Saat ulangan harian matematika, kita selalu bekerja sama. Walaupun hanya kau yang bertanya padaku. Tapi aku menyebutnya kerja sama.
Kau yang akan selalu menengok ke arahku menanyakan rumus, aku selalu menjawabmu. Entah kenapa. Mungkin aku terlalu dibodohi oleh cinta.
Anehnya, aku merasa senang bisa berbagi jawabanku padamu. Aku yang rela dipelototi guru karena ketahuan memberimu jawaban. Aku yang menyesal karena tak bisa memberimu jawaban.
Dan,
Kau yang marah padaku karena tak ku beri jawaban. Seharusnya aku balik memarahimu. Tapi, seperti hukum alam. Aku tak bisa marah padamu.
"Haechan, kau temanku bukan? Kenapa tak memberi jawaban padaku? Pelit sekali kau, Chan!"
"Maafkan aku, Mark. Aku takut memberimu jawaban karena guru selalu mengawasiku."
"Hah, nilaiku kali ini akan jelek!"
Dan disaat nilai kita berbeda,
"Haechan, kau dapat nilai berapa?"
"10, Mark. Kau?"
"Hah?! Kenapa punyaku 9,5? Seharusnya nilai kita sama! Kau membohongiku ya?!"
"Aku tak membohongimu, Mark. Percaya padaku."
"Aku tak percaya!"
Kenapa kau semakin menguatkan dugaanku kalau kau hanya memanfaatkanku?
Jika benar kau mendekatiku dan menjadi temanku karena ingin memanfaatkanku untuk memperbaiki nilaimu, lakukan itu padaku, Mark.
Mungkin hanya dengan kau manfaatkan, aku bisa menjadi prioritasmu. Perhatianmu akan tertuju padaku. Dan kau tak akan meninggalkanku, pergi jauh dariku.
Aku tak apa kau manfaatkan, jika dengan begitu kau bisa melihatku, Mark.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Update yeheyy
Maafkan dakuh karena telat update🙏🙏
dn mksh yg udh mau baca, vote, sm nunggu😘😘Btw,
aku pgn ucapin wlpn telat (bgt)
HBD Markonahnya Haechan🎉🎉🎁🎁
WYATB lahh ya😋Yodah, gosah pjg2 nanti pusing😁
Ditunggu responnya😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Invisible
FanfictionRasa tak terlihat dari "sahabat" yang tak dilihat ~MarkHyuck/MarkChan~ Warn! It's Yaoi