Part 13

5.7K 303 15
                                    

Minggu pagi Leni dan Andi sedang menelusuri perumahan mewah. Mereka sedang mencari rumah sebuah keluarga. Sesampainya di gerbang Leni dan Andi turun dari Taxi. Andi turun dengan membawa sebuah box yang berukuran cukup besar. Dengan pasti pasangan itu memasuki kediaman besar itu.

Leni menatap pekarangan rumah itu sambil tersenyum. Ia merasa bahagia dan sedih secara bersamaan. Andi yang melihat istrinya bersedih beberapa kali mengeratkan genggaman tangannya pada tangan Leni. Leni yang melihat sang suami lalu tersenyum dan menganggukan kepalanya.

Leni lalu memencet bel rumah tersebut. Tidak lama pintu terbuka dan muncullah si mungil Lidya.

"Oma Leni, opa Andi." ucap Lidya dengan senang membuat Andi dan Leni tertawa. Lidya menatap kebelakang Leni dan Andi.

"Tante Nadya nya mana, oma?" 

"Taante Nadyanya lagi kerja sayang. Oma bisa bertemu orang tuamu dan oma Eliza?" ucap Leni sambil mengelus rambut Lidya yang dijawab anggukan Lidya.

"Oma, daddy, mommy, ada oma Leni dan opa Andi." teriak Lidya sambil berlari kearah mereka bertiga yang sedang berkumpul dan diikuti oleh Leni dan Andi.

"Oh, hey tante ayo masuk." ucap Sarah yang menyambut kedatangan Andi dan istrinya.

'Ada hal penting yang ingin kami bicarakan." Sarah, Cole, dan Eliza saling melihat satu sama lain.

"Sayang, Lidya kamu main sama mbak Ana dulu ya di taman depan." ucap Sarah pada putri kecilnya. Lidya sempat terdiam lalu menganggukan kepalanya dan berlari ke depan menyusul Ana yang sedang menyiram tanaman.

"Ayo silahkan duduk, ada apa sebenarnya?" ucap Eliza dengan ramah. Kini Andi dan Leni yang saling melihat. Leni lalu mengambil kotak yang sedari tadi dipegang Andi. Ia membuka kotak tersebut dan mengeluarkan  foto dan menyerahkannya pada Eliza, Cole, dan Sarah.

"Itu foto-foto Nadya sewaktu ia masih kecil. Sedari kecil Nadya merupakan anak yang ceria dan patuh. Ini foto Nadya sewaktu masih SD, lalu SMP, dan SMA." Eliza, Cole, dan Sarah tersenyum melihat foto-foto Nadya.

Leni lalu menyerakan sebuah foto kembali, "Dan ini foto Nadya kurang lebih lima tahun yang lalu, sewaktu ia sudah menjadi mahasiswi. Sebelum Nadya mengalami kecelakaan." 

"Kecelakaaan?" tanya Eliza sambil menatap Leni.

"Ya, lima tahun yang lalu Nadya mengalami kecelakan hebat, tabrakan mobil. Saat itu saya sangat terpukul, tapi suami saya rela melakukan apapun. Saya sempat depresi karena kecelakaan itu."

"Tapi kini ia baik-baik saja bukan?" ucap Sarah.

Leni tersenyum, "Dia baik-baik saja, bahkan sudah bahagia. Dan ini foto yang diambil beberapa tahun setelah kecelakaan itu terjadi."

"Semua terasa sama, semua terasa benar, namun tetap ada yang berbeda." ucap Leni yang mulai menahan air matanya.

"Maksudnya?"

"Apa kalian bisa melihat perbedaan yang terlihat dari foto sebelum dan sesudah kecelakaan Nadya pada wajahnya?"

Secara bersamaan Cole, Sarah, dan Eliza memperhatikan kedua foto itu. Mata mereka terus melihat kedua foto itu secara teliti.

"Mata itu." ucap Eliza dengan tiba-tiba dan menatap Leni.

"Ya, mata itu. Nadya anak kami memiliki warna bola mata coklat terang yang sangat indah." ucap Leni sambil menyeka air matanya.

"Tapi bagaimana mungkin, difoto Nadya setelah kecelakaan itu matanya berwarna abu-abu sampi dengan sekarang." ucap Cole bingung.

"Mata itu juga indah bukan. Mata abu-abu itu juga indah. Senyum mereka begitu mirip tapi tidaklah sama." kini Andi yang angkat bicara.

Agreement and PunishmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang