Siapa Yang Harus Disalahkan

11.8K 1.2K 77
                                    

Setara dua chapter nih 😂😂

Ti-ati sakit mata

3000+ words

Happy reading







😀😀😀😀😀😀😀😀😀😀😀














Malam telah tiba. Membawa kesunyian dalam gelap temaram dari cahaya sang rembulan yang mengintip dari balik gumpalan menghitam awan yang juga menutupi gemerlap bintang yang bertebaran di atas langit tak berujung.

Ada satu anak adam yang nampaknya acuh. Melenggang santai dengan kepala tertunduk. Tidak memedulikan hembusan angin yang meniupkan surainya lembut. Dan mengabaikan fakta bahwa ia hanya seorang diri. Berpakaian lengkap seragam sekolah dengan tas yang tersampir di punggungnya.

Ia nampak tidak peduli dengan keadaan sekitarnya yang sunyi senyap.

Atau memang itu yang tengah ia butuhkan saat ini.

Jungkook berjalan seorang diri dengan menggenggam ponselnya erat. Mengabaikan fakta bahwa ponselnya sejak tadi bergetar. Layar tipisnya menyala pertanda panggilan masuk dan menampilkan sederet huruf bertuliskan "Yoongi-hyung". Ia seolah-olah menulikan pendengarannya. Mencoba tidak peduli.

Nampak jelas bagaimana bahunya yang lebar dan kokoh itu bergetar. Dadanya naik turun karena nafas yang tak beraturan. Jungkook masih terisak. Tangisannya belum sepenuhnya reda. Ia hanya berusaha agar suaranya terpendam.

Malam semakin larut, mungkin itulah sebabnya sejak tadi ponselnya berbunyi. Ia tahu Yoongi pasti mengkhawatirkannya apalagi mengingat ada Jimin. Namja itu pasti mengadu pada Yoongi bahwa Jungkook kabur ㅡBolos dari sekolah.

Ponselnya berhenti berdering lalu ia mengangkat tangannya hanya untuk melihat sebuah tulisan "62 misscalled from Yoongi-hyung" di layar ponselnya. Ia menghela nafas panjang, merasa lelah dengan semua yang terjadi. Ujung jarinya bergerak, mengusap permukaan layar ponselnya. Berniat mematikan fungsi benda kotak panjang itu untuk menghentikan panggilan-panggilan dan pesan yang menurutnya mengganggu.

Satu kali usapan untuk kemudian ia dibuat terpaku. Tatapannya berubah sendu ketika mata bulatnya menatap tepat ke arah layar ponselnya yang menghantarkan cahaya menyilaukan ditengah gelapnya malam.

"Tae-Hyung...".

Satu kalimat itu terucap dari bibirnya. Pandangannya sama sekali tak dapat terlepas dari ponselnya yang kini menampilkan sebuah lampiran foto dirinya dengan Taehyung.

Ya, Jungkook lupa jika ia memakai foto kebersamaannya dengan Taehyung sebagai layar utama di ponselnya. Hal itu membuat perih di hatinya semakin menjadi. Luka yang dulu pernah hilang kini kembali terbuka, semakin dalam. Dan semua itu disebabkan oleh satu orang manja yang membuatnya terus merasa lemah dan tak berdaya.

Tes

Satu tetes air mata terjatuh. Mengalir turun dari layar ponselnya dan menghapus jejak bahagia yang dulu pernah terjadi antara ia dan Taehyung.

Berbicara mengenai Taehyung, ia teringat sesuatu.

Sesuatu yang menjadi tujuan awalnya nekat berlari untuk menemui Taehyung meski saat itu ia tak berpikir dapat bertemu dengannya.

Jackson.

Namja itulah yang menjadi kekhawatirannya. Menjadi satu-satunya alasan mengapa ia rela membuang waktunya untuk menemui Taehyung meski kenyataannya Taehyung justru menolak keberadaannya.

Buru-buru ia menekan tombol panggilan cepat. Berharap seseorang diujung sana akan menjawab panggilannya. Ia harus, sebelum semuanya terlambat.

Walaupun ia tak dapat menampik kenyataan bahwa Taehyung mungkin saja tak akan sudi menerima panggilannya.

In The Name Of Love (Vkook Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang