33. Dirimu

325 25 0
                                    

Sebenarnya hidupmu itu indah. Hanya saja kau yang merekayasa seakan-akan hidupmu susah.

Dan janganlah berdrama dalam hidup ini karena hidup ini sudah menjadi drama di atas skenario Allah SWT.
-"-

Satu pekan sudah Ariani dirawat di rumah sakit. Hari ini Ariani pulang dan sahabat-sahabatnya membantu kepulangan Ariani.

Di ruang rawat Ariani hanya ada Nada, Deria, Fallih dan pastinya Naufal. Tidak semua sahabat-sahabat Nada hadir di ruang rawat Ariani karena mempersiapkan suaminya masing-masing pergi bekerja. Begitupun dengan April yang mengurus ketiga anak kembarnya yang sempat sehari ia tinggalkan karena menemani Ariani.

Mereka sangat bersyukur karena Ariani baik-baik saja. Kandungannya pun terselamatkan atas izin Allah.

"Aku pulang duluan, ya. Mau beres-beres kosan. Rencananya aku gak akan ngekos lagi."tutur Nada sambil mengemas tasnya.

"Kenapa gak ngekos lagi?"tanya Ariani heran.

"Aku kan mau nikah. Lagian akhir-akhir ini juga aku mau prepare pernikahan."

"Kita bantuin persiapan pernikahan kamu gak, Nad?"tanya Deria yang sedang meneguk segelas teh hangat.

"Kita? Kamu aja!"tegas Naufal.

Deria langsung menoleh ke arah Naufal dengan tajam dan menghentikan kegiatannya yang sedang menikmati segelas teh hangat.

Naufal pun menoleh ke arah Deria dan langsung meringis malu. Naufal memang berniat hanya bercanda saja.

"Gak dibantuin sama kamu juga gak apa-apa kali!"seru Nada pada Naufal.

"Bercanda doang!"ketus Naufal.

Suasana seketika hening saat Deria, Naufal, dan Nada bertengkar. Mereka tak pernah membawa serius bila ada kata-kata yang menyakitkan karena mereka tahu dengan sifat masing-masing.

Bila tak ada kejadian seperti ini maka pelengkap dalam persahabatan mereka pun tak ada. Mereka menganggap semua ini hanyalah pemanis.

Saat suasana seketika hening, handphone Nada berbunyi. Nada langsung mengangkatnya dan ternyata itu adalah panggilan dari Fajar.

"Assalamu'alaikum, Fajar. Ya ada apa?"

"Ciee Fajar!"teriak Naufal.

"Ssuuuttt!"bentak Nada sambil melettekkan telunjuknya di depan bibirnya.

"Udah pulang? Maaf aku gak nengok Ariani. Aku juga ini baru pulang."kata Fajar di seberang telepon sana.

Fajar memang baru pergi dua hari yang lalu menjemput Abinya di Sulawesi yang sedang sibuk bekerja.

"Iya gak apa-apa, Jar. Hari ini Insyaallah aku pulang ko. Mau beres-beres kosan juga."jawab Nada.

"Ya udah hati-hati ya. Maaf gak bisa jemput. Assalamu'alaikum."tutur Fajar dengan lembut.

Nada pun menjawab salam Fajar lalu mengakhiri panggilannya.

"Udah, ahh aku pulang dulu. Jaga diri ya, Ariani."kata Nada sambil mengelus kepala Ariani dengan penuh kasih sayang. "Assalamu'alaikum."lanjut Nada sambil membuka pintu.

Tiba-tiba mata Nada berkaca-kaca. Tak tahu mengapa akhir-akhir ini ia sering mengeluarkan air matanya.

Mungkin ia akan berpisah dengan sahabat-sahabat kecilnya yang senantiasa menemaninya dalam kepahitan ataupun kemanisan.

Mungkin mengingat dirinya juga akan menikah dengan Fajar, calon Imamnya yang Insyaallah menerimanya dengan penuh ketulusan.

Setibanya di kosannya, Nada langsung bergegas merapikan barang-barangnya. Untung saja barang-barang Nada tidak terlalu banyak karena ia hanya tinggal sendiri.

Sahabat SurgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang