Perspektif Mila tentang Kevin ia tarik kembali. Satu hal lagi yang menyadarkan Mila, jika Kevin itu jorok sekali.
Yang benar saja, ia sama sekali tidak keberatan jika Kevin ingin memakan bekalnya dengan tangan, maksudnya tanpa sendok. Tetapi setidaknya bisakah ia cuci tangan terlebih dahulu.
"Lo bawa apaan?" Tanya Kevin yang melihat Mila membawa kotak bekal.
"Nasi goreng." Mila membuka kotak bekal itu.
"Gue laper, pengen makan." Tanpa permisi Kevin sudah mengambil kotak bekal itu.
"VIN!"
"Apaan?" Baru saja Kevin akan menyuapkan satu sendok nasi itu ke dalam mulutnya, sebuah suara mengintrupsinya.
"Itu makanan aku dan aku juga laper, vin." Mila kembali merebut makanan itu.
"Yaudah ... makan berdua aja lah. Gue laper sumpah."
Kevin mengambil makanan itu kembali, dan menyimpannya di atas karpet. Mereka sekarang sedang duduk di karpet tepi danau di bawah pohon. Menikmati indahnya langit yang sedang mendung.
Kevin mulai memakan makanan itu, dan membuat Mila terbelalak kaget.
"Jorok banget, Vin."
"Lo kan bawa sendok satu. Emang lo mau kita makan satu sendok kayak gitu? Kalau gue nggak keberatan. Nah ... lo gimana?" Tanya Kevin tanpa menghentikan makan.
"Ya setidaknya kamu kan bisa cuci tangan dulu. Jorok banget jadi orang."
"Ya ... bodo. Suka-suka gue." Kevin tampak tidak peduli. Ia seperti macan kelaparan.
"Suka-suka kamu tapi rugi di aku," gumam Mila pelan dan masih tertangkap oleh indra pendengaran Kevin.
Kevin lantas menghentikan menyuap makanan. Memandang Mila dengan kerutan di dahinya yang tidak di tutup-tutupi.
"Maksud lo?"
"Kalau tangan kamu ada virusnya, nanti nular. Terus aku sakit perut nanti gara-gara tangan kamu nggak higenis. Kan rugi, Vin."
Kevin mengerutkan keningnya. Ide jail lantas menghampiri otaknya yang biasa saja. Ia melihat dari tadi Mila tidak makan, dan hanya memainkan sendok di tangannya. Tersenyum licik. Ia mengambil sendok itu, dan mengapit pipi Mila di antara satu tangannya, ketika bibir itu terbuka. Ia menyuapkan makanan itu.
"Makan aja ribet lo. Bawel."
Mila terbelalak kaget. Hampir saja ia tersedak karena Kevin. Mila mengunyah makanan itu dengan susah payah. Ketika makanan itu sudah tertelan sempurna, ia mengepalkan tangannya dan memukul Kevin dengan membabi buta.
"Ish ... sakit, Mil. Aduh ... sakit, elah ...."
Mila masih belum puas memukuli Kevin.
"Aduh ... lo lagian makan aja ribet."
Mila menghentikan aksinya, dan memandang Kevin dengan kesal.
"Tapi itu jorok, Vin."
Kevin mengacuhkan Mila dan kembali makan dengan tenang.
Mengabaikan orang yang mempunyai makanan itu, seakan itu adalah makanan miliknya.
Setelah selesai ia menutup kembali kotak makan itu. Ia bingung bagaimana ia mencuci tangan.Tetapi ekor matanya menangkap Mila yang berdiri sambil membawa tisu dan berjalan menuju air danau dan membasahi tisu itu, sehingga muncul tetesan air.
Ia kemudian berjongkok di hadapan Kevin.
"Ini. Cuci tangan."
Kevin tercengang. Ia tidak menyangka Mila akan melakukan ini. Jantungnya kembali berdebar sama seperti ketika ia bertemu perempuan itu. Perempuan yang ia temui di rumah sakit. Tapi mana mungkin ia jatuh cinta pada dua perempuan sekaligus? Apalagi perempuan seperti Mila, yang tergolong ke dalam perempuan biasa saja, tetapi mempunyai mata indah.What!! Apakah ia baru saja memuji Mila? Si perempuan biasa saja. NO!!
"Ini. Pake tisu basah. Biar nggak bau." Mila menyerahkan tisu basah itu kepada Kevin.
"Kayak kamu."Kevin menghentikan gerakannya yang sedang mengusap tangannya dengan tisu basah. Ia menarik kuncir rambut Mila. Tidak terlalu keras. Mungkin.
"Aw ... sakit, Kevin ...."
Mila kemudian memukul Kevin kembali, dan berdiri dari keadaan berjongkoknya.Kevin hanya terkekeh pelan, dan membaringkan tubuhnya. Ia berbaring dengan berbantalkan satu tangan di belakang kepala dan tangan yang lain di atas dahinya. Sedangkan kakinya berselonjor dengan salah satu di tekuk.
"Vin, jangan tidur. Bentar lagi pelajaran Bu Rere."
Merasa tidak ada pergerakan dari Kevin, Mila mengguncang tubuhnya pelan."Apa lagi, Mil?"
"Bu Rere sekarang."
"Bu Rere lagi ada urusan, nggak bisa masuk kelas. Agi ngasih tau gue tadi sebelum kesini. Lo diem, jangan ganggu gue. Gue pengen tidur dulu. Ngantuk."
Mila berusaha percaya pada apa yang Kevin katakan. Ia takut itu hanya akal-akalan Kevin yang hobby bolos sekolah.
Sisa jam itu Mila habiskan dengan menikmati danau yang berkilau indah kala mendung sudah berganti dengan cuaca cerah, dan menunggu tuan nya terbangun.
***
Aku berubah pikiran 😂 masih seneng liat Kemil seperti ini. Jessica nanti aja dah 😂
Jangan lupa kritik dan sarannya ya guys! Feel free to comment.
Thanks ya guys buat read, vote, and comment nya
Sampai jumpa di chapter selanjutnya!
PenaAnisa
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU (COMPLETED)
FanfictionMila adalah seorang gadis cantik, dan pintar. Mila lebih senang menggunakan kacamata ketika ia sedang berada di sekolah, itu kebiasaanya sejak ia duduk di bangku sekolah dasar. Kevin adalah seorang pria pemalas, dan terkadang ia juga selalu bang...