Drrtt... Drrtt
Della berdecak ketika merasakan sesuatu bergetar di bawah kepalanya, ia membuka penutup matanya dengan kesal lalu mengambil ponselnya. Ada satu line masuk di jam 1:25 tengah malam ini. Di saat-saat ia masih berusaha keras hanya untuk bisa tidur.
Rasya P : gabisa tidur ya?
Della mengerutkan keningnya, darimana Rasya tau?
Della Ardita : tau darimana?
Belum satu menit setelah balasan itu Della kirimkan, Rasya sudah membalasnya.
Rasya P : lampu kamar lo
Reflek Della langsung mengangkat kepalanya, ia lalu memukul keningnya sendiri yang lupa mematikan lampu. Della memang selalu tidur dengan keadaan lampu mati, jadi tidak heran Rasya tahu ia belum tidur.
Rasya P : keluar, gue di balkon
Perempuan itu menarik satu alisnya keatas, bertanya dalam hati apa yang dilakukan Rasya di balkon dini hari seperti ini.
Walaupun begitu, Della tetap beranjak dari kasurnya. Ia memasang sendal lalu mengambil selimut untuk dililitkan di tubuhnya karena ia rasa hawa diluar pasti sangat dingin. Perempuan itu juga tidak tahu, apa alasannya kenapa menuruti Rasya.
Della membuka pintu balkonnya dan langsung mendapati Rasya yang tengah berbaring di balkon miliknya yang bersebrangan dengan balkon Della dengan jarak yang tidak sampai satu meter. Rumah mereka memang terlalu dempet, tidak, semua rumah di komplek itu memang dempet.
"Insom?" Tanya Rasya yang masih pada posisinya. Laki-laki itu masih menatap langit yang bertabur bintang malam itu.
Della duduk di lantai balkonnya sambil bersandar di pagar besi dan memeluk kakinya. Ia mengeratkan selimutnya, karena angin yang berhembus begitu dingin malam itu.
"Iya, gue minum kopi buat ngerjain tugas Pak Bambang taunya keterusan gak bisa tidur" jelas Della lalu menghela nafas, sedikit menyesali ulahnya sendiri beberapa jam yang lalu.
Rasya tertawa, laki-laki itu lalu menoleh ke arah Della. "Lo kelewat rajin atau gimana sih? Besok hari minggu, lo bisa kerjain tugas semau lo, kalo kurang bisa ngerjain tugas kuliah gue sekalian"
Della hanya mencibir ejekan Rasya, "lo insom juga?"
Rasya kembali menatap langit, "Enggak. Lo kalo udah kuliah jam tidur lo bakal berantakan, gak nentu mau tidur kapan"
"Gak enak banget ya jadi mahasiswa" respon Della, mengingat semua cerita yang keluar dari mulut mahasiswa itu tidak ada yang enaknya.
"Gak juga. Ada kok enaknya"
Della menoleh, "Apa enaknya?"
"Ya gue gak perlu bangun subuh-subuh buat siap-siap ke sekolah dan gue gak perlu tiap hari ada di sekolah" jelas Rasya.
Della mencibir lagi, "kayak lo serajin itu aja"
Rasya tertawa, laki-laki itu lalu duduk. "Eh! Bu Tera beneran udah nikah ya katanya?"
"Udah hamil kali, kemana aja lo"
"Anjir, duluan?" Tanya Rasya terdengar antusias.
"Ya elah! Bukan gitu!" Balas Della.
"Kirain" sahut Rasya sambil terkekeh. "Tapi beneran udah nikah?"
"Ya masa nikah boongan" jawab Della. "Emang se-enggak memungkinkan gitu Bu Tera nikah?"
"Ya enggak sih, bagus aja akhirnya ada yang mau sama guru tergalak itu" balas Rasya sambil bernostalgia ketika Bu Tera memarahinya semasa sekolah. Rasya memang lulusan dari sekolah Della sekarang. Ketika Rasya lulus, Della masuk.