu itu, namun nyatanya nasib mulai menerpa mereka berdua, sehingga terjadilah kecelakaan hebat yang malah membuat Rey koma berbulan-bulan dan terpisah dari Calista.
"Calista... Udah dua tahun kita gak ketemu, aku ngerasa hampa saat kamu gak ada! " batin Rey.
Sonya, Mamah angkat Rey yang merupakan blasteran antara indonesia-italia. Datang memasuki kamar Rey untuk menghampiri Rey yang tengah terpuruk merindukan sosok wanita yang sangat di cintainya.
Sonya memilih untuk duduk disamping Rey, seraya merangkul Rey. "Kamu kangen sama dia ya? " tebak Sonya.
Rey mengangguk. "Iya mah, "
"Sabar ya, mamah yakin kalo jodoh itu pasti gak akan kemana. " ujar Sonya berupaya menenangkan Rey.
"Aku terlalu rindu sama dia mah, bagaimana bisa orang yang baru aja jadian itu langsung terpisah gitu aja akibat kecelakaan? Aku gak bisa mah, " lirih Rey. Air matanya perlahan mulai berjatuhan.
Sonya menghela nafas berat. "Ini semua salah mamah, coba aja kalo mamah gak minta papah kamu buat bawa kamu ke milan untuk mengikuti tahap penyembuhan, pasti kamu gak akan kehilangan pacar dan sahabat kamu. " Sonya jadi merasa bersalah.
"Nggak mah, ini bukan salah mamah. Kalo bukan bantuan dari mamah pasti aku udah gak ada di dunia ini lagi, " ucap Rey.
"Setelah kondisi kamu benar-benar sehat, baru kamu boleh mencari orang yang kamu cintai, ingat ya. Jangan sekarang, ini demi kebaikan kamu. " pesan Sonya.
Rey mengangguk. "Iya mah, aku ngerti kok. "
Rey menatap foto Calista yang di genggamnya. "Calista, setelah aku sembuh total nanti. Aku janji akan mencari dimana keberadaan kamu! " kata Rey menjanjikan.
🌹🌹🌹
Untuk menghilangkan rasa bosannya, Rey memilih untuk keliling kota milan menggunakan mobil pribadi miliknya, ia hanya membutuhkan ketenangan serta me-refresh otaknya agar terlihat lebih segar.
Rey mengunjungi sebuah taman yang cukup terkenal di milan, ia duduk di sebuah bangku cafe yang terdapat di pinggiran taman. Lalu Rey memanggil salah seorang pelayan untuk memesan sebuah minuman.
"Es jeruk ya satu, " ucap Rey.Pelayan itu mengangguk ramah. "Oke, tunggu sebentar ya. "
Sambil menunggu pesanannya datang, Rey beralih memainkan handphonenya seraya membuka galeri foto dirinya bersama Calista. Sungguh, Rey sangat merindukan semua itu.
Bila mana, kecelakaan ini tidak terjadi, pasti Rey akan selalu bertemu dengan Calista seperti sedia kala, tidak seperti saat ini. Ia pun tidak tahu dimana keberadaan Calista sekarang. Berulangkali Rey mencoba untuk menghubungi Calista lewat telpon, tak pernah sekalipun Calista mengangkatnya. Namun nampaknya Rey tidak dapat menyalahkan takdir yang sudah Tuhan tentukan, Rey hanya bisa menerima pahitnya takdir secara ikhlas, mungkin saja di lain waktu ia dapat di pertemukan lagi dengan Calista.
"Dua tahun gak ketemu kamu, berasa rindu banget. " ucap Rey tersendu.
"Aku harap kamu baik-baik aja ya disana, " pesan Rey.
Tak lama, pesanan es jeruk pun datang menghampiri meja dimana Rey berada, sang pelayan pun meletakan segelas es jeruk di atas mejanya, setelah itu ia pamit untuk kembali mengerjakan pekerjaan lainya yang belum terselesaikan.
"Makasih mba, " ucap Rey.
Sang pelayan itu mengangguk kemudian tersenyum.
"Ini adalah minuman kesukaan kita berdua, cal. " kata Rey seraya memandangi segelas es jeruk yang baru saja tadi ia pesan.
"Hai kak, " sapa anak kecil yang datang menghampiri Rey sembari menggenggam balon berwarna biru di tangannya.
Rey menoleh kemudian tersenyum sekilas. "Kenapa sayang? " tanya Rey.
"Kakak lagi sedih ya? " tanya anak kecil.
Rey bangkit kemudian bertumpu dan memegang kedua bahu anak kecil itu. "Nggak kok sayang, " Rey tersenyum senang akan kehadiran anak kecil itu.
"Aku boleh peluk kakak gak? " pinta anak kecil itu.
"Boleh dong, " Rey sigap merentangkan tangannya untuk menerima pelukan dari anak kecil tadi.
"Jangan sedih lagi ya kak, nanti Tuhan marah loh. " bisik anak kecil itu ke telinga Rey.
"Iya hehe, makasih ya. " ujar Rey seraya mengembangkan senyuman khasnya.
Anak kecil itu perlahan mulai melepas pelukannya dari Rey. "Kata mamah aku, kalo lagi sedih kita berdoa aja, nanti abis itu terbangin balonnya, " ia menyodorkan seikat balon berwarna biru kepada Rey.
Mood Rey seketika menjadi lebih baik setelah bertemu dengan anak kecil ini. "Makasih ya, kamu baik deh. " puji Rey.
"Sama-sama kak, kalo gitu aku pulang dulu ya! " sahutnya.
Rey mengangguk. "Iya, hati-hati ya. "
Rey beralih memandang seikat balon berwarna biru yang telah diberikan oleh anak kecil tadi, "Aku berharap, semoga aku bisa secepatnya nemuin kamu. Calista, " ujar Rey dalam hati yang kemudian melepaskan balon itu hingga terbang jauh disana.
🌹🌹🌹
G i m a n a sama part kali ini? 😆
KAMU SEDANG MEMBACA
Reycal
Teen Fiction"Ich liebe dich, " -Rey bramantio. "Terkadang, Cinta tak perlu di nyatakan lewat kata-kata, karena cinta akan menjawab sendiri setelah melihat besarnya pengorbanan." Berprestasi jiwa fangirl atau berandalan jiwa novelist? atau bagaimana jika merek...