Chapter XXII

50 3 0
                                    

Aku terbangun diatas sebuah kasur yang menyerupai tempat tidur operasi. Cahaya lampu di atasku seketika menusuk masuk kedalam mataku. Aku mencoba menggerakan tanganku untuk menghalangi silaunya cahaya. Tapi aku menemukan kedua tanganku dan kakiku disegel dengan borgol berwarna emas.

“kau sudah bangun rupanya”

Aku menoleh kepada dua orang pria yang berdiri didepanku. Mereka berdua adalah orang-orang yang tadi menculikku. Mereka tersenyum licik kearahku sambil saling bertukar pandang layaknya dua predator yang bertanya akan dimakan dengan cara apa mangsanya. Rasa takut mulai menghantui sekujur tubuhku ketika aku menoleh keseliling dan menemui diriku dalam sebuah laboratorium.

Ada banyak lemari obat dikanan-kiri dan beberapa tabung berisi cairan hijau dan putih berdiri tegak bagaikan pilar-pilar yang mengelilingi ruangan ini. Tepat disebelah kanan dan kiri kepalaku, ada sebuah meja dengan beberapa mangkuk berisi cairan dan jarum suntik diatasnya.

“Apa yang kau inginkan dariku?” bentakku

Pria gemuk beruban yang pernah muncul dalam mimpiku tertawa.

“Bantu kami mengubah ramalan itu” gumamnya

“ramalan apa? Bukankah ramalannya sudah terjadi?” tanyaku kebingungan

Kedua pria itu saling memandang satu sama lain, Nampak terkejut dengan responku terhadap permintaan mereka. Pria yang tadi menyekapku di Hutan Pinus Selatan mengusap jenggotnya sambil menatap sinis kearah pria gemuk disebelahnya.

“rupanya kau ini hanyalah Vampire bodoh yang tidak tahu apa-apa, ramalan itu! ramalan yang mengatakan bahwa bangsa Vampire bodohmu itu yang nantinya akan menghentikanku, memang mereka tidak tahu aku ini apa!? Aku ini siapa!? Dan tahukah mereka bahwa mereka layaknya boomerang. Mereka bisa menghentikanku tapi mereka juga bisa berbalik ke sisiku. Ah sudahlah, pokoknya kau harus berkerja untuk kami”

Aku tidak mengerti apa yang pria ini katakan. Apa maksudnya menghentikan pria tersebut? dan perumpamaan layaknya boomerang? Dan siapa sebenarnya pria ini? Yang aku ketahui tentang ramalan itu hanya manusia-manusia yang terbangun dalam keadaan mati yang sedang terjadi sekarang ini. Lalu apa maksudnya dengan mengubah ramalan itu? Apakah dia bermaksud memperbaiki semuanya? Tapi setelah aku pikir-pikir kalau dia orang baik, dia tidak akan menculikku paksa dan memporak-porandakan Tent Veradeningren.

 “bagaimana kalau aku tidak mau?” gumamku licik sambil menyeringai kearahnya.

Pria itu terdiam menatapku sebentar, alisnya bertaut menunjukkan kerutan usia yang lebih tegas didahinya. Kemudian dia tertawa. Dia mengadahkan kedua tangannya, lalu seketika muncul cakar-cakar yang begitu panjang yang tidak pernah aku lihat sebelumnya. Bahkan aku tidak pernah melihat satu Lycan pun dengan cakar semengerikan itu.

Mataku membelalak ketika menatap cakar-cakar tersebut yang secara tiba-tiba mencengkram rahangku, dan turun pelan sambil menggoreskan darah pada leherku.

“ Kalau kau tidak mau, well kita tunggu saja sampai waktunya tiba. Bantu kami? Atau mati… “ ujarnya sambil tersenyum licik

Pria itu kemudian berdiri sambil memandangku. Cakar-cakarnya telah berubah kembali menjadi normal. Matanya menoleh kearah jarum suntik disebelahku. Kemudian dia membisikkan sesuatu pada pria disebelahnya.

“Kau suntikkan racun itu, dan masukkan dia kedalam tabung”

Pria disebelahnya menyeringai, lalu menepukkan kedua tangannya

“Apa!? Tunggu … racun apa? Tabung apa!?” teriakku panik

Sontak dua orang berpakaian layaknya dokter mendekatiku, mereka memasukkan cairan yang ada didalam mangkuk kedalam jarum suntik dan menusukkannya pada kedua pergelangan tanganku.

Marwolaeth CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang