Bilang ke semua orang, kalo
sekarang lo punya gue.-Al-
Sejak pulang sekolah tadi, kedua insan tersebut tidak saling berbicara. Mereka sibuk dengan pikiran dan perasaan masing-masing. Vina terlihat sedang berkutat di dapur membuat jus jambu biji. Sedangkan Varo, cowok itu sedang duduk di sofa sambil menerima telfon dari seseorang.
"Ngapain lo ke rumah?" tanya Varo dingin
"..."
"Gue nggak pulang."
"..."
"Terserah"
"..."
"Halo ma?" seketika suara Varo berubah sedikit lembut. Sepertinya, orang tadi memberikan ponselnya kepada mama Varo.
"..."
"Hmmm"
Klik
Setelah bergumam, cowok itu memutuskan sambungan telefon dan memijat pelan pelipisnya. Vina yang melihat itu berjalan pelan menuju Varo, lalu memberikan jus jambu yang ia buat tadi.
"Minum" ucap Vina datar
Varo mengangguk sambil menerima jus jambu tersebut.
"Ada apa?" tanya Vina menoleh ke arah Varo.
Varo tersenyum tipis sambil menggeleng. Namun Vina tau, dibalik senyum itu ada sesuatu yang ia sembunyikan dengan baik.
Vina mendekat dan mendekap Varo untuk menenangkan cowok itu. Hanya itu yang bisa ia lakukan untuk Varo, cukup dengan memberikan ketenangan dan tidak mencampuri urusannya.
Memang benar, Varo sekarang merasa lebih tenang dalam pelukan Vina. Cowok itu meletakkan kepalanya di leher Vina dan memeluk pinggang gadis itu dengan erat.
"Makasih" ucap Varo parau
Tunggu, cowok itu menangis?
Vina mengerutkan alis bingung, lalu ia memutuskan untuk mengusap-usap punggung Varo pelan. Dan benar, Vina mulai merasakan lehernya basah.
Cowok datar yang ia kenal selama ini, sedang rapuh dan menangis di pelukannya. Lo kenapa?
"Gue takut, gue nggak mau.."
"Huss, udah, kalo lo belum siap cerita nggak papa." ucap Vina memotong pembicaraan Varo.
Sekarang Varo hanya butuh rasa tenang. Ia tau bahwa cowok yang ada di pelukannya itu sebenarnya belum siap menceritakan apa yang ia simpan saat ini.
Setelah beberapa lama tetap dalam posisi berpelukan. Varo melepas pelukannya dan memandang Vina dalam diam. Mereka saling menatap dan menyalurkan ketenangan lewat sorot mata masing-masing.
"Gue sayang sama lo." ucap Varo tiba-tiba yang membuat Vina bungkam.
"Gue nyaman setiap kali di deket lo, lo udah sembuhin luka gue El. Lo selalu ngerti apa yang gue butuhin." ucap Varo lagi.
"Al, lo nggak papa?" tanya Vina masih tidak percaya dan memegang dahi Varo untuk memastikan cowok itu tidak sedang mengigau.
"Gue sayang sama lo, lebih dari rasa sayang gue ke diri gue sendiri." ucap Varo sambil masih tetap menatap dalam mata Vina.
Vina menatap datar mata Varo dan berusaha mencari kebohongan disana. Namun nihil, yang ia temukan hanya keseriusan di semua celah mata cowok itu.
Gadis itu perlahan tersenyum lalu menghambur ke pelukan Varo. Entah kenapa, kini hatinya mulai kembali merasakan hidup. Varo yang menerima pelukan itu langsung tersenyum lebar dan membalas pelukan Vina dengan sangat erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDANEL
Teen FictionSUDAH TERBIT!!!!!! cek ig : @setiase @gloriouspublisher16 ya pipel Ketika es harus bertemu dengan batu, mungkinkah ada air yang menjadikan mereka es batu? Atau mungkinkah es harus mencair bersama air dan membuat batu berdiri sendirian? Elvina Sheev...