Chapter4

993 72 3
                                    

______Please give me vote
And comment____________

And

Don't forget follow me!!!:))















🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀

"Siapa ini??!!" tanya arale sedikit berteriak. Saat ada dua tangan menutupi kedua matanya.

"Taraap!" Alex menjauhkan tangannya dari mata arale. Ia menunjukkan setangkai bunga mawar yang sengaja ia beli ditengah jalan saat menuju universitas."Ini!alex menyodorkan bunga mawar ke hadapan arale

Arale menatap takjub ke arah bunga lalu beralih memandangi alex. Arale tersenyum sembari mengambil bunganya."Thank's alex. Ini manis sekali."

Alex duduk disamping arale. "Kamu suka??"

Arale mengangguk.

"Aku tahu,Ar... Pada umumnya wanita memang suka bunga dan cokelat."

"Jadi,kau mencoba menggombal dengan bunga ini..??''

Alex tertawa."Tidak ara. Aku benar-benar tulus memberikannya. Untuk penyemangat hari ini."

Arale tersenyum.

"Nanti malam pesta penutupan ospek. Jadi,pasanganku ya???"Pinta Alex.

"Oke,baiklah.."

🎀🎀🎀🎀🎀

"Kau ini kenapa??" tanya max sambil menepuk bahu berlyn.

Berlyn membuang lengan max kasar."Singkirkan tangan sialan itu dari bahuku!!"

Spontan max mengangkat tangannya dari bahu barlyn."O-ow..kau sensitif sekali beberapa hari ini.

"Sudahlah max,jangan ganggu sahabat kita ini.Sepertinya dia sedang menstruasi...hahaha..."

"Fuck!!

Max dan marix saling pandang.
"Kau tidak ingin membeli sesuatu,Bar? untuk pesta penutupan ospek nanti malam? Kau harus bawa ini,siapa tahu ada yang kau incar untuk dibawa ke apartemenmu."Ujar max menyodorkan sebuah kondom

"Iya max ,benar. Kami sudah berkenalan dengan mahasiswi baru. Kau bagaimana?"

Barlyn bangkit dari duduknya. "Belikan aku obat perangsang!" Titah barlyn sambil berlenggang pergi.

Max dan marix saling pandang.

"Hei,bar siapa wanita beruntung yang akan kau tiduri?!" Teriak max.
Barlyn berhenti di ambang pintu,ia menoleh sekilas kearah dua sahabatnya itu lalu menyeringai.

🎀🎀🎀🎀🎀

Arale menatap wajahnya dicermin. Sesekali tersenyum sendiri.

"Udah...udah cantik kok."suara jeni membuat arale menghentikan senyumnya."Uh kamu ini,ya.."

Jeni duduk diranjang sambil menatap arale dipantulan cermin."Dandan buat siapa sih,cantik banget?hayoo.. Pasti buat alexander." Goda jeni

Arale memutar tubuhnya sampai menghadap sahabatnya. "Aku cuma pengen nampilin yang terbaik aja buat pesta malam ini." Ujar arale sambil tersenyum.

"Oke deh,berangkat yuk,udah jam8." Ajak jeny yang diangguki arale.

Arale bangkit lalu mulai melangkah ke arah nakas, mengambil clute lalu berjalan keluar apartemen diikuti jeni.

Jeni menstarter mobil tuanya ,lalu mulai melaju.

"Alex,udh berangkat belum ya?coba kirim pesan padanya."

          

"Udah jen. Katanya sih dijalan."

Jeni manggut-manggut."Ar,menurut kmu alex gimana?"

Arale menoleh kearah jeni."Gimana apanya nih?

"Iya alex kayanya punya rasa sama kamu,Ara."

Arale tampak berfikir sejenak."Gak tau jen,aku sih biasa aja sama dia. Tapi,aku akuin alex itu tampan dan juga baik."

"Hmm,...Kamu masih inget gandhi?" Tanya jeny kali ini menoleh ke arah arale.

"Awass jen..!" Teriak arale.

Dbrugh!!!

Jeni dan Arale tampak shock. Wajah mereka hampir membentur ke kaca. Untung mereka menggunakan selfbelt.

Seorang pria tegap berjalan keluar dari mobil yang tidak sengaja jeni tabrak. Lalu mengetok kaca mobil jeny dengan tidak sabaran.

Jeni menurunkan kaca mobilnya.Ia mengerutkan dahinya."Kau.?" Tanyanya seraya melirik mobil sport mewah milik pria itu.

"Turun!" Sentak Barlyn.

Jeni meneguk salivanya,sambil keluar. Lelaki itu menarik kasar lengan jeni. Melihat itu arale langsung turun dari mobil dan menghampiri mereka.

"Lepasin sahabatku!kamu ini kasar sekali,ya." Protes arale.

Barlyn membanting lengan jeni lalu beralih menarik lengan arale."Kalau begitu. Ganti kerusakan mobilku,kau paham!"Sentak barlyn dengan tegas.

"Mobil jeni juga rusak.. Lihat!" ara menunjuk bagian depan mobil jeni yang tampak penyok.

"Itu masalah kalian.Kalian yang salah."Barlyn tampak tidak terima

"Kalau begitu berapa kerugian yang harus dibayar?Jeny cukup mampu menggantinya. Jangan berbuat kasar kepada wanita!" Tekan arale.

Barlyn mengencangkan genggamannya. Sorot matanya menajam. "Sombong sekali kau kaka senior! Apa kau tau mobil jenisku ini? Bahkan kau menjual tubuhmu itu tidak akan sanggup membelinya."

PLAK!!

Arale menampar barlyn dengan tangan kanannya. Jeni melongo kaget.

Barlyn memegang sudut bibirnya. Terasa perih. Sedikit ada darah segar keluar."Kurang ajar kau!!" Teriak barlyn dan hendak melayangkan tamparan balik. Tentu saja jeny mencegahnya.

"Cukup!" Teriak jeni."Aku akan ganti semua kerugianmu. Kirim saja nomor rekeningmu.Jangan berbuat kasar pada arale barlyn. Jika kau berani aku akan melaporkanmu pada polisi. Jangan karena kau anak Billionaire kaya. Aku tidak sanggup melakukannya. Ayahku orang cukup berpengaruh."Jelas jeny tegas.

Barlyn tertawa sinis."Aku sudah tidak butuh ganti rugi kaka senior. Aku tidak butuh uangmu...sekarang aku lebih menginginkan ganti rugi dari TEMAN MISKIN mu yang kurang ajar ini.!" Tunjuk barlyn dengan menekankan kata teman miskin ke arah arale. Ia membanting lengan kiri arale kasar.
"Kau akan membayar mahal atas tamparanmu ini Kaka senior."Ujar barlyn ke dekat telinga arale sebelum pergi dan meninggalkan mereka.

Jeni memegang pundak arale. "Udah. Ga usah dipikirin ara!" Ucap jeni menenangkan.

Arale mengangguk. Pandangannya masih ke arah mobil barlyn yang mulai menjauh.

🎀🎀🎀🎀🎀

Seorang waiter mengantarkan segelas jus ke meja arale. Arale tersenyum ramah dan mengucapkan terimakasih.

Arale menggenggam gelasnya,lalu meneguknya sampai setengah. Padahal ruangan ber-Ac Tapi ia merasa kepanasan.Wajahnya celingukan mencari sosok jeny.

Walaupun jeni bilang tidak usah dipikirkan. Nyatanya,arale sedang memikirkan kata-kata barlyn dan penghinaan barlyn terhadap dirinya.
"Ara,dansa yuk?!" Ajak alex. Tapi rupanya arale tidak mendengarnya,ia malah sibuk bergelut dengan lamunanya.

Mine(Beetwen Us)Where stories live. Discover now