CHAPTER 19 || Releasing longing

245 12 8
                                    

"Jadi suamimu pulang hari ini?" tanya Eun Na setelah memberikan suntikan kontrasepsi pada Rin, dan duduk di sofa di ikuti Rin duduk dihadapannya.

"Ne. Untuk jaga-jaga. Dia sudah memberi peringatan kemarin saat meneleponku." sahut Rin yang mengabaikan Soohyun yang ingin duduk dipangkuannya.

"Jadi itu alasanmu yang baru melakukan suntik kontrasepsi lagi setelah beberapa bulan tidak melakukannya?" tanya Eun Na memastikan.

"Nde. Lagi pula untuk apa waspada toh suami juga tidak ada." ucap Rin sambil mengangkat Soohyun kepangkuannya yang langsung memeluknya erat.

"Kau bicara seakan-akan belum pernah menikah saja." ucap Eun Na tak habis pikir.

Rin mengangkat kedua bahunya tak acuh sambil mengusap punggung Soohyun. "Aku pulang dulu ya? Soohyun mulai mengantuk sepertinya." ucapnya sambil berdiri dengan Soohyun didekapannya.

"Nde josimhae." sahut Eun Na.

"Jangan lupa besok luangkan waktumu untuk datang, walau hanya sebentar ok?" ucap Rin mengingatkan sebelum ia pergi.

"Akan kuusahakan." sahut Eun Na mengantar Rin sampai depan pintu ruang prakteknya. Eun Na tidak mungkin tidak datang ke acara seniornya yang sudah ia anggap kakak untuknya.

린 린 린

"Bukankah itu mobil Rin? Dia baru sampai juga ternyata." ucap Nyonya Park saat mobil yang mereka tumpangi memasuki kawasan perumahan sambil menunjuk sebuah mobil berwarna putih didepannya.

"Benarkah?" tanya Jung Soo melihat dengan seksama mobil didepannya. "Apa Rin mengganti mobilnya? Aku belum pernah melihat mobil itu sebelumnya." lanjutnya setelah berpikir dan merasa asing dengan mobil yang Rin pakai.

"Rin tidak ganti mobil. Ayahmu membelikannya untuk Soohyun. Ayahmu bilang mobil itu harus di pakai saat membawa Soohyun saja. Dan ini masih belum seberapa, masih banyak yang ayahmu lakukan untuk Soohyun yang akan membuatmu terkejut setengah mati." jelas Nyonya Park yang membuat semua orang tercengang dan tidak percaya.

Perbincangan singkat itu membuat mereka tidak menyadari jika mereka sudah sampai dipelataran rumah keluarga Park.

Jung Soo yang memang duduk disamping supir dapat melihat Rin turun dari mobil. Ia tak dapat menggambarkan perasaan apa yang dirasakannya saat melihat perubahan pada diri Rin setelah lama tak melihatnya secara langsung. Padahal Rin hanya mengenakan kemeja putih yang sedikit longgar dan dimasukkan kedalam rok tulip sepanjang lututnya dengan warna hitam dengan list putih, ditambah rambutnya yang diurai bergelombang menambah kesan ibu muda yang seksi.

Jung Soo memukul pipinya cukup keras untuk menyadarkannya dari imajinasi anehnya sendiri dan segera keluar dari mobil untuk menemui Rin, yang kini telah menantinya dengan senyum hangatnya. Ia melangkah mendekat pada Rin lalu menariknya dalam pelukan rindunya.
"Aku tidak suka kau memakai baju ini." ucapnya berbisik ditelinga Rin.

"Memangnya ada yang salah dengan bajuku?" tanya Rin tak mengerti masih dalam pelukan Jung Soo.

"Nde. Baju ini transparan. Na anjoah." ucap Jung Soo sarkastis.

Rin melebarkan matanya dan seketika mendorong Jung Soo menjauh, ia menunduk melihat kemeja yang dipakainya dengan mengerutkan keningnya. "Bagaimana mungkin kau mengatakan kemeja setebal ini transparan? Apa pengelihatanmu sudah rusak eo?"

"Tapi itu terlalu ketat hingga memperlihatkan lekuk tubuhmu. Eomma! Kenapa eomma membiarkan Rin memakai baju seperti itu?" ucapnya mencari alasan dan mengadu pada sang ibu.

"Ada apa sih? Eomma tidak melihat ada yang salah dengan pakaian Rin. Dia cocok dan terlihat cantik memakainya." sahut Nyonya Park yang seratus persen mendukung menantunya, membuat Rin menatapnya penuh kemenangan.

DECISION ON THE TRIALS THAT GOD GAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang