Part 27

4.2K 200 9
                                    


Gk tau rasanya masih semangat ngelanjutin part ini.. Masih dapat emosinya..

Moga masih setia menanti ini story ya.

Keesokan harinya seperti janjinya pada mamanya kevin menyambangi kediaman mila setelah mengantarkan clara kesekolah. Ia mengetuk kasar pintu rumah mila, dan dengan tubuh lemasnya mila membuka pintu rumahnya.

"Sebentar.." katanya lemah, dan ia yakin kalau seseorang diluar sana tidak akan mendengarkan ucapannya barusan.
Mila membuka pintu rumahnya dan mendapati kevin dengan tatapan tajamnya dan rahang yang mengeras.

"Kevin.. Masuk dulu, maaf aku belum siap."

"Tidak perlu..."

"Maksudnya?..."

"Mulai saat ini kau tidak perlu lagi mengantar jemput clara."

"Tapi uang itu?..."

"Gk perlu... Kau gugurkan saja janin uang ada dikandunganmu maka aku akan melepaskanmu dari uang itu." air mata mila mengair begitu saja, hatinya terasa sakit saat kevin memintanya untuk menggurkan anaknya sendiri.

"Tapi ini anakmu vin.. Aku gk akan sanggup dan aku gak akan bisa kehilangan dia."

"Tidak bisakah kamu menurut mila. Kamu hanya seorang pelacur, wanita lajang, wanita murahan, dan aku yakin yang ada dikandunganmu itu bukan anakku."

"Tapi, aku ngomong benar vin, aku bahkan selalu bersamamu bagaimana bisa aku melakukan hal itu dengan orang lain. Aku tau aku hanya wanita pemuasmu vin.. Tapi jujur aku hanya melakukannya denganmu.. Dan sampai kapanpun aku gk akan membunuhnya."

"Plak.." sebuah tamparan keras mendarat dipipi mila. Ia menarik dan menjambak kuat rambut mila.

"Dengarkan aku.. Gugurkan atau akan kusiksa kau baik fisik dan hatimu."

"Gk apa-apa vin.. Sampai kapanpun aku akan menjaganya sekalipun kamu gk menerimanya. Paling tidak dia adalah harta yang kumiliki saat ini."

"Kau benar-benar wanita keras kepala mila..." kevin menyeret mila ke kamar mandi dan menghidupkan kran di wastafel dan mencelupkan wajah mila ke dalam wastafel dangan menarik kasar rambut mila.

"Kev.. Beugghhhhhh jang,.. Ackhhhh.. Vin." mila sudah tidak memperdulikan perlakuan kevin, yang ia lakukan hanya melindungi kandungannya.

"Aku akan berhenti melakukan ini kalau sampai kau bersedia mau menggurkan kandunganmu."

"Gk.. Gk.. Vin.. Aku gk, huek, huek.." mila membuka penutup wastafelnya dan memuntahkan isi perutnya yang kosong hanya lendir saja yang keluar, ia memijit pelan sendiri lehernya dan memuntah semuanya sampai ia merasa lega, tubuh mila merosot dilantai dengan air mata yang masih mengalir.

Kevin sebenarnya menatap iba kearah mila, tapi emosinya lebih mendominasi, ia hanya tak ingin rumah tangganya hancur karna seorang mila.

"Bagaimana?... Kau gugurkan atau tetap bertahan dalam siksaan.. Kalau kau gugurkan kandunganmu aku akan membiayai kehidupanmu dan kalau kamu masih mempertahankan anak haram itu aku akan terus menyiksamu dan dia."
Mila sudah tak mampu berkata-kata lagi, tubuhnya sudah lemah sekali, kevin menarik kasar mila dan menamparnya berkali-kali.

Wajah mila sudah dipenuhi air mata dan darah disudut bibirnya, kevin mengapitkan wajah mila ketembok dengan satu tanganya menjambak kasar rambut mila, ia hendak membeturkan wajah mila kedinding, namun aksinya terhenti saat mendengar tangisan pilu clara yang entah sejak kapan dia melihat pebuatan daddynya.

"Daddy kenpa jahat sama mommy cantiknya clala." katanya dengan berlinang air mata, sedangkan ricu langsung menarik mila kepelukannya.

"Mila lo.. Astaga, mana yang sakit mila?..."

          

"Gue gk apa-apa cu.. Jangan nangis, gue gk sakit yang lo bayangin." kata mila mengjapus lembut air mata sahabatnya.

"Mommy." clara berlari memeluk mila sambil menangis. Clara menangis sesegukan memeluk mila.

Tubuh kevin menegang kala melihat anaknya menatapnya dengan tatapan luka, sungguh menyayat hati kevin. Ia tak menyangka anaknya bisa ada disini dirumah mila bersama ricu.

"Anak cantik gk boleh nangis... Ini jam sekolah kenapa clara malah keluar?.." kata mila menyeka dengan lembut sudut mata clara yang dari tadi terus mengeluarkan air dengan derasnya. Mila memberikan senyum terbaiknya untuk mengatakan dia baik-baik saja dan ricu sangat benci itu.

"Clara kabur dari sekolah dan waktu gue mau ke mini market gue ngeliat dia lari-lari.. Makanya gue samperin, gue tanya kenapa pergi dari sekolah dia cuman bilang sambil nangis mau ketemu MOMMY MILA." kata ricu menekankan setiap katanya dan kevin menatapnya tajam.

"Clara gk boleh gitu lagi ya sayang.. Clara sudah makan?.." ia menggeleng lemah dan terus memeluk mila.

"Sekarang clara makan ya.. Pagi tadi aunty masak bubur."

"Mau, clala mau makan masakan mommy aja."

"Cu bantu gue gendong clara."

"Clara pulang denganku.. Aku tidak sudi anakku kembali bertemu denganmu mila."

"Hanya kali ini vin.. Aku mohon, dia bilang dia belum makan."

"Tidak.. Clara cepat pulang."

"Clala sudah gk punya daddy.. Daddy clala pelgi saat dia kembali... Clala gk mau sama daddy yang jahat." katanya menangis.

"Clara.. Siapa yang mengajarkan kamu berbicara seperti itu." kata kevin marah.

"Momm.. Clala takut." clara menangis bersembunyi dibalik tubuh mila.

"Vin gue mohon.. Biar clara makan dulu sebentar.. Hati lo dimana sih vin.. Dia anak lo,  clara bilang sejak semalam dia belum makan, pagi ini juga gk.. Dan lo mau anak lo sakit, karna keegoisan lo."

"Apa perduli lo.. Ohhh jangan-jangan lo lagi yang ng.."

"Clara sayang sekarang clara makan ya.. Mommy suapin ya."

"Iya mom."
Mila membawa clara kedapur dan mereka makan disana, meninggalkan ricu dan kevin.

"Iyakan lokan yang sudah hamilin mila."

"Sekate-kate banget lo ngomong vin.. Lo yang tiap hari masukin mila tapi lo sendiri yang nuduh orang.. Bener-benar ya baru kali ini gue ketemu orang yang benar-benar jahat sama seorang perempuan.."

"Bukan urusan lo... Dan lo gk berhak ngatur-ngatur hidup gue."

"Terserah apa kata lo deh vin."

"Panggil clara sekarang."

"Kagga.. Biarin dia makan.."

Kevin menahan amarahnya ia mendorong kasar tubuh ricu dan melangkah lebar kedapur. Saat itu juga dia melihat betapa tulusnya mila dan clara disana, dimana mila menyuapi clara makan, tanpa penolakan clara menerima setiap suapan yang diberikan mila.
Begitu sebaliknya clara mengusap lembut pipi mila sambil menyuapi wanita cantik itu.

"Apa lo liat betapa bahagianya clara disamping mila." kata ricu menyindir kevin.
Kevin hanya menatap ricu sinis.

Setelah selesai makan clara bersandar nyaman dipelukan mila dan tak lama setelah itu ia tertidur.

"Cu.. Tolong panggilin kevin, dia pasti sedang menunggu diluar, dia banyak pekerjaan sepertinya."

"Mil.. Lo kenapa masih baik aja sih.. Fia udah jahat banget sama lo, kenpa lo aahhhh.. Pusing gue sana hati lo"

"Cu bagaimana pun juga clara anak kevin.. Dia berhak atas clara.. Dan kevin juga punya tanggung jawab."

"Serah lo deh." ricu meninggalkan mila dan dengan terpakasa memanggil kevin diruang tamu.
"Nh anak lo udah tidur bawa pulang gih."

Kevin tidak menanggapi ucapan ricu, ia malah melenggang masuk kekamar mila dan mengangkat pelan tubuh anaknya. Belum sempat kevin menaruh secara sempurna clara dalam gendonganya mila menahanya lembut.

"Aku sudah siapkan makanan untuk clara, dia yang memintanya.. Aku mohon jangan dibuang."

Kevin hanya mengambil kasar dan kotak makanan itu dan segera membawa clara pergi.

Sesampainya di kediaman kevin, ia ditolong oleh salah satu pekerjanya dirumah untuk membukakan pintu mobilnya.

"Loh kev,  Clara tidur... Pasti dia cape disekolah."

"Yang tolong bukakan pintu kamar clara."

"Iya."

Kevin meletakan pelan tubuh mungil anaknya diatas kasur dan meletakan makanan yang dibawanya dari rumah mila tadi.

"Yang aku kekantor dulu ya.. Aku lagi banyak kerjaan."

"Iya kamu hati-hati ya."

"Iya sayang. Titip clara ya.."

"Clara anakku juga yang, jadi jangan ngomong begitu."
Kevin meninggalkan kediamannya yang mewah itu untuk kembali kekantornya.

Jam sudah menunjukan jam 12 siang clara terbangun dari tidurnya saat sonya membangunkannya untuk mengajaknya makan siang bersama.

"Sudah clala bilang clala gk mau makan."

"Kamu jangan membantah mommy clara.. Oma sudah menunggu dibawah."

"Jangan talik-talik tangan clala, sakit." sonya menggedong gemas tubuh clara, ssdangkan clara meronta dalam gedongan sonya.

"Sayang cucu oma kenapa gi tu sama mommynya.. Kitakan mau makan bareng, liat tadi mommynya clara masak makanan kesukaan clara."

"Gk.. Clala gk mau makan makanan itu clala mau makan masakan mommy cantik clala." ia berlari dari ruang makan

"Biar sonya susulin ma."

"Iya.. Anak itu semnjak begaul dengan wanita miskin itu menjadi anak yabg suka melawan."

"Iya ma... Bentar ya, sonya samperin ckara dulu."

"Iya."

Sonya menaiki anak tangga menunju kamar clara yang berada disamping kamarnya dan kevin. Ia membuka kasar kamar clara dan melihat clara sedang menikmati makanan masakan mila.
Sonya menarik kasar makanan clara dan melemparnya sehingga membuat makanan itu nerserakan dilantai.

Air mata clara sudah tak terbendung lagi.. Ia menangis dan merasa marah pada sonya.
"Kamu jahat."

"Sayang kalau kamu makan itu yang ada kamu bisa sakit perut." sonya menginjak-injak makanan yang diberikan mila padanya. Tangis clara pecah melihat perbuatan sonya. Clara berlari memungut tempat makan dan memungut sisa makanan yang belum sempat diinjak oleh sonya. Kemudian memakannya sambil mengais tersedu-sedu.

"Clara... Kenapa kamu jorok sekali sih." teriak sonya mampu menarik perhatian seluruh orang dirumah.

Beberpa saat kemudian beberpa art berkumpul didepan kamar clara.
"Ada apa... Ohh astaga clara?..."

"Ma liat cucu mama, jorok banget." katanya kesal mengadu pada mama mertuanya

"Sayang kenapa makan dari lantai.. Kalau clara mau clara bisa bisa bilang sama oma, kita beli lagi."

"Clala gk mau.. Bialin aja hiks.. Hiks.. Clala cuman mau makanan dari mommy cantik."

"Tapi sayang."

"Mama kenapa malah nangis sih ma.. Apa sih yang diajarkan perempuan itu sampai clara jadi anak jorok seperti itu."

"Sonya sudah cukup." clara berlari kekamar mandi dengan membawa bekal makannya dambil bercucuran air mata. Beberpa art yang melihat hal itu ikut meneteskan air matanya begitu juga dengan nyonya besar mereka.







....Tbc.....

Gk kuat gue lanjutinnya.. Gue aja mewek, nyesek gue nulis part ini.

Give Me Your HeartWhere stories live. Discover now