8. Karir

105 9 0
                                    

Salut!

Mari kita kupas satu persatu kepahitan hidup Sienna!!

Selamat membaca!!

Sienna berlajan menuju ruangannya yang baru sembari membawa beberapa dokumen penting dalam pelukannya. Hari ini ia tidak lagi bekerja bersama dengan Yuura. Seperti yang Arnaud pernah bilang, kalau dirinya menunjuk Sienna sebagai penggantinya kelak, maka kini Sienna maju selangkah lebih dekat.

Perempuan itu melamun memikirkan banyak hal. Bukan hanya khawatir soal pekerjaannya, tapi juga khawatir soal hubungannya dengan Yuura.

Semenjak ia meninggalkan Yuura waktu itu, perempuan Asia itu tidak lagi bersikap seperti biasanya. Ia hanya berbicara kalau perlu, dan tidak lagi mengajaknya pergi setelah pulang kerja. Yuura menjauhkan diri dari Sienna.

Sienna menghela napas tepat sebelum dua orang perempuan berjalan kearahnya dan menabraknya, hingga semua dokumennya berantakan diatas lantai.

"Excusez-nous(maafkan kami)." Kata Nanawi sembari merendahkan tubuhnya dan membantu Sienna merapikan dokumennya yang terbengkalai diatas lantai.

Camille yang sejak tadi bersama dengan Nanawi ikut membantu, sembari sesekali melirik Sienna.

"Kalau dilihat dari dekat, kamu cantik sekali." Kata Camille yang entah sebuah pujian atau sindiran.

"Terima kasih." Jawab Sienna singkat. Mereka bangkit berdiri setelah mengumpulkan semua dokumen Sienna yang terjatuh tadi, kemudian saling menyunggingkan senyum canggung.

"Selamat atas pernikahanmu." Kata Nanawi.

"Ah, ya terima kasih." Jawab Sienna. "Aku akan pergi." Sambungnya sebelum akhirnya meninggalkan Nanawi dan Camille.

"Kita akan sering bertemu, kuharap kita bisa akrab." Seru Camille yang disambung dengan tawa kecil milik Nanawi.

"Akrab apanya." Sahut Nanawi berbisik.

Sienna tidak menghentikan langkahnya. Ia terus melangkahkan kakinya, tidak peduli dengan apa yang terdengar olehnya.

"Oh Tuhan, ini seperti mimpi buruk." Keluh Sienna setelah berada dalam ruangannya. Perempuan itu menghempaskan tubuhnya keatas kursi kerjanya yang nyaman, lalu memejamkan matanya.

"Sepi sekali." Gumamnya dengan mata terpejam. Memang suasananya berbeda sekali. Dulu ruangannya selalu penuh dengan canda tawa, lalu kini ia benar benar sendirian.

Ia terlihat seperti mendapatkan segalanya, padahal ia telah kehilangan semuanya.

***

Sienna keluar dari ruangan Arnaud sambil  memeluk beberapa berkas penting yang diberikan oleh atasannya itu.

Perempuan itu berjalan kembali ke ruangannya melewati sebuah kelompok yang sedang berkumpul didepan sebuah meja kerja sembari meliriknya sesekali.

Hiraukan saja. Katanya dalam hati. Ia sebenarnya sudah lelah mendengar gosip tentang dirinya. Tidur dengan banyak pria, menjadi pelacur eksekutif, dan yang terbaru adalah gosip tentang dirinya yang mendekati Arnaud untuk jabatan.

"Perempuan itu sudah gila." Kata salah satu dari kelompok itu.

"Pantas saja kan naik jabatan?" Sahut yang lain.

Sienna menghela napas lalu menguatkan dirinya untuk tidak gemetar. Perempuan itu terus melangkahkan kakinya hingga akhirnya masuk kedalam ruangannya.

CARPE DIEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang