Eternity and Love

22 0 0
                                    

"Eh, kau tau nggak, katanya di kelas kita bakalan ada murid pindahan lho!" kata Ari, ketua kelas 2 IPS 1 SMA Hang Kesturi itu kegirangan, pagi-pagi di tahun ajaran baru dan masuk kelas udah nggak tahan mau cari sensasi sama seluruh kelas. Murid-murid di kelas sontak langsung memasang telinga dan melongok ke ketua kelas yang memulai berita gembira itu.

"Yang bener lu, sob?" tanya Donny, "Cewek apa cowok?"

"Cewek lah...mojang Bandung lho...! Katanya sih cakep, bapaknya pegawai negri cuy!" jawab Ari dengan jayusnya.

"Wah... asyik nih...! Ada yang seger! Hehehe," cengir Donny penuh maksud tersirat, tapi keburu jadi maksud tersurat gara-gara dibeberkan Anton.

"Eits! Kau mau nambah-nambah rekor kau ditolak cewek? Skali-skali buat kita-kita yang lain napa sih?" cibir Anton, disambut tawa teman-temannya di kelas. Donny memang dijuluki si bujang lapuk di kelas mereka.

"Dua kata buat lu lah, Ton!"

"Ha mik lai?"

"Taik lu!" sembur Donny dengan bibir yang udah bisa menandingi monyongnya Tukul Arwana.

"Gimana menurut lu, Han?" tanya Kania, si sekretaris kelas, "Dari tadi kau diam saja, jangan-jangan kau udah kenal ya?"

"Eh? Nggak sih," kata Ferry, yang dipanggil A Han oleh teman-teman sekelasnya.

"Ya nggak usah grogi gitu lah Han... santai aja lagi," kata Ari, menaik-naikkan sebelah alisnya,

"Adow!"

"Bisa nggak kau stop gaya-gaya kek gitu? Lama-lama nanti kau macam si Donny aja lah!" marah Kania.

"Wew... males aku disamain sama dia!" ejek Ari, yang kemudian dijawab dengan tinju dari Donny.

"Udah, udah! Macam anak kecil aja kalian ni!" kata Kania menengahi. "Oh ya, hampir lupa aku, Ri, tadi kau dipanggil Bu Situmorang."

"Waduh! Iya!" Ari pun ngacir ke kantor guru.

"Rasa lu...!" cibir Anton, lalu dia berbalik menghadap Ferry lagi, "Eh, Han, besok jadi, kita nongkrong di warnet yang biasa?"

"Wah, sorry, brother. Bentar lagi ada pertandingan, mulai besok aku mesti latihan extra di sekolah," kata Ferry.

"Okelah, brother, kapan-kapan kau kasitau aku aja lagi, ga da kau sepi a, ga da lawanku maen DOTA," kata Anton.

"Lho, mana kawan kau yang waktu itu kita jumpa di Tilak?"

"Bah, letoy dia, aku belom apa-apa pun dah koit dia." Ferry ngakak, temannya yang satu ini memang doyan banget main game online yang namanya DOTA.

Tak terasa bel sudah berbunyi dan pelajaran segera dimulai, semua siswa pun beranjak kembali ke tempat duduknya. Wali kelas, Pak Ginting, masuk bersama seorang cewek manis berambut sebahu. Tak sengaja Ferry bertatapan dengan cewek itu sejenak, ada sesuatu yang tidak biasa yang membuat dirinya sedikit berdebar, mungkinkah...

"Nama saya Eternity Anindi. Salam kenal ya, mudah-mudahan saya bisa akur sama teman-teman," kata cewek manis itu setelah diperkenalkan oleh Pak Ginting. Cewek itu datang dari Bandung ke Medan karena ayahnya yang dipindahtugaskan ke Medan dan setelah lulus SMA mereka akan kembali lagi ke Bandung.

"Mudah-mudahan kamu bisa betah di sini ya," kata pak Ginting ramah, "Kalau ada yang mau bertanya sama Eternity boleh tanya sekarang, mumpung lagi perkenalan," senyum Pak Ginting.

"Eternity uda punya pacar belom?" celetuk Donny tanpa tedeng aling-aling.

"Woi, kalo belom juga dia gak bakalan mau lah jalan sama kau, Don! Nanti pacaran kau jemput pakai bajaj pulak!" sambar Ari, yang langsung ngakak sambil 'tos' dengan Anton, teman sebangkunya. Seisi kelas langsung gaduh, ada yang tertawa-tawa, ada pula yang berbisik-bisik sambil sesekali memperhatikan Eternity. Eternity memang cewek yang lain dari yang lain kalau ditilik dan dibandingkan dengan cewek-cewek ABG yang lain. Ia tampil bersahaja, dengan seragam sekolah yang sesuai dengan aturan dan polesan make-up yang natural, rambut hitam lurus bak putri keraton yang digerai begitu saja dan tidak memakai asesoris sama sekali kecuali jam tangan dan kacamata minusnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 21, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Bitter Sweet AntologyWhere stories live. Discover now