care

345 8 0
                                    

Cinta tanpa sebab
Susah di dapatkan, susah di pastikan dan susah untuk di lupakan

🌻🌻🌻

Sore ini aku duduk di sisi ranjang sambil menatap lurus kedepan. Otakku masih saja memutar perihal kejadian 3 hari yang lalu yang hampir akan menghancurkan masa depanku.

Aku tidak menyangka vano senekad itu.

Padahal aku sudah percaya pada dia kalo dia akan berubah, dia memang memiliki masalalu yang kelam tapi bukan berarti masa depan nyapun akan sama dan aku adalah sosok yang ingin membantunya berubah! Sayangnya? Sayangnya itu dulu!

Aku benar benar kecewa, aku kebahabisan kata untuk mengungkapkan rasa kecewaku padanya. Dan aku tidak tau lagi harus bagaimana menghadapi pria aneh sepertinya!

Pria yang setiap detiknya tidak bisa di pastikan akan seperti apa.

Clek

Qweeny memasuki kamar, qweeny menatap adiknya yang masih memilih banyak di kamar. "awalnya gue mau larang lo pergi sama vano. Cuma gue tau pasti vano akan tetep maksa lo pergi"

"kenapa sih dia? Kenapa dia gak bisa berubah? Kenapa gak ada sedikitpun niatan di hati dia buat berubah?"

"vano is vano de. Sebaik apapun dia, walaupun mungkin dia lebih baik saat sama lo tapi dia akan back to covernya. Dia akan tetap menjadi dirinya yang ke gitu"

"dia cuma butuh orang yang berani kak" tegasku

"lo enggakan? Gue gak mau lo maksain de, lo akan tau akibatnya saat lo maksain diri buat sama vano lagi. Gue gak mau lo relain masadepan lo cuma buat pria hidung belang kayak dia"

"dia kurang kasih sayang kak, gue pengen banget ngerubah dia. Gue pengen dia lebih baik lagi, sejak kecil dia gak pernah dapet pendidikan etika dari orangtuanya dan dia kayak gitu karena ortunya juga gak pernah mikirin dia. Dan gue... "

"bukan lo de!" tegas qweeny

"bukan lo yang harus bantuin dia. Gue gak mau denger lo terus sakit hati karena dia"

"tapi gue liat sisi lain vano kemarin kak yang gak pernah gue tau"

"dan lo juga liatkan saat sikap dia berubah, saat dia coba perkosa lo"

Aku terdiam, kak qweeny benar. Aku hampir dia perkosa kemarin dan kenapa sekarang aku masih peduli padanya?

Kenapa otakku masih terus mempertimbangkannya? Padahal aku sendiri yang ingin lepas dari dia dan setelah aku terlepas mengapa rasanya aneh, ya aku memikirkannya terus.

Sepertinya otakku dirasuki oleh cerita vano tentang hidupnya malam itu yang membuatnya berubah menjadi pria yang aneh!

🌻🌻🌻

Vano berdiri di depan tangga sambil memainkan handphone. Ia sedang menunggu seseorang siang ini.

"heh"

Hingga seseorang melintas di depan vano, aldo menatap vano tajam.

"berani ya lo sama gue?"

Vano mengayunkan tangannya hendak memukul aldo tapi berhasil di tahan aldo.

"apa maksud lo?!"

"alahhh udah cukup lo coba rebut vany dari gue. Sekarang lo bikin hubungan gue sama vany berantakan anjingggg!!!"

Bughh

Aldo terkapar di lantai.

"vany gak pantes sama cowok brengsek kayak lo!"

          

Bugh

Aldo berhasil melawan dengan memukul vano juga.

Bughh bughh bughh

Terjadilah pukul pukulan antara aldo dan vano di lorong sepi ini

🌻🌻🌻

"lo gapapa van? " tanya zara berdiri di samping vano yang babak belur akibat berkelahi dengan aldo tadi.

"gak usah hawatirin gue. Gue gapapa" jelasnya cuek.

"sekarang lo nunggu siapa? Vany gak akan lewat sini" jelas angga, vano menatap tajam angga. "ya lo kan tau, vany kesini saat lo minta. Biasanya dia gak pernah jalan sini kalo gak sama lo" jawab angga mengerti dengan tatapan vano

Vano segera memasuki mobilnya, ketiga temannya pun masuk mobil dan pergi.

🌻🌻🌻

Sementara aku kini duduk di halte depan kampus sambil menunggu jemputan, kak qweeny akan menjemputku.

Drttt

Vany meraih handphonenya dan membuka sebuah pesan. Dari aldo.

Aldo :bisa ke rumah gue?
Vany :kapan?
Aldo :sekarang, ada yang mau aku omongin
Vany :tentang apa?
Aldo : sedang mengetik..

Brum

Sebuah mobil berhenti di depan vany.Vany menatapnya, pria itu keluar dan mendekati vany. Mau apa lagi? Kenapa dia datang lagi? Belum cukup ia membuatnya takut dan trauma?

Siapa lagi? Delvano is vano. Ya dia! Tunggu harusnya aku pergi! Kalau aku di apa apakan gimana?

Vany berdiri dari duduknya.

"ikut gue" pinta vano menahan tangan vany yang hendak pergi.

Aku menggelengkan kepala, tapi tunggu kenapa dengan wajahnya. Dia sangat babak belur, berkelahi dengan siapa? Karena apa? jangan jangan berkelahi dengan aldo?

"ayo ikut gue! " paksanya

Masih sama, dia akan memaksaku. Tapi aku tidak mau begitu saja nurut, aku bukan miliknya lagi.

"enggak! Gue bukan siapa siapa lo lagi yang bisa lo atur seenaknya" jelasku kesal.

"gue gak pernah ngasih jawaban atas permintaan lo. Itu artinya lo masih milik gue! " vano menarik tangannku

"vano enggak! "

Vano membuka pintu depan lalu mendorong vany masuk dan ia pun masuk untuk mengemudi mobilnya.

🌻🌻🌻

Aku tidak tau pasti perasaanku sekarang bagaimana yang pasti aku sangat kecewa. Aku bisa melihat sisi baik seorang vano malam itu dan ternyata aku juga bisa melihat sisi bejad pria itu.

Aku tau semua punya alasan tapi dia sudah sangat keterlaluan.

Aku memeras handuk kecil lalu mengompreskannya pada luka di wajah vano.

"berantem sama siapa? " aku penasaran siapa yang dia geluti tadi.

Pria itu tidak menjawab, dia masih diam merasakan sakit di wajahnya.

"aldo van" jelas zara masuk ke kamar vano membawakan kotak obat.

"aldo? " tanya ku terkejut

"kenapa? Dia udah bikin lo selalu ngindarin gue, dia punya rencana buat rebut lo dari gue dan gue gak akan biarin lo jadi milik orang lain selain gue! ."

"vano kamu keterlaluan tau gak? Kamu yang salah! Kamu brengsek! Kamu yang seenaknya sama cewek aku lakuin ini sama kamu supaya kamu mikir, kamu salah! Dan kamu gak bisa salahin orang lain karena masalah kita! Semua orang berhak marah! Dan aldo bukan alasan aku mutusin kamu"

"alahhh udah deh, lo cuma udah termakan sama omongan tuh cowok brengsek yang pura pura baik di depan lo. "

"vano kamu gak tau dia, dia lebih baik dari kamu! " gertakku kesal. Vano mengepal lengannya kesal dan menatapku tajam.

"gue emang brengsek! Tapi gue sayang sama lo dan ini pertama kalinya gue ngerasa takut kehilangan seseorang!!!"

Aku yang diam.

Benarkah? Entahlah yang jelas aku tidak tau pasti bagimana perasaannya.

Vano menggenggam tanganku yang ada di atas pahaku, "gue janji gak akan pernah macem macem sama lo" jelas vano setengah berbisik.

"van! " aku mendorong bahu vano, aku tau apa yang dia mau.

"lo maukan jadi cewek gue lagi? " tanya vano, aku menatap vano.

"aku gak bisa"

Maafkan aku, memaafkan memang mudah tetapi melupakan kekecewaan yang susah.

Terlebih kejadian kemarin benar-benar membawa trauma tersendiri padaku.

"kenapa? Karena cowok brengsek itu? "

Shittt!

"van, bisa gak sih gak usah bawa bawa orang lain, liat diri kamu van? Aku kayak gini karena kamu" jelasku muak

"awas aja, gue gak akan biarin tuh cowok tenang"

Aku berdiri dan menatap vano jiji, aku sangat membencinya. Aku benci padanya.

"gue mau pulang"

Vano menatap lurus kedepan tak peduli, vany berdecak lalu segera keluar dari kamar.

🌻🌻🌻

Drtttt

"van. " vano terbangun lalu menatap kearah samping, seorang wanita. Ya seorang wanita.

"ada telpon" gadis itu menyerahkan handphone vano, vano menerimanya lalu duduk di tepian ranjang sambil menerima telpon.

"abangggg hikssss" vano di sambut dengan sapaan tangisan.

"kenapa ghe? "

"abanggggg papah"

"ada apa ghea? Jangan bikin gue panik"

"papah kecelakaan bang, papah meninggallll hiksss"

Vano terdiam sejenak.

"cepetan lo kesini, lo mau liat papah buat terakhir kali nya kan? "

"apa peduli gue"

"abang dia itu bokap lo! Lo harus hargai dia, lo juga ada karena dia. Harusnya lo dateng" bentak gheane

"gue harus dateng kemana hah? "

"ke Bali, sekarang bang hiksss"

"gue usahain"

"abang. Lo emang gak punya hati"

"lo pikir mereka punya hati? Mereka juga gak ngurusin gue dan lo. Kenapa lo harus peduli hah? "

"anjingggg! Cepetan lo kesini! Gue gak mau tau lo harus dateng! Kalo lo gak dateng gue gak akan mau ngenal lo lagi brengsek! "

"ck"

Aldo berdecak dan segera turun dari ranjang. Aldo meraih dompet dan mengambil uang lalu menyodorkannya pada seorang wanita yang ada di ranjangnya dengan tubuh terbalut selimut.

"lo harus pulang sekarang" jelas vano,

"loh bukannya sampai malem ya? "

"gak usah"

"oke"

Vano segera ke kamar mandi sementara wanita itu segera membenahi dirinya.

🌻🌻🌻

Maaf ya pendek, next part lebih panjang

Jangan lupa vote

DELVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang