- - - -
Sasha keluar dari ruang kepala sekolah, dan menatap sekelilingnya.
Tuh orang kemana?
"Bodo ah, mending gue masuk kelas."
Sesampai di depan kelasnya yang baru, Sasha mengambil nafas, meyakinkan dirinya untuk mengetuk pintu.
Tak lama kemudian, seorang guru keluar dari ruang kelas tersebut, tersenyum sumringah melihat ada siswi baru yang pindah kekelasnya.
"Kamu, siswi pindahan itu?" Tanya Bu Eka, selaku guru Bahasa Inggris, juga wali kelasnya kelak.
"Iya, Bu.""Mari, Nak. Masuk."
Sasha berjalan beriringan dengan bu Eka. Sontak, semua murid kicep dan memandang kearah depan, memandang seseorang yang asing berjalan bersama wali mereka.
"Ini adalah teman baru kalian, dia pindahan dari SMA Bandung Raya, silahkan, Nak."
Semua mata tertuju pada Sasha, memandangnya bertanya tanya.Sasha mulai membuka suara,
"Em, perkenalkan, saya Sasha Jerafalda. Saya pindahan dari Bandung. Mohon bantuannya."
Ucapnya Sasha sembari menunduk, memberi hormat layaknya orang Jepang."Ada yang ingin ditanyakan?" Kata Bu Eka.
"ya, Tania?""Lo pindah di awal masuk kelas 3? Nggak salah?"
Bu Eka menatap Tania tajam, tau bahwa pertanyaan Tania menyinggung perasaan Sasha, lalu Bu Eka menatap Sasha maaf.
Sasha tersenyum simpul, seakan tau pertanyaan ini sudah terdeteksi keberadaannya dari awal.
"Saya pindah di awal pembelajaran kelas 3 bukan karena tanpa alasan. Ini ada kaitannya dengan keluarga, jadi mohon maklumi apapun alasannya. Walaupun begitu, saya akan berusaha seoptimal mungkin dalam 1 tahun kedepan disekolah ini."Ya, semua tau. Mengetahui ataupun sekadar ngepoin masalah keluarga orang lain itu tidak baik. Maka dari itu, semua siswa kelas 12 A-2 menutup mulut rapat rapat.
Maaf, gue bo'ong.
"Baiklah, cukup pertanyaannya. Kalian bisa bertanya pada Sasha dilain waktu. Sekarang, kamu duduk di kursi yang masih kosong itu." Kata Bu Eka sambil menunjuk kursi yang dimaksud tadi.
Sasha berjalan ke kursinya. Kursinya terletak disamping cowok yang sedang tertidur, terlihat dari posisi kepalanya yang sedang tengkurap bertumpu lengan dan menghadap kearah tembok.
Nih anak nggak sopan banget, tau ada guru, tau ada murid baru, bukannya kasih ucapan "selamat datang" atau apa, malah cuek bebek angsa.
Sasha duduk di kursinya, kemudian kaget setengah mati ketika cowok disampingnya menegakkan kepala.
"Hai, Sha."
"Lo?!!"
Butuh 3 detik bagi Sasha untuk sadar dan menerima kenyataan ini,Anjay, kenapa dari sekian populasi cowok yang ada di kelas ini, gue malah ketemu sama cowok mesum bin sarap?!
- - - -"Gue pulang!!..
Eh, kagak ada orang lagi?"Nando yang baru saja pulang dari kuliahnya langsung bertanya tanya kemana semua orang di rumah Adam Danudraja.
"Mbok? Simbok??"
"Masa iya, simbok kagak ada? Lah, Carra gimana? Duh, nih rumah kok berasa kaya gua etdah, gelap anyep anyep gitu."Nando melangkahkan kakinya masuk lebih dalam, mencari ke arah dapur, ruang tv, garasi, kamar Carra, kamar mama dan papa, serta beberapa ruang lain yang berada di lantai dua, tapi nihil. Tak ada seorang pun.
"Carr? Duh, ni bocah kemana sih. Mbok? Simbok juga, ilang kemana lagi."
PRANGG!
Nando terkejut setengah mati, mendengar suaranya berasal dari lantai satu, sesegera mungkin kakinya melangkah menuruni tangga menuju lantai satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Carroline (MGS)
Teen FictionKetika bintangku meninggalkan kegelapan, maukah engkau menempati kegelapanku? . . . "ketika semuanya menjadi segelap malam tanpa bulan dan bintang, kau datang membawa secercah cahaya." . . setidakknya dia tidak sendirian di taman itu. Taman penuh lu...