chapter VII

9 1 1
                                    


Ana mengerjapkan matanya sampai pandangannya begitu jelas dan yang pertama ia lihat adalah langit putih

"Ini gue dimana ya? Ko langitnya putih? Bukan warna biru dan gaada matahari,apa ini malem? Ko malem langitnya warna putih ya ? Aneh banget" dengan bodohnya Ana bertanya seperti anak kecil

"Ah lo mah gitu .. Ga liat apa ? Gue disini !! Disamping lo !! Dan ini bukan di luar rumah,tapi lo di kamar ,lo tidur di ranjang kamar apartmen lo" ucap Gerald dengan lesu sambil menatap Ana yang sedang meneliti langit kamar apartmennya dan Ana pun menoleh dan berjengit kaget sontak juga melotot

"Innalillahi !! Yaampun .. Lo ko disini Ger? Ngapain? Lo mau tidur sama gue ?" tanya Ana panik sambil menaikkan selimutnya hingga menutupi hidung seperti ketakutan

"Iih lo !! Jangan geer an ya jadi cewek ,lo lupa ? Kalo tadi malem lo pingsan An .. " cerocos Gerald sambil bergidik geli melihat Ana yang sedang kebingungan

"Hh oooohhh apa lo udah lupa ingatan? Apa lo suka sama gue ?? Oh gue tau !! Lo !! Apa lo punya kakak? Apa lo gatau juga ayah lo ? Ini .. Ini ini apa ? " tanya  Gerald tak nyambung sambil mengangkat tangan kiri Ana yang sedang diinfus

"Gue ga lupa ,lo kira gue uda tua pikunan kaya lo" jawab Ana lalu bangun terduduk hendak mencabut selang nasa cannula yang menempel pada hidungnya

"Eeehhhh trus kenapa lo cabut tu selang?" ucap Gerald memegang tangan Ana yang hendak mencabut benda tersebut

"Lo masih butuhin itu An !! Tenanglah dikit !!" lanjut Gerald menggoyang goyangkan kecil pergelangan tangan Ana

Ana memutar bola matanya dengan jengah

"Ya ya yaaaa deh .. Oiya ,ini jam berapa ? Kak Resh mana? Anak anak mana? " tanya Ana berturut turut yang sedang melihat sekeliling kamarnya yang kosong dengan bingung

"Pertama .. Ini jam 7 pagi.. Kedua.. Tu kak Aresha sama anak anak masih pada teler gara gara nungguin lo ga bangun bangun kaya mayat idup tau ga lo !! Lo tau ? Semua anak anak kawatir ,apalagi kak Aresha yang mukanya panik banget bolak balik tu depan pintu,kebetulan kak Resh panik,jadi tu anak sialan yang rawat lo!! Eh maksudnya si Reval yang rawat lo!" jawab Gerald dengan jengah dan meralat kalimat terakhirnya

"Oh gitu !!" Ana mengangguk mengerti

Lalu Gerald duduk di pinggiran ranjang ,lalu menggenggam tangan Ana

"An !! Lo harus janji sesuatu sama gue !!" ucap Gerald sambil menatap Ana dengan tatapan sedu

Ana melihat tangannya yang digenggam oleh orang yang ada dihadapannya lalu beralih menatap Gerald

"Gue harus janji apa sama lo Ger? " tanya Ana heran

"Tapi lo ga marah kan sama gue tentang kemaren? Gue ga mau lo celaka An .. Gue mau lindungin lo,gue mau tetep ada disisi lo ,kita uda lama .. Sahabatan An .. " ucap Gerald sambil menatap Ana ,dan mengatakan kalimat terakhir dengan lesu

Ana tidak menjawab

"Gue minta maaf,gue emang salah " ucap Gerald dengan mata berkaca kaca melihat Ana masih bergeming

"Gue mohon sama lo !! Gue cuman mau yang terbaik buat lo An,gue mohon hentikan pencarian pembunuh bunda lo,gue mohon An!!" Gerald menangis dan menarik tangan Ana lalu menciumnya,tubuhnya bergetar hebat

"Gue maafin lo ! Tapi bukan berarti gue mau nyerah gitu aja buat cari siapa pembunuh bunda gue,dan .. Lo gausah bantu gue lagi,gue bisa cari sendiri .. Gue gamau repotin orang lain lagi,dan gue gamau orang terdekat gue terluka,jadi gue maafin lo Ger dengan syarat lo ga usah bantu gue lagi buat cari manusia sialan itu " cerocos Ana dengan datar menatap jendela yang terbuka dalam kamarnya

"Tap..!"

"Kalo lo ngelanggar !!" kata Ana memotong ucapannya

"Dengan berat hati gue gaakan maafin lo Ger !!" lanjutnya dengan santai kaya di pantai yang permai

"Ta.."

"Seumur hidup gue!!" lanjutnya lagi sambil menatap Gerald dengan tajam ,Gerald pun hanya bisa mendengus

"I i ya oke oke, gue nurut sama lo deh !! Daripada lo musuhin gue, gue gamau !!" ucap Gerald sambil menyeka airmatanya

"Good boy !!" puji Ana sambil menepuk nepuk bahu Gerald

Brak

Pintu terbuka dengan kasar ,muncullah Aresha disusuli para sahabat Ana ,Ana dan Gerald berjengit kaget

"Astagfirullah .. !!  " Aresha beristighfar diambang pintu melihat Gerald dengan geram lalu berjalan kearah Gerald

Aresha berhenti di hadapan Gerald

"Lo !! " menunjuk muka Gerald dengan jari telunjuk dengan tepat ,Gerald pun berjengit kaget melihat telunjuk Aresha dengan mata melotot

"A a a apaan bang?" Gerald bertanya dengan gugup

Aresha pun menurunkan tangannya

"Lo kok ga bilang sih kalo adek gue uda sadar? Terus kenapa tadi lo pegang pegang tangan adek gue ? Mau mati lo hah?" cerocos Aresha diakhiri dengan mencekal kerah baju Gerald dengan kuat

"E e eh kak !! Dia ga salah " Ana akhirnya melerai Aresha untuk melepaskan cengkramannya ,Aresha pun menurut

"Kamu ga papa kan dek? Atau kamu diapa apain sama ni tuyul satu ?" tanya Aresha beruntut menunjuk Gerald

Ana menggeleng kuat

"Ngga kak ,aku ga apa apa ko ,aku juga ga diapa apa in sama dia " Ana menjawab dengan cepat

Aresha pun memeluk Ana yang sedang terduduk di ranjang,menyimpan kepalanya di dada dan mengusapnya dengan lembut

"Jangan bikin kakak khawatir lagi ya dek, untung disini banyak temen temen kamu,jadi mereka yang rawat kamu, terutama Revaldi" ucap Aresha dan melerai pelukannya,memegang kedua bahu adiknya, dan mencium keningnya 

"Bang ! Kita kita dicuekin nih yee" ucap laki laki yang ada diambang pintu sambil melipatkan tangannya di dada

"Iye deh sori sori " ucap Aresha melepaskan pelukannya dari Ana

"Permisi permisiii... Air panas mau lewat..!!" seru Dinda membawa nampan berisi sup hangat dan air putih,muncul dari belakang menuju kamar Ana karena diambang pintu,para cowok lagi pada nongol

"Orang cantik juga mau lewaattt!!" disusul juga seruan Eka,Alena,juga Claire dibelakangnya,para cowok pun menyingkir mempersilahkan para cewek untuk masuk

"Looooohhhh !! Kalian ga pada kerja ?!" tanya Ana heran begitu para cewek masuk dan Dinda menyimpan nampan tersebut diatas nakas

"Libur An !! Lo makan dulu yah !!"ucap Claire mengambil sup hangat yang disimpan oleh Dinda

"Buka mulutnya !! A aaa aa.." lanjut Claire menyodorkan satu suapan ke mulut Ana,Ana menjawab dengan anggukan lalu menerima suapan dari Claire terus menerus sampai habis

"Nih minum obatnya !! Biar lo cepet sembuh !! " ucap Eka menyodorkan 3 butir obat dan segelas air putih ,Anapun menerima obat itu lalu ia minum sampai tandas

"Udah .. Lo tidur lagi ya An !!" ucap Reval sambil memegang kedua bahu Ana ,mendorongnya untuk terbaring lagi,tapi Ana menolak

"Ga Val .. Jam sembilan gue mau cabut !!" elak Ana

"Astagfirullah ,ni ade lo kenapa bang?" ucap Dicky sambil melirik ke arah Aresha

"Dek.. Kamu harus tidur,urusan lain biar di tunda aja ya !" ucap Aresha dengan lembut sambil mengusap rambut Ana

'Biar gue keluar diem diem aja deh'ucapnya dalam hati

Akhirnya Ana pun mengangguk patuh ,dan berbaring di tempat tidur kesayangannya ,terpejam sesuai permintaan kakaknya ,tapi ga untuk sepenuhnya ia tidur

________________________________

See you next part ^•^

My Trip Is My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang