#3 Hutan Fantasi

25 6 1
                                    

Hari ini seharusnya mereka pergi kamping. Tapi kenyataannya, mereka malah salah naik bus. Dengan terpaksa mereka menghentikan bus dan turun di pinggir jalan. Tapi, sepertinya mereka dalam pemilihan yang salah. Mereka malah turun di pinggir hutan.

Walau masih tampak siang, suasana di sini tampak seperti sore hari dan udaranya lembab.

“Aduh, kenapa malah kita ada di sini?”

“Ini di mana?”

“Kita harus segera pergi dari sini.”

Lucy terlihat panik setelah melihat hutan yang tampak seram ini. Emma mengenggam tangannya karena melihat wajah panik terukir di sana.

“Iya. Kita tidak mungkin berada di sini sampai bus berikutnya datang.”

Sambung Regina yang ikut mengedarkan pandang ke sekeliling hutan.

Mereka berjalan berdampingan sambil berpegangan tangan. Walau sudah menyusuri jalan cukup lama, tapi tidak nampak satupun rumah atau persimpangan jalan.

“Sebenarnya, kita ada di mana, sih?”

“Aku udah capek banget. Jalan mulu. Gak liat apa aku pakai heels.”

“Kenapa kamping kita jadi berantakan?”

Keluh Pink sambil terus berjalan di depan sendiri.

“Jalan ini gak ada ujung! Mendingan balik aja!”

Missy berbalik dan berjalan berlawanan dengan mereka.

“Missy! Kita tidak tahu sudah berapa jauh dari jalan utama! Siapa tahu kita sudah dekat kota atau apapun itu.”

Missy sama sekali tidak mendengarkan dan tetap berjalan.

“Terserah! Pokoknya aku mau balik aja.”

Teriak Missy yang semakin menjauh.

Angin kencang tiba-tiba datang mengenai mereka. Topi yang dikenakan Lucy melayang terbawa angin.

“Topi ku!”

Teriak Lucy.

Lucy tidak mau membiarkan topi mahalnya hilang begitu saja. Dia mengejarnya sampai tidak memperhatikan jalan.

Regina yang melihat Lucy memasuki hutan mencoba memperingatkannya namun sia-sia. Akhirnya mereka semua mengejarnya masuk ke dalam hutan.

###

“Lucy!”

“Lucy!”

“Kamu di mana?”

Dari kejauhan, Lucy yang berhasil mengambil topinya kembali, mendatangi arah suara.

“Teman!”

“Lucy! Kau ini!”

Kata Missy dengan sebal karena harus ikut masuk ke hutan setelah diseret Renee.

Tanpa sadar mereka ada di dalam hutan yang jauh dari jalan aspal. Hutannya semakin rimbun dan pencahayaan yang minim. Mereka semakin mengeratkan pegangan dan berjalan berdampingan. Wajah mereka terlihat ketakutan dan waspada sekali.

“Ini lama-lama seperti adegan di film horor.”

“Hush! Jangan ngomong seperti itu.”

“Kalau beneran bagaimana?”

“Mana mung- huaaaaa!”

Violet berteriak begitu kencangnya sampai membuat telinga berdengung. Di depan wajahnya tampak sesuatu yang menggantung dan kemudian Violet pingsan.

Ficlet#1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang