Hangat, terasa hangat saat tubuh yang baru dibersihkannya itu beradu dengan tubuh sosok perempuan yang ada dihadapnya, dia memeluknya dengan erat, terlalu erat.
"Oh sungguh aku tidak mengira hari ini akan terjadi, moment ini, semua ini-"
"Siapa kau beraninya memakai bajuku?" Semua latar latar romantis nan melankolis itu dihentikan paksa oleh Andromeda yang melepaskan pelukan Orion.
"Ann, aku ini kembaranmu, tidakkah kamu lihat kemiripan kita?" Andromeda tertegun, tersedak air liurnya sendiri. Sudah lama rasanya dirinya dipanggil Ann bahkan nama Andromeda sendiripun tidak ia cantumkan didalam identitas manapun. Dan ia ingat betul bagaimana Ares selalu kesal bila mendengar pengasuhnya memanggil Ann pada Andromeda.
Ah lagi lagi Ares, aku benar-benar merindukannya.
"Ann, aku sudah menghabiskan bertahun-tahun waktuku untuk mencari kamu, dan aku sangat senang bertemu dengan mu." Kembali gadis dihadapannya berbicara dengan penuh antusias dengan matanya yang penuh binar.
"Ann, Aku pikir ini hanya mitos, kita tidak akan pernah-"
"Cukup-cukup."
"Berhenti memanggilku Ann, aku Pierce. Dan lepas baju itu sekarang juga, karena itu kaos kesayanganku." Andromeda menjeda dengan biasanya.Orion malah tersenyum dan tertawa ringan. "Rasanya akan sangat aneh jika memanggil orang lain dengan namamu sendiri," Orion menjulurkan tangannya.
"Aku Angeline Pierce Orion, aku Oin dan kamu Ann." Sambung Orion."Berhenti dengan semua omong kosongmu, berikan baju itu sekarang," Mata Andromeda jatuh pada ransel besar yang ada disebelah Orion, ranselnya. "Ah, ranselku juga, kembalikan semua barangku!" Ucapnya dengan tangan mengadah.
Orion melirik baju yang dikenakannya "Ah baju ini, hehe boleh kan aku pinjam? Baju tentara itu tidak begitu nyaman dan sudah kotor oleh keringat."
"Tidak! Tidak ada yang berani mengganggu baju-bajuku, apalagi memakainya. Kembalikan!"
"Ann, tapi aku benar benar sudah membuang bajuku sebelumnya." Orion memelas, berharap belas kasih. Strategi yang salah untuk digunakan pada sosok tak punya hati seperti Andromeda.
"Tidak mau! Atau aku buka paksa disini?"
Orion merengek, sujud sembari memohon di kaki Andromeda, menarik perhatian orang-orang disekitar pelabuhan.
"Aku mohon Ann, aku mohon sekali saja aku menyusahkanmu, aku mohon-"
Andromeda terkejut, melihat orang sekitarnya iba pada Orion dan memandang Andromeda bagai sosok antagonis yang sepakat untuk dibenci.
"Eh..eh eh gila, bangun bangun!" Andromeda menarik Orion untuk bangun dari sujudnya.
"Tapi aku pinjam bajunya ya?"
"Tapi berhenti panggil aku Ann!"
Orion beranjak sembari mengangguk antusias. "Baik, sepakat!" Sambil menjulurkan tangannya.
"Tapi jangan yang itu, itu kesayangannku."
***
Lucu rasanya ketika sebelumnya mereka saling melempar suara satu sama lain dari balik dinding, sekarang mereka disatukan dalam satu kamar mandi. Mereka sepakat untuk berganti pakaian bersamaan agar tidak memakan waktu lama.
Tapi Andromeda masih mematung, dengan dress basahnya. Masih mematung. memperhatikan cerminan dirinya dihadapannya itu, cerminan dirinya yang berbeda.. jauh berbeda.
Orion melepaskan kaosnya, menampilkan hampir semua tubuhnya, yang kuning langsat, tanpa disentuhpun Andromeda dapat merasakan kelembutannya, kesegarannya. Bening, bagai air kolam di danau hutan,
"Ini." Orion memberikan bajunya pada Andromeda membuat Andromeda mengerjap beberapa kali untuk menyadarkan lamunannya.
Namun..
Ada rasa tak percaya diri seketika menghampiri Andromeda. Apakah dirinya pantas dijadikan pasangan kembar bagi Orion?
"Kamu tunggu diluar aja." Ucap Andromeda.
"Eh..tapi aku pake baju yang mana?" Pikiran Andromeda masih melayang tak karuan.
Bagaimana Ares memperlakukannya, bagaimana Ellen memperlakukan Orion, bukankah dapat dilihat dengan jelas? Bagaimana kulit Orion yang berwarna kuning langsat, sementara Andromeda yang sawo matang. Bagaimana lembutnya kulit Orion sementara Andromeda yang menyentuh lotion saja jarang. Bagaimana rambut panjang Orion yang tertata rapi mengkilat dan lembut, sementara rambut Andromeda yang curly tak beraturan?
"Ann?" Tanya Orion meyakinkan karena Andromeda bukannya menjawabnya malah memperhatikannya kosong.
"Berhenti memanggilku Ann!" Andromeda mengambil kaos ditangan Orion.
"Yang mana saja pilih, lalu cepat keluarlah."
Andromeda lalu melepaskan dress basahnya itu, mulai memperhatikan tubuhnya sendiri, segala inci perbedaan dirinya dengan Orion. Terlebih luka-luka ditangan dan kakinya akibat misi kaburnya itu, Sementara Orion dilihat santai-santai saja padahal keluar dari sekolah militer. Apalagi saat dilihatnya luka jait sepanjang 7cm di perut kirinya. Betapa menyedihkan dan penuh perjuangan hidupnya, tidak sebanding dengan kehidupan puteri yang dijalani oleh Orion.
Segala perbedaan itu menohok hatinya. Kenapa Ellen memutuskan untuk meninggalkanku denga Ares? Kenapa Aku? Kenapa bukan Orion? Atau tidak bisakah keduanya ikut? Atau mereka tak perlu berpisah?
Segala perbedaan itu memakan ruang rongga otaknya, sampai-sampai ia tak sadar bahwa Orion masih ada didalam sana. Memperhatikan luka jahit itu dengan serius.
"Apakah itu sakit?" Tanya Orion.
Seketika Andromeda ingin teriak. Sakit? Kau tau apa yang lebih sakit? Menyaksikan sisi lain kehidupanmu yang lebih terang. Sebuah impian impian yang tak pernah dapat terjadi, rasa hidup bagai puteri, dicintai dan dibesarkan oleh sosok Ibu.
Orion berjalan mendekat dan jemarinya menyentuh pelan bekas luka jahit itu. "Bagaimana bisa kamu mendapatkan luka ini?"
Andromeda mengibaskan tangan Orion dengan cepat. "Kau hanya burung dalam sangkar, kau takkan mengerti bagaimana rasanya terbang."
KAMU SEDANG MEMBACA
PIERCE
AdventureAngeline Pierce. Dua kepribadian yang berbeda. Angeline Pierce Andromeda adalah gadis yang dibesarkan keras oleh seorang Ayah Agen Intelejen yang dulunya seorang Jendral prajurit perang. Membuat dirinya menjadi pemberontak karena tidak nyaman dengan...