Song: End Game - Taylor Swift
Halo, don't forget to follow my instagram @augustin.rh cause i'll share many secret and fact about this story and you can also talk more closser with me. With love ❤❤❤
Happy Reading
****
Di dalam mobil yang dikemudikan Taylor, Allison terlihat sedang mengetik sesuatu pada ponselnya—menambahkan nama Julian Maximiller dalam rentetan black list sebagai sasaran dari pembunuh bayaran di bawah kendali gadis itu—tanpa memedulikan Luke yang sibuk membuka laman google untuk mencari tahu berita terkini mengenai keributan di Twickenham Stadium akibat perbuatan Allison dan Maximiller.
Sebenarnya Allison tidak berniat melakukan apapun untuk mencelakakan Maximiller dalam pertemuan negosiasi. Namun, karena kecurangan dan tindakan pelecehan seksual Maximiller terhadap Allison telah membuat gadis itu memutuskan membongkar semua strategi pecundang tersebut di khalayak publik. Sungguh tidak terlihat seperti pekerjaan Allison sebelumnya sebab jika mengingat bagaimana ia bekerja, kemungkinan besar Maximiller tidak akan kembali pada keluarganya.
Pria itu akan menghilang secara tiba-tiba atau meninggal karena sebuah kecelakaan yang direncanakan.
"Kita sudah sampai," ucap Taylor.
Tersadar akan ucapan Taylor, buru-buru Luke membuka pintu mobil kemudian mempersilakan Allison untuk keluar dan kembali mendampingi gadis itu memasuki hotel setelah mengucapkan terima kasih pada Taylor. Sudah tidak mengejutkan lagi bagi Luke jika Allison mengabaikan driver-nya karena beberapa hari lalu mereka sempat berbincang dan Taylor mengatakan bahwa Allison memang bukan tipe gadis bersahabat—cenderung dingin—tetapi seakan ada sesuatu yang ia sembunyikan.
"Apa kau terluka?" tanya Luke ketika mereka di dalam lift bersamaan saat Allison melepas long coat kemudian menyerahkannya pada Luke.
Allison melirik sesaat ke arah Luke kemudian mengambil lengan kiri Luke untuk mengetahui waktu yang tertera di arloji pria itu. "Sangat membuang waktu jika kau bertanya hal demikian, Luke. Kau telah mengetahui tugasmu di sini, bukan?"
"Aku melindungimu hanya karena kau orang Amerika dan di waktu bersamaan juga untuk melindungi keluargaku." Luke memasukkan tangan kirinya di saku celana kemudian mengalihkan pandangan ke arah kamera CCTV di dalam lift.
Mengingat serangkai kejadian di Twickenham Stadium telah membuat Luke menaruh rasa curiga bahwa kemungkinan, beberapa pekerja di hotel ini atau bahkan pemiliknya adalah salah satu bawahan Allison.
"Kau hampir membuat dirimu terluka akibat pisau lipat dari salah satu bawahan Maximiller, Allie." Baiklah, Luke tidak bisa menyembunyikan rasa khawatir setelah adegan pisau lipat dan sebuah tusukan yang nyaris mengenai gadis itu ketika mereka berjalan tergesa-gesa untuk menghampiri Taylor di parkiran Twickenham Stadium.
Suara tawa yang lembut terdengar dari bibir Allison. Ia tidak menyangka bahwa Luke benar-benar naif, padahal sebagai sosok yang sudah terlalu sering ditugaskan di medan perang tentu akan terbiasa dengan kondisi seperti tadi, bahkan melebihi dari rentetan kejadian di Twickenham Stadium. "Ternyata kau lembek sekali, apa kau akan pingsan jika berhadapan dengan banyak darah di medan perang?" Nada mengejek pun terdengar dari setiap kata Allison.
Luke mengembuskan napas, sadar bahwa pertanyaan Allison mengarah pada sebuah ejekan. Sebenarnya Luke tidak selemah itu, hanya saja dia tidak menyukai peperangan yang membuat orang lain terluka, padahal setiap masalah pasti bisa diselesaikan dengan cara damai. "Kau hanya tidak mengerti bagaimana rasanya melihat orang-orang tidak bersalah terluka, Allie dan aku tidak selemah yang kau pikirkan. Bukankah itu alasan mengapa kau memaksaku agar bergabung denganmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
You're All I See [TELAH TERBIT]
Romance[TELAH TERBIT di Grass Media Publisher] "Tidak ada kebaikan tanpa suatu kepentingan." Setidaknya itu prinsip yang dipegang oleh Allison Franklin. Baginya, hanya ada dua pilihan dalam menjalani hidup, menguasai atau dikuasai. Sosok Allison yang dike...