xoxoxoxoxo
xoxoxoxoxoxoxoxoxoxo
Historical Fiction
xoxoxoxoxoxoxoxoxoxo
xoxoxoxoxo25 September 1292 M
Amarah.
Kebencian.
Nafsu.
Kekuatan.
Semua itu bersatu demi mempertahankan dan mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan. Tidak peduli berapapun korbannya, tidak peduli siapapun yang kalah, dan tidak peduli apapun hasil akhirnya, mereka tetap bertarung demi mencapai tujuan mereka masing-masing.
Darah bertumpahan dimana-mana.
"SERAAANGG!! Jangan banyak berpikir, ayo cepat selesaikan dan kuasai kerajaan ini!!" ujar Jayakatwang, Raja Kediri, dengan penuh amarah.
"ARGHH!!"
Sudah berapa lama ini berlangsung?
Otakku tak dapat berpikir dengan jernih saat ini, yang kupikirkan sekarang hanyalah bertarung, bertarung, dan bertarung.
Ctang!!
Suara pedang yang saling beradu memenuhi indera pendengaranku.
"Ughhh!! Aaarghh!!"
Suara teriakan para pasukan yang berusaha melawan walaupun harus sampai pada titik terakhir bergema di tempat ini.
Darah yang bercucuran dimana-mana. Raut frustasi, emosi, dan juga raut mereka yang haus akan tahta dan kekuasaan, semua ada di sini.
"Semua..nya jangan sampai.. kalah.. " Raja Kertanegara dengan susah payah berusaha tetap memberi perintah kepada pasukan-pasukannya. Walaupun sebilah pedang sudah tertancap di badannya.
Aku tahu,
Situasinya semakin sulit sekarang.
Ditambah, hampir sebagian besar pasukannya kalah karena serangan Jayakatwang.
"Raden Wijaya.." Raja Kertanegara memanggilku. Suaranya begitu parau.
Tidak lama kemudian, aku berusaha secepat mungkin membereskan beberapa pasukan Jayakatwang dan berlari ke tempat Raja Kertanegara yang tidak begitu jauh dariku.
"Raja, sebaiknya kita mundur! Pasukan semakin banyak yang terluka dan mati!" ucapku panik sambil merangkul raja, membawanya ke tempat yang lebih aman.
Akan tetapi, raja menolaknya. "Ti-tidak. Tidak perlu. Aku.. hanya ingin menyuruhmu--uhuk--untuk mengambil alih pasukan, dan aku.. hanya ingin kau menjaga putriku. Jangan sampai kalian.. mati, berjanjilah ke..padaku, demi semuanya, akhirilah perang ini.. " ucapnya dengan susah payah.
"Baiklah, aku berjanji."
"Uhuk-uhuk!!--" Darah mengalir melewati badan dan juga mulutnya. Matanya sayu.
"--Terimakasih.." Itu adalah kata terakhir yang beliau ucapkan sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya.
Ya, beristirahatlah yang tenang. Aku berjanji akan menjaga permaisuriku dan juga menaklukan Jayakatwang.
Akan tetapi,
Pertarungan ini belum selesai. Semakin lama, korban yang jatuh semakin banyak.
"HAHAHA, lihatlah betapa buruknya dirimu itu, Kertanegara! Mati di tengah pertempuran? Memalukan!-" Tanganku terkepal, ingin rasanya aku melawannya dan menyelesaikan pertarungan ini.
"Wahai Raja Jayakatwang! Sekarang yang berkuasa atas pasukan Kertanegara adalah saya sendiri. Saya ingin Raja menghentikan pasukanmu dan mengakhiri perang ini!" ucapku tegas kepada Jayakatwang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Collaboration Event
RandomEvent kedua anak-anak WU, yakin gak mau baca? Event kali ini gak jauh asik sama event pertama kita. Kali ini kita bawa dua penulis dalam satu cerita yang dibagi kedalam 2 part. Eh eh bukan semudah itu, tau gak? Kita pakai 2genre yang bertolak bela...