16. Bandara

644 41 3
                                    


Karena Allah kutinggalkan kamu disaat sayang-sayangnya. Sampe nanti,ada skenario khitbah pas lagi pengen-pengennya.
-Rafasa Aerlangga-

Elena V.O.V

Hari ini adalah hari yang beda, walaupun cuaca diluar sana sangat cerah.

Entah kenapa hati ini merasa tak rela,jika melihat orang yang kita perdulikan kini akan pergi.

Walaupun untuk beberapa saat. Rasanya kedepannya ini akan menjadi membosankan dan amat memilukan hati.

Bandara,tempat kau pergi dan tempat kita bertemu.

Karena pada dasarnya pertemuan akan berakhir dengan perpisahan.

Dan bila mana engkau adalah takdir yang digariskan oleh sang pencipta,maka tiada keraguan dalam diri kita untuk menjalin ikatan suci yang sakral itu.

Sedangkan waktu,waktu itu akan bergulir dengan sendirinya.

Mempersatukan dua insan,yang telah mempunyai ikatan batin satu sama lainnya.

Rafa V.O.V

Ku rasa ini akan menjadi awal yang menyakitkan,berat langkah kaki ini jika harus meninggalkanmu disini.

Saat hati ini telah terpikat oleh sosok terang dalam kegelapan yang telah menghidupkan sinar redupku.

Namun semuanya sirnah dalam sekejap waktu,hanya dengan sebuah perpisahan.

Hatiku sangat pilu,saat ku reseletingkan koperku yang berisi penuh sesak dengan pakaian dan barang lainnya.

Merantau kekota lain memang masih bisa dihitung waktu,tapi saat kita merantau kenegara lain itu merupakan hal yang sulit untuk dipahami.

Banyak orang yang akan kita tinggalkan disini.
Diantaranya Orang tua,Kerabat,Sahabat dan kekasih pujaan.

Elena.

Suatu saat nanti saat aku pulang dari negara orang itu,aku akan menemuimu dan kedua orang tuamu.

Aku tak akan menyia-nyiakan waktu itu,akan ku pinang engkau sehingga menjadi halal bagiku dan menjadi pahala bagi kita karena telah menjalankan sunnah yang telah diajarkan oleh Rasulullah Saw.

•••

Elena serta Mamanya berangkat menuju Bandara,saat dilihatnya keluarga Rafa sendiri telah berjalan gontai menuju Pesawat.

Elena berteriak kencang.

"Rafa !" suara Elena menggema.

Rafa menoleh kesumber suara,didapatinya Elena tengah berlari kearahnya sedangkan Tante Diana hanya berjalan gontai.

"Elena ?" Rafa mendelik cukup kaget.


Elena menghampiri Rafa,selangkah didekatnya.

"Rafa,kenapa sih gak nungguin dulu gue? Guekan capek harus muter-muter cari lho dikeramaian gini !" desah Elena diiringi nafasnya yang memburu karena berlari tergesa-gesa.

Papa,Mama Rafa serta Mama Diana hanya tersenyum simpul.

Rafa menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ok. Kali ini mungkin gue yang salah,tapikan setidaknya gue udah peringati sama lho buat enggak mengiringi kepergian gue." ucap Rafa seraya menatap lekat mata Elena.

Elena mengerucutkan bibirnya.
"Tapikan gue pengen ketemu lho untuk terakhir kalinya. Lagian yah,gue gak ngerepotin lho  karena dateng kesini. Lihat aja noh Papa sama Mama lho aja gak sewot plus rempong kayak lho !" tunjuk Elena bergerutu tak terima dirinya disalahkan.

"Elena jaga bicaramu,mana sopan santunmu ?!" suara Mamanya penuh penekanan.

"Iya Ma." Elena tertunduk lemah.

"Gak apa-apa jeng,jangan dimarahin anaknya. Anak-anak mah emang gitu kalau lagi kesel. Dulu saya juga kayak gitu kok !" Tante Resti mamanya Rafa menimpali,seraya terkekeh kecil.

"Yaudahlah,lupain aja. Mending sekarang anterin gue ke pesawat yuk ! Udah telat nih." Timpal Rafa sedikit khawatir.

Kemudian mereka pun berjalan beriringan menuju pesawat yang akan dinaiki oleh Rafa.

•••

Elena melambaikan tangan kepada Rafa,saat itu Rafa sudah berada didalam pesawat yang ditumpanginya.

"اَنْتَ فِيْ قَلْبِ دَ اِ مًا"
Teriak Elena penuh ketulusan.

Rafa terdiam membeku, sesaat kemudian ia menjawab pernyataan itu dengan kata yang tak kalah romantisnya.

"حَيَتِ بِغَيْرِ قِ كَلْ جَسَدِ بِلَ رُوْحِ"
Balas Rafa dari jauh.

Elena tidak memalingkan pandangannya dari arah Rafa,sebaliknya Rafa juga tidak memalingkan pandangannya dari Elena.

Sesaat kemudian pesawat itu melaju perlahan,hingga kemudian terbang dilangit nan biru itu.

Aku,Elena. Hanya bisa memandang lekat kemana arah burung besi itu terbang.

Mengikuti setiap detiknya tanpa rasa lelah,hingga kemudian pesawat itu hilang dibalik awan nan jauh itu.

"Tuhan,jaga dia untukku. Aku takut jika harus kehilangannya. Rasa rindu ini belum sepenuhnya terobati, sebagian besar masih ada padanya. Aku tak berharap lebih,sekedar menginginkan agar aku berjodoh dengannya." Inner Elena.

OooooO

Part Continue....

Flash Back To Allah (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang