Eternal Love Of Mine - Part 21

1.3K 54 30
                                    

And who do you think you are?
Running round leaving scars
Collecting your jar of hearts
And tearing love apart
You're gonna catch a cold
From the eyes inside your soul
So don't come back for me

Who do you think you are?

(Christina Perri_Jar of Hearts)
•••••

Suara nyaring berasal dari monitor kardiolog mengisi kesunyian di sebuah ruangan. Di mana terdapat seorang gadis terbaring di atas bangkar dengan selang dan kabel terhubung pada monitor tersebut.

Seperti hari sebelumnya, belum ada tanda yang berarti, yang menegaskan gadis itu hendak bangun dari tidurnya. Sudah hampir dua minggu dari sejak pria yang duduk di samping bangkarnya tak kunjung sadarkan diri.

Terhitung dari saat ia menemukan gadis itu, pria tersebut tak pernah absen menjaga dan menemani gadis cantik itu. Bagaikan suatu keharusan untuknya merawat gadis yang tak tahu kapan tepatnya akan terbangun.

"Hey Nona, cepatlah bangun. Aku ingin melihatmu membuka mata dan mengetahui siapa dirimu?" ujar pria itu sembari memainkan jemari sang gadis.

Namun, tak ada respon berarti dari tubuhnya yang menjelaskan ia mendengar perkataan pria tersebut. Hanya suara penunjuk kondisi vital yang mampu terdengar di sekeliling ruangan.

"Paling tidak aku ingin mengenalmu. Jika engkau sudi mengenalku."

Sunyi, sama seperti saat sebelumnya.

"Kau tenang saja, Nona. Aku bukan orang yang jahat."

Pria itu terkesiap menatap pergerakan tangan dari gadis di hadapannya. Gadis itu mengerakkan jarinya dan mulai bereaksi. Perlahan demi perlahan ia membuka matanya yang berat. Menyesuaikan irisnya pada cahaya yang temaram.

Ia melirik ke arah sekitarnya yang penuh nuansa putih, lalu beralih pada orang yang ada di samping. Ia mengamati lama orang itu hendak mengingatnya. Namun, sayang hal itu tak berhasil. Gagal.

Gadis itu mengeryit saat rasa sakit menyerang kepalanya. Sebelah tangannya terulur menyentuh pelipisnya yang dibebat oleh kain yang melingkar di kepalanya.

"Apa kau merasa sakit?" tanya pria di sampingnya dengan cemas.

Sebelah tangan gadis itu merambat mencoba melepaskan masker oksigen yang menutupi mulut dan hidungnya.

"Ka-Kau, Si-siapa?" ucap gadis itu terbata.

Pria itu langsung bangkit dari duduknya. "Ehem," ia berdeham menetralkan dirinya dari keterpanaannya pada pemilik iris hazel tersebut.

Cantik. Seperti yang memiliki.

"Perkenalkan namaku Levinsky Fredinand, panggil saja aku Levin. Tunggu sebentar akan kupanggilkan dokter untukmu."

Pria bernama Levin itu lantas menekan tombol di samping bangkar gadis itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pria bernama Levin itu lantas menekan tombol di samping bangkar gadis itu. Beberapa menit kemudian, dokter datang dan memeriksa tubuh gadis itu.

Gadis itu tampak meringis saat ia berusaha untuk menggerakkan tubuhnya. Sebelah tangannya refleks menyentuh dada kiri bagian atas.

"Kenapa ini terasa sakit?" gumamnya.

"Anda mengalami luka tembak, Nona. Jadi, kami harus mengambil peluru yang bersarang di sana." ucap sang dokter yang diketahui bername tag, dr. Robby Hedson.

"Pe-peluru."

"Ya, Nona. Apa anda tak mengingat jika pernah tertembak?" gadis itu langsung menggeleng.

"Tidak," jawab gadis itu lemah.

Dr. Robby Hedson menatap ke arah pria yang menemani gadis itu, Levin tampak tercengang. Lalu, ia kembali menatap gadis itu yang tampak linglung.

"Apa kau mengingat siapa dirimu?" tanya dr. Hedson.

Gadis itu diam, tak lama setelahnya ia mengelengkan kepala kembali. "Aku tak bisa mengingat apa pun. Rasanya sungguh sakit jika aku terus mengingatnya." ungkapnya dengan kedua tangan menyentuh kepala.

Kembali lagi dr. Hedson memeriksa gadis itu lebih detail lagi. Dr. Hedson mencoba meletakkan ibu jari dan jari telunjuknya di antara mata gadis itu. Ia melebarkan mata gadis tersebut dengan kedua jarinya. Ia mengamati mata miliknya satu persatu menggunakan senter tersebut.

"Bagaimana keadaanya, dok?" tanya Levin.

Dr. Hedson melangkah mundur usai melakukan pengecekan. Ia menghela napas sejenak sebelum menyerukan apa yang ingin dikatakannya.

"Sejauh pengamatan saya, pasien mengalami amnesia. Tapi, untuk lebih jelasnya kita harus melakukan MRI terlebih dahulu agar lebih memastikan."

Levin terdiam mendengar vonis dokter tentang gadis itu. Gadis yang baru ditemuinya, namun sudah bernasib malang.

Ya Tuhan, apa yang harus ia lakukan sekarang? Ia bahkan tak tahu siapa gadis itu. Bagaimana kalau keluarganya mencari? Pasti mereka saat ini sangat gelisah. Sama seperti dirinya sekarang.

'Hey, Nona. Apa yang harus kulakukan terhadapmu?' batin Levin.

°°°°°

170918
.
.
200312

200312

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Eternal Love of MineWhere stories live. Discover now